Travelling Stories and Medical Record

Home Top Ad

Tampilkan postingan dengan label Jawa. Tampilkan semua postingan

EnryMazniDotCom -  Weekend lagi guys, hehehe sepertinya setiap hari minggu saya harus meninggalkan rumah deh. Di hari minggu ini, seperti ...

EnryMazniDotComWeekend lagi guys, hehehe sepertinya setiap hari minggu saya harus meninggalkan rumah deh. Di hari minggu ini, seperti biasa masih bersama travelmate saya Firman Abdul menghabiskan waktu libur di dalam kota Jakarta. Nah, kegiatan minggu paginya kami isi dengan kegiatan CFD (Car Free Day), setelah itu, baru melanjutkan ke tempat lainnya. Sepertinya ini menjadi rutinitas kami di setiap minggu, yahhh kalau memang tidak bisa setiap minggu paling sedikit dalam 4 kali minggu, kami bisa 2 atau 3 kali melakukan jalan jalan di Ibu kota ini. Hitung hitung mencari hiburan, karena di weekday menghabiskan waktu dengan rutinitas masing masing.

Ok, tujuan kami minggu ini adalah ke perkampungan betawi, atau lebih dikenal dengan perkampungan budaya betawi setu babakan. Untuk menuju kesini, kami menggunakan KRL (kereta rel Listrik) dari stasiun Sudirman arah ke Bogor, dan berhenti di stasiun Lenteng Agung. Sampai di stasiun Lenteng Agung, kami mengambil arah keluar sebelah kanan sampai dijalan utama, selanjutnya, untuk lebih cepat dan bebas macet sampai di perkampungan budaya betawai setu babakan, kami menggunakan jasa ojek online, selain mudah dan cepat, ongkosnya juga murah kok, dibanding menggunakan ojek konvensional. Dan kalau menggunakan angkutan kota *ehh ada apa tidak seh angkot tujuan setu babakan*, silahkan riset lebih lanjut.

Perkampungan budaya betawi setu babakan terletak di daerah srengseng sawahan, ini merupakan sebuah area yang disetting mirip dengan sebuah perkampungan orang orang betawi. Ya, ini adalah perkampungan budaya betawi yang dikhususkan untuk berbagai macam pergelaran ragam budaya betawi tentunya. Beruntung sekali rasanya bisa berkunjung pada saat ini, kebetulan disini lagi ada pagelaran kebudayaan masyarakat betawi dengan berbagai macam acara didalamnya.
Perkampungan Budaya Betawi
Perkampungan Budaya Betawi
Pergelaran budaya betawi yang berlangsung di unit pengelolaan kawasan perkampungan budaya betawi, diisi dengan budaya khas betawi seperti Lambang Kromong, Lenong Betawi, Marawis, Palang Pintu, Tarian Betawi, Ondel Ondel, Samrah, Rebana Biang serta tidak ketinggalan Kuliner Betawi. Acara yang berlangsung dari pukul 08.30 sd 14.00 WIB ini juga di meriahkan artis senior dan seniman betawi asli Burhan dan H Bolot. Siapa seh yang tidak kenal dengan artis senior H Bolot yang sudah aral melintang di dunia seni sudah puluhan tahun, saya mengenal sosok beliau di dunia artis waktu masih SD dulu, dan sampai sekarang beliau masih eksis di dunia seni, dan seolah olah beliau merupakan gambar budaya betawi. Sehat selalu ya pak H Bolot.


Saat saya sampai di lokasi, sedang berlangsung pergelaran lenong betawi, tanpa basa basi saya pun langsung mencari posisi tempat duduk paling depan, lenong betawi yang berlangsung di gedung baru Amphi Teater ini, sangat ramai dan meriah, terlihat para penonton yang sudah memenuhi setiap sudut balkon tempat duduk. Selain itu, kepala dinas pariwisata dan pejabat negara menempati kursi VIP saat pergelaran lenong berlangsung. Banyak pesan sosial dan moral yang disampaikan dalam pergelaran lenong betawi.

Sayang sekali, saya hanya bisa menyaksikan pergelaran lenong hanya sebentar, dikarenakan waktu sudah menunjukkan hampir pukul 12.00 siang dan acara harus berhenti sebentar untuk ISOMA, dan dimulai lagi pada pukul 13.00 siangnya. Tapi, jelang waktu istirahat, saya langsung menuju booth kuliner khas betawi. Nah, ini moment yang paling saya sukai. Pokoknya kalau sudah berhubungan dengan 'dunia' makanan sangat sayang sekali untuk dilewatkan, dan ini menjadi kesempatan bagi saya untuk mencicipi dan mengenal berbagai khas makanan betawi di kampung budaya betawi setu babakan ini.
Para Pejalan - Enry, Firman - Kampung Betawi
Para Pejalan - Enry, Firman - Kampung Betawi
Saat memasuki tenda pertama kali, sudah terlihat jejeran booth yang menggelar berbagai macam jenis makanan khas betawi, ada laksa betawi, ada beer pletok, ada roti buaya mini, ada es selendang mayang, dan yang sudah fenomenal adalah kerak telor. Untuk makan siang kali ini saya mencoba laksa betawi yang isinya ada toge, lontong, mie putih, oncom dan lain lain, rasanyaaaaaa mmmmm yummmy. Satu porsi laksa betawi seharga Rp 15.000, harga yang terjangkau untuk seporsi laksa betawi pada event ini.

Beer Pletok, saya tidak mencicipinya, pada dasarnya saya kurang suka dengan minuman berbahan dasar rempah. Untuk mengetahui bagaimana rasanya, mungkin travelmate saya Firman Abdul bisa menjelaskan lebih detail, hehehe dan menurut dia seperti wedang jahe. Selanjutnya, saya ikutan antrian untuk mencoba es selendang mayang, tapi sayang, karena ramainya para peminat, sehingga mpok yang jualnya sedikit repot melayaninya, ditambah lagi sikap ibu ibu yang antri pada tidak sabar, dan ingin dapat duluan. Pada akhirnya saya menyerah dan kalah saing dengan ibu ibu lainnya sehingga tidak kebagian lagi.

Beraneka budaya betawi yang saya jumpai dalam pagelaran ini. Dalam kawasan perkampungan budaya betawi, terdapat beberapa rumah rumah panggung khas orang betawi, selain itu juga terdapat beberapa gazebo disediakan oleh pihak pengelola. Fasilitas lainnya juga tersedia toilet dan mushola bagi para pengunjung, dan tak lupa juga tempat sampah di setiap sudut perkampungan betawi ini. Acara yang digelar secara gratis ini pun harus saya sudahi, karena saya akan melanjutkan ke lokasi diluar area perkampungan yang juga bagus untuk lokasi wisata keluarga. Ada sebuah danau yang lumayan luas dan cukup teduh untuk bersantai sambil menikmati pemandangan danau.


Danau yang bersebelahan dengan lokasi perkampungan betawi ini, memang dijadikan lokasi untuk bersantai sambil menikmati danau. Banyak warung warung kecil sepanjang kiri kanan jalan pinggiran danau, warung makan, souvenir khas betawi,bahkan kita bisa menyaksikan "live cooking" pembuatan dodol betawi loh. Selain danau, juga ada rumah adat betawi untuk dikunjungi. Kebetulan sekali waktu saya ke sana , anak anak lagi latihan tarian betawi dipelataran tidak jauh dari rumah adat betawi. Jadi, selain kawasan perkampungan budaya betawi, kita juga bisa berkunjung ke danau dan rumah adat betawi.

Nah, bagi warga Jakarta dan para wisatawan jangan lupa untuk memasukkan perkampungan budaya betawi ini kedalam daftar kunjungan kamu. Sangat cocok bagi travelers yang suka akan wisata budaya.


Tonton Juga Videonya



'Keep Traveling Keep Writing'

EnryMazniDot - Happy weekend guys!, kemana weekend kamu minggu ini?. Sebenarnya banyak cara untuk menghabiskan liburan, seperti piknik seke...

EnryMazniDot - Happy weekend guys!, kemana weekend kamu minggu ini?. Sebenarnya banyak cara untuk menghabiskan liburan, seperti piknik sekeluarga ke tempat tempat wisata, nongkrong sambil kulineran bersama teman, atau hanya menghabiskan waktu kumpul keluarga dirumah saja. Semuanya bisa kita lakukan dengan cara kita masing masing cara menghabiskan waktu liburan. Nah, dihari minggu ini saya bersama dua orang teman lainnya, menghasbiskan weekend di kebun binatang ragunan, salah satu tempat wisata keluarga selain Monas dan museum museum yang ada di ibukota Jakarta. Kami bertiga memang selalu bersama disetiap ujung minggu, menghabiskan liburan bersama berkeliling Jakarta dan kadang kadang kami juga berlibur ke luar Jakarta seperti Cirebon, Purwakarta, Cianjur dan Bogor.
Menu Makanan Khas Banjar
Menu Makanan Khas Banjar
Biasanya untuk memulai aktifitas liburan dihari minggu, kami mulai dengan CFD (Car Free Day) dan sehabis itu lanjut ke tempat tempat kulineran. Untuk minggu ini kami memulainya dengan kulineran masakan Banjar, kebetulan banget dua orang teman saya ini masih berdarah Banjar. Agenda jalan jalan hari ini setelah kulineran makanan Banjar, kami mau wisata ke kebun binatang ragunan dan lokasinya juga tidak jauah dari tempat kulineran kami.
Yap, tujuan kulineran hari ini di Soto Banjar daerah Cilandak, diresto ini tidak hanya menyediakan menu soto saja ya, tapi beraneka macam masakan khas Banjar tersedia, dari mulai kue sampai dengan makanan berat lainnya. Ini kunjungan kedua kalinya kami di resto ini, dan untuk menu makanan yang kami pesan pagi ini adalah Ketupat Kandangan, ketupat dengan kuah santan putih dengan tambahan seekor ikan goreng haruan diatasnya. Ada ayam masak habang (merah) dipadukan dengan nasi kuning, soto banjar dan beberapa macam kue kue khas banjar.
Para Pelahap Maut
Para Pelahap Maut

Kebun Binatang Ragunan

Tujuan selanjutnya adalah kebun binatang ragunan, ini pertama kalinya saya masuk ke sini setelah 1 tahun hidup di Jakarta. Maklum, saya orangnya tidak suka jalan *hahaha ngelessss ne*. Tidak ada rencana sebelumnya kalau mau ke sini, dan semuanya hanya ide dadakan. Lagi pula tidak ada salahnya sekali sekali nge trip ke tempat wisata keluarga ini, melihat berbagai macam satwa penghuni ragunan. Melihat tingkah laku hewan hewan yang sesekali mengundang tawa dan senyum senyum sendiri.

Untuk akses ke Ragunan, yang paling gampang dan murah adalah menggunakan Trans Jakarta (Tj) cukup membayar ongkos Rp 3500 kamu sudah sampai di Halte bus Trans Jakarta Ragunan. Saat ini, untuk masuk ke kebun binatang Ragunan sudah tidak bisa membeli tiket pakai uang tunai, pihak pengelola sudah menerapkan sistem kartu. Harga kartu nya sebesar Rp 30.000 per kartu dengan saldo didalamnya Rp 20.000. Dengan saldo sebesar Rp 20.000 bisa untuk sejumlah 5 orang masuk ke Ragunan. Kartu yang di keluarkan oleh Bank DKI ini bisa kita beli ditempat penjualan tiket masuk kebun binatang ini.

Karena masih penerapan sistem baru, masih banyak masyarakat atau pengungjung yang bingung dengan gunanya kartu tadi. Padahal menurut saya pribadi itu sangat bagus, karena selain mengurangi penggunaan kertas sebagai tiket, juga memudahkan petugas loket yang tidak perlu menyediakan uang kembalian apabila masih menerapkan sistem manula atau tunai. Sudah saatnya kita mulai berbenah sedikit demi sedikit, untuk selangkah lebih bila dibandingkan dengan negara tetangga yang semuanya sudah lebih mudah dengan menggunakan sisem kartu.

Kartu yang dijual oleh pengelola Ragunan dari Bank DKI ini, selain digunakan untuk masuk ke kebun binatang Ragunan, kartu ini juga bisa dipergunakan untuk pembayaran ongkos Trans Jakarta dan Kereta Rel Listrik (KRL). Kartu Jakarta Card ini berfungsi seperti emoney emoney dari bank bank nasional lainnya, tapi sangat disayangkan untuk masuk ke Ragunan hanya berlaku emoney dari Bank DKI saja, dan menurut saya sedikit ada sabotase pasaran. Kenapa tidak memberlakukan semua emoney seperti emoney bank mandiri, flash BCA dan lain lainnya.

Ok, kembali ke kebun binatang Ragunan.  Walaupun hari ini cuaca mendung dan akhirnya turun hujan, tidak menyurutkan langkah saya untuk berkeliling kebun binatang ini. Ditemani gerimis gerimis nan manjah *lebayyyyy oii*, satu persatu saya mengunjungi kandang kandang hewan penghuni Ragunan. Dan kandang pertama yang saya kunjungi adalah Jerapah, tapi sayang jerapahnya berada di dalam rumahnya, mungkin dikarenakan hujan gerimis jadi jerapahnya dikurung ke dalam kandang rumah.
Trio On Weekend - Ragunan Zoo
Trio On Weekend - Ragunan Zoo
Selanjutnya saya bertandang ke kandang Rusa, lumayan bisa melihat rusa secara langsung dari balik pagar besinya. Sekali sekali kami wefie bareng sama rusanya, sayang kita tidak diperbolehkan untuk memberi makan rusa dan hewan hewan lainnya. Karena setiap kandang hewan disini sudah beri tulisan peringatan untuk tidak memberi makan hewan, mengganggu hewan, melempar benda apapun ke dalam kandang, pokoknya aktifitas yang bisa menganggu para hewan ini.

Menikmati hari minggu bersama dua orang teman pun menjadi lebih menyenangkan, meskipun kami menghabiskan waktu bersama melihat beraneka hewan hewan di kebun binatang ini. Meskipun cuaca hari ini sedikit gerimis, tetapi tidak menyurutkan langkah saya untuk berkeliling ke setiap kandang kandang penghuni Ragunan. Dari mulai Rusa, Gajah, Kapibara, Zebra, Jerapah, Buaya Muara, Singa Africa, Harimau Sumatera, Harimau Putih, Beruang, Orang Utan dan masih banyak lagi.
Wefie With Rusa - Ragunan Zoo
Wefie With Rusa - Ragunan Zoo
Untuk urusan makanan, jangan takut, disini banyak tersedia warung warung makan bertenda sampai tempat makan emperan di pinggir trotoar hanya berbentangkan alas terpal. Sebaiknya untuk pedagang kaki lima dipinggiran jalan seperti ini jangan diberi izin, lebih baik semuanya dikumpulkan pada satu area seperti food court gitu. Jadi, lebih tertata rapi dan enak dipandang. Meskipun pihak pengelola juga sudah menyediakan area untuk berjualan, tetapi tetap saja masih banyak ditemui pedagang pedagang dipinggiran trotoar jalan.

Selain para pedagang dipinggiran trotoar jalan, saya juga melihat mobil mobil yang mondar mandir di dalam ragunan. Ini menurut saya sangat tidak membuat nyaman para pengunjung pejalan kaki, kenapa mesti mobil pengunjung lainnya diperbolehkan mondar mandir di dalam area Ragunan ini?, ENTAHLAHHH saya juga tidak tahu persis alasan dari pihak pengelola kebun binatang Ragunan membolehkan mobil masuk dan mondar mandir.

Adapun fasilitas yang patut saya acungkan jempol adalah tersedianya toilet gratis, selain gratis bersih banget. Karena disetiap toilet dijaga oleh satu orang cleaning service, untuk menjaga toilet tetap bersih dan tidak bau. Karena toiletnya sudah bersih banget, jadi penggunan jasa toilet tidak diperbolehkan menggunakan alas kaki ketika masuk ke toilet. Apabila fasilitas umum sudah seperti ini, kita sebagai pengguna hendaklah sama sama saling menjaga agar tetap bersih.

Selain toilet, sepanjang area kebun binatnag ini juga terlihat bersih dari sampah sampah pengunjung, karena dipihak pengelola banyak menyediakan tempat tempat sampah di berbagai lokasi. Dan jangan pernah coba coba untuk membuang sampah sembarangan, karena jika kedapatan akan di denda sebesar Rp 500.000. Ingat kitalah yang harus memulainya dari pribadi masing masing untuk menjaga bumi kita ini bersih *Duta Sampah haha*.
Baca Juga : 15 Hari Keliling Jawa - Menuju Karimun Jawa 'Pulau Liburan'
Wisata ke kebun Binatang Ragunan sangat cocok bagi wisata keluarga, membawa anak anak untuk mengenal jenis jenis hewan secara langsung. Berwisata sambil edukasi buat anak anak, bagi keluarga yang membawa bekal dari rumah juga bisa disini, ada banyak tempat tempat dibawah pepohonan yang teduh untuk digelar tikar. Menikmati makan siang bersama keluarga tercinta, nah karena kami tidak satu keluarga dan beda dinasty *hahaha*, kami menyantap makan siang di emperan warung warung pinggiran, dengan duit yang terbatas terpaksa kami hanya memesan satu porsi mie pecal berikut bakwan, tahu goreng sebagai aksesoris tambahannya.
Makan Siang Irit - Ragunan Zoo
Makan Siang Irit - Ragunan Zoo
Overall, Ragunan saat ini sudah lebih baik dan mulai berbenah diri, dari segi fasilitas umum, sistem pembelian tiket secara elektronik, dan kebersihan kebun binatang ini patut diacungkan jempol. Karena sudah menjelang sore, saya bersama dua sahabat Firman Abdul dan Tante Yenyen Amoy mohon izin pulang dulu ya. Dan jangan lupa bawa keluarga, kerabat, sahabat anda ke kebun binatang Ragunan, berwisata sambil beredukasi.

Watch The Video

Keep Traveling Keep Writing

EnryMazniDotCom- Berada di pulau jawa untuk beberapa waktu, membuat saya mempunyai kesempatan yang sangat besar untuk melampiaskan hobi ja...

EnryMazniDotCom- Berada di pulau jawa untuk beberapa waktu, membuat saya mempunyai kesempatan yang sangat besar untuk melampiaskan hobi jalan jalan saya. Walaupun tidak semua penjuru di pulau jawa bisa saya kunjungi, tapi setidaknya bisa berkunjung ke beberapa daerah atau kota kota besar di pulau jawa. Mempunyai waktu yang singkat selama berada di sini, alhamdulillah sampai saat ini saya sudah menginjakkan kaki di beberapa tempat seperti, Bogor, Purwakarta, Bandung, Cirebon, Semarang, Jepara, Karimun Jawa, Madiun, Surabaya, Sukabumi dan Gunung Padang Kab. Cianjur. Semoga di sisa waktu yang ada saya masih bisa melanjutkkan ke beberapa kota atau daerah lainnya di pulau jawa, berbicara tentang tujuan wisata di pulau jawa, saya ingin berbagi sedikit cerita tentang perjalanan saya yang baru baru ini. Perjalanan bersama "Trio Kompak" ini, hanya membutuhkan satu hari saja. Kenapa saya menyebutnya Trio Kompak? karena setiap trip di weekend kami selalu bertiga.
Trio Kompak
Trio Kompak
Ini adalah One Day Trip (ODT) nya Trio Kompak, sebelum berbagi cerita saya perkenalkan dulu para pemainnya. Ada Firman Abdul yang tidak bisa tertawa lepas kalau lagi bertiga (Jaim), ada Tan Yen si ceriwis yang menghidupkan suasana perjalanan kami dan selalu ada bahan buat ketawa dan saya sendiri Enry Mazni yang selalu di harapkan kehadirannya di setiap perjalanan mereka *Kepedean*. Adapun tempat wisata yang bakalan kami kunjungi adalah Gunung Padang Kab. Cianjur Provinsi Jawa Barat. Sebuah lokasi peninggalan purba kala yaitu situs tradisi megalitik yang terletak di desa karyamukti kecamatan Campaka. Sebelumnya, mari kita mengenal sedikit sejarah tentang Situs Megalitik Gunung Padang ini, situs peninggalan zaman prasejarah ini mempunyai daya tarik sendiri untuk dikunjungi.

Situs Megalitik - Gunung Padang

Satu lagi lokasi wisata sejarah yang terdapat di Indonesia, tepatnya di Provinsi Jawa Barat. Situs Megalitik merupakan sebuah situs prasejarah peninggalan kebudayaan megalitikum, situs ini berada di desa Karyamukti  Kab Cianjur, situs ini dikelilingi lembah lembah yang sangat dalam dan dahulunya tempat ini dikeramatkan oleh warga setempat karena menganggapnya sebagai tempat Prabu Siliwangi dan raja Sunda membangun istana dalam semalam. Adapun fungsi nya diduga sebagai tempat pemujaan bagi masyarakat yang tinggal disini pada 2000 SM, ada beberapa orang mempercayainya kalau situs ini mempunyai keterkaitan dengan Piramida di Mesir, karena bentuknya yang mirip didalam ruangannya dan dari segi umur situs ini lebih tua dari Piramida Mesir tadi. Sampai saat ini, penelitian pun masih tetap dikembangkan. Jadi, situs Megalitik ini menjadi salah satu tempat yang wajib dikunjungi, apalagi bagi para pecinta sejarah merupakan keharusan untuk datang melihat secara langsung.
Situs Megalitikum
Situs Megalitikum
Akhirnya, kesampain juga untuk datang melihat langsung situs sejarah ini. Perjalanan saya mulai dari stasiun jakarta kota menggunakan krl menuju Bogor, krl pertama menuju Bogor pukul 05.30 menurut jadwal, tapi saat itu krlnya sedikit molor tapi syukurlah masih bisa tepat waktu sampai di stasiun Bogor walaupun sedikit mepet ya. Karena dari stasiun Bogor saya harus pindah stasiun lagi ke stasiun Paledang menggunakan kereta api pangrango tujuan Sukabumi, jadwal kereta pertama pukul 08.05 cukup bayar ongkos Rp 25.000, tapi waktu itu saya dapat disc potongan Rp 5000 menjadi Rp 20.000/one way dan pembelian tiket bisa langsung di web kereta nya. Adapun lama waktu tempuh dari Paledang Bogor menuju Sukabumi lebih kurang 2 jam, tepat pukul 10.05 saya sampai di Sukabumi dan harus naik kereta api lagi menuju stasiun Lampegan, lagi lagi waktu nya meet sekali, karena kereta pertama menuju Lampegan pada pukul 10.20, dan pembelian tiket nya bisa langsung di loketnya, karena tidak tersedia secara online. Ongkosnya juga terbilang murah, hanya Rp 3000 untuk sekali jalan dengan jarak tempuh lebih kurang 40 menit. Untuk kereta api dari Sukabumi ke Lampegan ini, para penumpang tidak mendapatkan nomor tempat duduk, ya jadi kita bebas aja mau duduk dimana aja, kalau beruntung ada kursi kosong kalau tidak? ya terpaksalah berdiri saja sampai ke tempat tujuan.
We Are Firman,Enry,Tanyen
We Are Firman,Enry,Tanyen
Lampegan memang stasiun kecil yang dikelilingi perbukitan perkebunan teh, jadi udaranya segar sekali dan adem pastinya. Walaupun saat ini sudah menunjukan jam 11 lewat, tapi tetap saja udaranya sedikit sejuk, saat turun dari kereta, kami bertiga di hampiri sama akang akang tukang ojek, mereka menawarkan jasa antar menuju Gunung Padang, tapi karena kami belum mau langsung ke sana jadi tawaran akang ojeknya kami tolak sementara alias belum mau nego harga dulu. Ya, seperti biasa kami mau berpoto dulu di depan gerbang terowongan  yang dilewati kereta api tadi. Selesai poto poto ala ala mode majalah barulah kami kembali ke ruang tunggu dalam stasiun sambil menunggu travelmate saya ke toilet. Travelmate saya yang satu ini orangnya beseran alias pantang lihat toilet bawaanya mau ke sana terus. Negosiasi antara kami dengan akang ojeknya pun dimulai, awalnya dia nawarin Rp 100.000/PP, tapi itu masih kemahalan karena berdasarkan artikel yang dibaca untuk sewa ojek dari stasiun Lampegan ke situs megalitik gunung padang paling mahal Rp 70.000. Akhirnya kami masih lanjut bernegosiasi dari harga awal yang ditawarkan, Akang ojeknya masih saja bertahan dengan harganya, setelah negosiasi yang cukup alot akang ojeknya pun perlahan lahan menurunkan harga menjadi Rp 90.000 dan ini masih aja kemahalan. Dan kamipun masih tetap bertahanan dengan harga Rp 70.000, kemudian akang ojeknya nyerah dan kita pun deal dengan harga RP 70.000/PP.

Untuk sewa ojek pergi dan pulang seharga Rp 70.000 masih cukup murah, karena akang akang ojeknya bakalan nungguin kita sampai selesai, ya paling lama 2 atau 3 jam an lah karena lokasi situs megalitik tidak terlalu luas untuk dikelilingi. Dengan 3 kendaraan perjalanan menuju gunung padang bermula, jalan yang dilewati lumayan mulus walau sesekali jumpa aspal yang rusa, sepanjang perjalanan kita disuguhi dengan pemandangan perbukitan perkebunan teh dan ladang warga. Waktu tempuh ke lokasi lebih kurang 20 sd 30 menit dengan medan jalan turun naik plus udara segar sepanjang perjalanan. Transportasi disini hanya ada ojek saja, tidak ada tranportasi umum, jadi ya kalau mau ke sini dari Lampegan satu satunya jalan ya sewa ojek dari stasiun.
View Situs Dari Atas
View Situs Dari Atas
Untuk tiket masuk nya seharga Rp 5000/orang, dan jangan lupa untuk mengisi buku tamu di loket saat membeli tiket tadi, tujuannya supaya pengunjung yang data terdata dari mana asalnya *mungkin ya*. Kami pun langsung ke pintu masuk dan melanjutkan ke lokasi situs megalitiknya, nah sedikit tantangan ne untuk menuju ke sana, karena kita harus berjalan menanjak yang lumayan tinggi kira kira seperti tanjakan perkebunan teh. Jalan masuk dan keluar dari situ ini pun di bedakan, jadi tidak perlu takut kalau berdesak desakkan seandainya para pengunjung suatu saat nanti membludak *amin*. Sesampai di atas saya beristirahat sebentar untuk atur pernafasan setelah menanjak dan lumayan capek. Hamparan reruntuhan bebatuan sisa sisa prasejarahpun menyambut kedatangan kami, rumputan hijau menambah keindahannya. Sesekali pandangan saya lepas ke arah perbukitan di sekitarnya, sambil melihat ulah pengunjung lain yang sibuk dengan selfi selfi di setiap sudut lokasi, dan kamipun segera akan melakukan hal yang sama nantinya *haha Groufie*.

Tidak banyak seh yang bisa dilihat disini, hanya reruntuhan bebatuan yang menurut saya ya hanya bebatuan biasa, tidak nampak berbentuk sesuatu seperti candi candi. Jadi kurang dapat menikmatinya, Disini juga terdapat beberapa warung warga  yang menjual makanan makanan kecil dan nasi juga, aktifitas para pengunjung termasuk saya selama berada disini hanya duduk duduk saja sesekali melihat lihat reruntuhan batuan situs megalitik. Tidak ada aktifitas lain yang bisa dilakukan selain duduk sambil menghirup udara segar perbukitan dan pemandangan lepas perkebunan teh nan jauh di bukit seberang *hahaha*. Merasa sudah cukup untuk berada disini, kamipun akhirnya memutuskan untuk kembali ke bawah sekalian mau makan siang dulu di warung bawah. Jam sudah menunjukkan pukul 13. an, dan akang tukang ojeknya merekomendasikan jam 14.00 an sudah harus tiba di stasiun Lampegan mengingat kereta api tujuan Sukabumi akan berangkat pada pukul 14.40. Selesai makan, kamipun langsung kembali ke stasiun karena perjalanan di gunung padang sudah cukup dan tidak perlu berlama lama, karena setelah sampai di Sukabumi kami akan berkulineran sebelum lanjut pulang ke jakarta. Sesampai di stasiun, dan saatnya menyelesaikan pembayaran sama akang ojeknya, setelah itu lanjut beli tiket kereta Lampegan ke Sukabumi seharga Rp 3000 dan lagi lagi harus buru buru naik biar dapat tempat duduk, karena kereta apinya tidak menetapkan no tempat duduk saat pembelian tiket.
My Travelmate Tan Yen, Firman
My Travelmate Tan Yen, Firman
Sebenarnya niat awal seh mau langsung keretaan dari Sukabumi ke Bogor, tapi apakan daya tiketnya sudah habis untuk sore itu. jadi, sesampainyadi Sukabumi kamipun melanjutkan dengan kendaraan umum dari terminalnya. Keluar stasiun kereta saya bareng travelmate dua lagi melanjutkan berjalan kaki menuju terminal, dengan bermodalkan tanya sana tanya sini kamipun memulai mulai melangkah menuju tujuan. Sambil berjalan menuju terminal kami memanfaatkan untuk berkulineran sore, ya namanya "Trio Kompak" kalau sudah trip bertiga ingatnya makan mulu dan suasana trip yang selalu heboh dengan tawa lepas kami masing masing. Sore ini kami mencoba nasi bakar kemangi, sate jengkol dan sate hati, nasi bakarnya maknyus banget, dengan balutan daun pisang lalu dibakar untuk langsung disantap panas panas. Beres dengan nasi bakar kemangi kamipun melanjutkan menuju terminal, lagi lagi saya hasrat makan saya timbul ketika melihat ada bapak bapak penjual jagung rebus dengan menggunakan sepeda berdiri tepat di persimpangan jalan, sayapun langsung menghampirinya dan membeli 3 buah jagung rebus manis seharga Rp 5000. Jagung pun saya nikmati sambil berjalan menuju terminal, tak terasa sudah 2 buah aja jagungnya saya lahap sendirian karena dua orang travelmate saya tidak tertarik untuk mencobanya, ya sudah berarti saya dong yang menghabiskannya. Sebenarnya lokasi terminal bisa di tempuh dengan lebih cepat, tapi namanya juga ini trip "Trio Kompak" wajib memasukkan agenda kulineran atau yang penting pokoknya makan makan diperbanyak. Ini aja sudah mau sampai ke terminal bus kami masih singgah ke sebuah cafe dengan menu utama berbahan durian, pesanan semangkok es durian dan seporsi durian goreng pun mengakhiri wisata kulineran untuk hari ini. Dan pada akhirnya kamipun berhasil sampai di terminal.

Tak tersa sudah pukul 17.00 dan kami harus segera sampai di Bogor agar bisa melanjutkan menuju Jakarta dengan KRL terakhir. Rencana awal mau naik bus dari Sukabumi ke Jakarta tepatnya di terminal Kalideres, setelah dapat informasi dari akang akang terminal katanya bus ke Jakarta terkhir jam 16.00, andaikan tadi tidak kulineran mungkin kami masih dapat kesempatan pakai bus langsung ke Jakarta. Pilihan lainnya adalah menggunakan mobil travel yang banyak ngetem di depan terminal menuju Bogor, karena tidak ada pilihan lain akhirnya kami naik travel dengan ongkos Rp 25.000/orang. perjalanan menuju Bogor lebih kurang dua jam, tergantung macet apa enggaknya. Perjalanan malam menuju Bogor di iringi hujan yang lumayan lebat, dan ini kesempatan untuk istirahat sejenak selama perjalanan.
Baca Juga : Perjalanan Singkat Ke Purwakarta
Sayang sekali perjalanan kami memakan waktu lama, karena menjelang masuk kota Bogor terjadi kemacetan panjang sehingga kendaraan banyak yang terlambat sampai Bogor. Karena takut terlambat sampai ke stasiun Bogor, akhirnya kami memutuskan untuk turun di tengah kemacetan sambil hujan hujanan.
Dan akhirnya kami menuju stasiun Bogor menggunakan ojek online untuk menghindari kemacetan dan tentunya akan lebih cepat pastinya. Sesampai di stasiun Bogor kami pun segera menuju ke peron 3 yaitu KRL tujuan Jakarta Kota, dalam KRL kami tidak mau menyianyiakan kesempatan untuk istirahart tidur lagi menjelang sampai tujuan, dan salah satu travelmate saya pun turun di stasiun Manggarai dan saya dengan teman satu lagi mengakhiri perjalanan di stasiun Jakarta Kota. Alhamdulillah perjalanan singkat para "Trio Kompak" hari ini berjalan lancar dan berjalan dengan penuh kekenyangan *hahaha*.

'Keep Traveling Keep Writing'

EnryMazniDotCom- Ini adalah hari yang ke 6 saya melakukan perjalanan keliling jawa, ya, di hari ini saya melanjutkan perjalanan dari Jepar...

EnryMazniDotCom- Ini adalah hari yang ke 6 saya melakukan perjalanan keliling jawa, ya, di hari ini saya melanjutkan perjalanan dari Jepara meunuju Karimun Jawa. Siapa yang tidak kenal dengan pulau yang satu ini, memang awalnya saya tidak mempunyai rencana untuk ke Karimun Jawa, karena beberapa informasi dari teman teman traveler lainnya, kita akan sedikit kesulitan disana nantinya. Karena banyak para turis yang berkunjung ke sana datangnya secara berkelompok melalui travel agen atau ikut open trip yang saat ini banyak sekali bertebaran di grup grup traveling. Sedikit pesimis seh sebenarnya, tapi ini menjadi suatu tantangan tersendiri saya untuk mencoba ber solo trip ke Karimun Jawanya. Riset tentang Karimun Jawa pun saya lakukan, mencari informasi sebanyak banyaknya tentang cara ke sananya, penginapan dan yang terpenting adalah bisa melakukan snorkeling ke beberapa pulau pulau di sekitaran Karimun Jawa. Ya, seperti diketahui bersama, untuk aktifitas hopping island memang memerlukan biaya yang tinggi, apalagi kalau sendirian bisa bisa kantong langsung bolong untuk nyewa kapal nya. Makanya saya masih perlu mencari informasi tentang share cost, apakah nanti di sana bisa share cost? sementara saya jalannya sendirian.
Karimun Jawa
Karimun Jawa
Berdasarkan beberapa artikel, akhirnya saya dapat pencerahan tentang backpacker an ke sananya, ada beberapa artikel yang merekomendasikan untuk menghubungi pak Anto. Ya, pak Anto bisa membantu kita yang solo traveling untuk menikmati keindahan bahari Karimun Jawa. Jadi kita tidak harus datang berrombongan untuk mendapatkan biaya yang lebih murah. Beberapa hari sebelum keberangkatan saya sudah menghubungi pak Anto, kalau saya akan datang ke sana nya sendirian. Selain menyediakan paket tour Karimun Jawa, pak Anto juga mempunyai homestay di rumahnya dan tergolong murah banget. Homestay yang sekaligus menjadi tempat tinggal nya ini sangat bersih dan lokasinya dekat dengan pelabuhan kedatangan. Untuk tarif nya per malam Rp 80.000/Malam/2 orang, karena saya sendirian pak Anto memberikan diskon harga menjadi Rp 70.000/malamnya. Selain itu saya juga bilang ke pak Antonya, kalau nanti pas tour hopping islandnya diikutkan ke rombongan yang lain, karena kalau harus menanggung biaya kapal nya sendirian mahal sekali. Bagi yang butuh no pak Anto bisa menghubungi beliau via whatsapp juga di 081326388561.
Baca Juga : 15 Hari Keliling Jawa (Bag-3) : Hitchhiking Yuuk Dari Semarang Ke Jepara
Pukul 12.00 lewat, KMP Siginjai yang saya tumpangi dari Jepara tadi pun merapat ke dermaga Karimun Jawa, dengan ongkos sebesar Rp 57.000/ sekali jalan dan memakan waktu lebih kurang 4 sd 5 jam, sedikit melelahkan sebenarnya, tetapi semua itu terbayarkan dengan pemandangan hamparan hijaunya air laut menjelang masuk ke Karimun Jawa. Setelah kapal benar benar merapat di dermaga, perlahan satu per satu kendaraan dan para penumpang turun memasuki pelabuhan, di pelabuhan sudah banyak yang menunggu untuk menjemput beberapa tamu yang menggunakan jasa travel agent. Saya pun langsung menghubungi pak Anto mengabari kalau saya sudah sampai, kemudian pak Anto menyuruh saya tunggu sebentar karena dia lagi mau jalan menuju pelabuhan untuk menjemput saya. Selang beberapa lama, akhirnya pak Anto datang menggunakan sepeda motornya dan kamipun berjalan menuju ke homestaynya. Sebenarnya homestay pak Anto mempunyai nama yaitu Salami Homestay, tetapi dikalangan traveler low budget seperti saya ini lebih mengenalnya dengan homestay pak Anto.
Dermaga Kapal Karimun Jawa
Dermaga Kapal Karimun Jawa
Saya pun diantar beliau ke lantai dua rumahnya, disini memang khusus untuk para tamu tamu beliau. Ruang terbuka yang terdiri dari 3 bed ukuran sedang dan kamar mandi plus balkon sudah cukup nyaman untuk para tamu tamu yang nginap disini, yang pentingkan bisa istirahat, bisa bersih bersih dan homestaynya juga sangat bersih. Selain itu homestaynya juga menyediakan free wifi, sebagai informasi di sini untuk provider internet yang bagus hanya telkomsel, sementara XL dan Indosat tidak ada data internetnya, apalagi untuk Tri dan Smartfren tidak ada data internet dan sinyal *karena saya penggunan Tri dan Smartfren*, untung ada wifi jadi tetap bisa berkomunikasi dengan teman teman sana. Selang beberapa lama saya di kamar, tiba tiba pak Anto memberi tahu saya dan bilang minta maaf sebelumnya, karena saya harus dipindah ke homestay sebelahnya. Karena sebelum saya menghubungi pak Anto beberapa hari sebelumnya, ternyata ada rombongan 8 orang mahasiswa Solo yang sudah booking tetapi sampai pada hari ini mereka tidak ada konfrmasi jadi atau tidaknya, makanya pak Anto memberi saya duluan kamar nya karena saya sudah konfirm lebih awal. Tapi karena saya sendirian ya ini tidak masalah bagi saya, yang penting saya bisa nginap dan istirahat aja selama di karimun jawa ini, dan akhirnya saya pun kembali berkemas barang barang yang sudah saya keluarkan untuk segera pindah ke homestay sebelah nya pak Anto.
Baca Juga : Purwakarta, Kemegahan Air Mancur Sri Baduga
Jarak nya tidak terlalu jauh seh, kayak judul lagu deh 'cuma lima langkah' sampai deh ke sebelah. Dan saya beruntung sekali dipindahkan ke sini, karena saya di tempatkan di private room jadi lebih enak dong sebenarnya bila dibandingkan tempat pak Anto yang share room *rezeki anak sholeh*. Homestay tempat saya yang baru ini juga menyatu dengan yang punya rumah, dan beberapa kamar yang di sewakan berada di lantai dua dan tersedia kamar mandi untuk bersama. Urusan pembayaran itu kata pak Anto nanti saja pas mau cek out di totalkan semuanya. Sekarang ini silahkan istirahat dulu untuk persiapan tour hopping island keesokan harinya, dan pak Anto pun memberitahu saya tempat untuk makan siang, ada warung aloen aloen di area alun alun sana untuk makan siang. Hari pertama di sini saya hanya menghabiskan waktu untuk berkeliling area dermaga dan alun alun nya saja, di sini rata rata rumah penduduk dijadikan homestay. Tarif yang di tawarkan pun tidak terlalu mahal berkisaran RP 70.000 an sampai dengan 1Rp 150.000 an per malamnya, penduduk lokal pun sangat ramah sekali dengan para turis turis jadi kita serasa berada di lingkungan sendiri bukan berada ditempat asing. Harga barang dan makanan pun standar, tidak di naikkan samapi 2x lipat seperti biasanya tempat tempat wisata lainnya yang memanfaatkannya untuk mark up harga. Siang ini saya makan di warung aloen aloen untuk seporsi Nasi oseng tempe,sayur, ikan pindang dan es teh manis seharga Rp 20.000.
KMP Siginjai
KMP Siginjai
Selesai makan siang, saya lanjut menuju dermaga hanya sekedar menghabiskan waktu sampai sore harinya, air disekitaran dermaga sangat jernih dan bening banget apalagi nanti kalau ke pulau pulau yang berada di Karimuun Jawa ya, mungkin terlihat lebih bening, bersih, transparan, mengkilat disinari cahaya matahari hahhh saya sudah langsung membayangkan yang indah indah saat mulai hopping island besoknya. Di dermaga selain menikmati beningnya air, saya juga melihat kapal kapal yang lalu lalang membawa beberapa rombongan yang sudah memulai aktifitas untuk ke pulau pulau. Selama perjalanan menuju pulau para penumpang di lengkapi dengan lifevest sebagai standar keamanan yang telah ditetapkan, jadi kita tidak perlu takut selama tetap menggunakannya untuk beraktifitas di laut. Oh ya sebelum saya bercerita lebih lanjut trip di Karimun Jawa, yukk kita mengenal lebih dekat tentang pulau ini, seperti kata pepatah tak kenal maka tak sayang *Baperrr Alert*.

KARIMUN JAWA

Karimun Jawa merupakan kepulauan yang termasuk didalam geografis Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Karimun Jawa saat ini menjadi lokasi wisata taman laut yang di buru para turis baik lokal maupun internasional. Jadi tidaklah heran saat berkunjung ke sini kita akan bertemu para turis yang datang silih berganti setiap harinya. Selain wisata bahari, keramahan penduduk tempatan juga menjadi ciri khas apabila berkunjung ke sini sehingga membuat kita terasa di kampung sendiri. Nama Karimun Jawa berasal dari kata 'Kremun Kremun" (Kabur/Samar-samar) yang saat itu menjadi pulau tujuan oleh putra Sunan Muria untuk pergi ke pulau ini guna memperdalam ilmu agamanya. Kemudian oleh pemerintah Jepara menetapkan nya sebagai Taman Nasional sejak tahun 2001, dikarenakan pulau ini menjadi rumah bagi terumbu karang, hutan bakau dan hutan pantai dengan hampir 400 spesies fauna laut yang terdapat disini dan 242 jenis diantaranya terdapat kian hias serta terdapat fauna langka yang berhabitat disini seperti Elang laut dada putih, penyu sisik dan penyu hijau. Dan untuk tumbuhan yang menjadi ciri khasnya adalah Dewadaru yang tumbuh di hutan hujan dataran rendah. Dari 27 pulau yang terdapat di kepulauan ini , 5 diantaranya menjadi tempat untuk warga tinggal yaituKarimun Jawa, Kemujan, Parang, Nyamuk dan Genting. Di Karimun Jawa terdapat 3 suku utama yang menghuni, seperti suku Jawa, Bugis dan Madura, dengan berbagai latar belakang aktifitas keseharian seperti bertani, membuat peralatan kebutuhan rumah tangga, sebagai pelaut yang dikenal dengan nelayan handal, bahkan ada julukan untuk suku Madura sebagai nelayan yang memiliki kelebihan membuat ikan kering. 

Untuk transportasi menuju ke Karimun Jawa bisa di akses melalui pelabuhan pantai Kartini di Jepara dan pelabuhan Tanjung Emas di Semarang. Untuk lokasi wisata alamnya ada beberapa seperti kolam Hiu, Legon Lele, Bukit Nyamplungan, Bukit Love, Bukit Joko Tuwo, Tracking Hutan Mangrove, Pantai Ujung Gelam, Pantai Batu Topeng, Pantai Batu Karang Penganting, Pantai Barakuda dan pantai Nirwana. Sedangkan untuk wisata religi ada beberapa seperti Makam Sunan Nyamplungan, Makan Sayid Kambang dan Makan Sayid Abdullah. Karimun Jawa juga di kenal dengan beberapa julukan seperti "Karimun Jawa, Pulau Liburan", "Karimunjava, The Paradise of Java" dan " Karimunjava, The Caribbean Van Java". Dimana pulau ini sangat cocok sebagai tempat liburan setelah penat dengan aktiftas perkotaan yang semraut, pulau ini membuat para wisatawan menjadi betah berlama lama dengan keramahan masyarakatnya dan udara yang sangat bersih karena alamnya masih asri. Karimun jawa di beri julukan oleh Belanda sebagai The Caribbean Van Java karena ada kemiripan dengan karibia yang terdiri dari pulau pulau kecil. 
Peta Karimun Jawa : Sumber Wikipedia
Indonesia ku yang kaya akan keindahan alam dan lautnya sehingga menjadi salah satu tujuan favorit turis mancanegara. Karena itu Karimun Jawa menjadi salah satu pilihan tempat yang harus saya datangi, walaupun kunjungan saya hanya 5 hari 4 malam di sini,sudah membuat saya puas untuk menikmati setiap tempat wisata disini. Oh ya karena sudah menjelang maghrib sayapun kembali ke penginapan untuk siap siap kulineran malam di hari pertama disini. Memang tidak banyak aktifitas untuk hari pertama saya disini, karena besok nya saya akan baru mulai mengikuti one day tour hopping island ke beberapa pulau untuk snorkeling dan menikmati indahnya pulau Karimun Jawa ini. Makan malam di alun alun, disini banyak tersedia berbagai jenis makanan terutama seafood dengan ikan ikan dan udang yang segar segar untuk di panggang, selain itu juga tersedia menu lainnya seperti bakso, mie dan nasi goreng dan lain lainnya. Pokoknya silahkan datang dan pilih menu favorit kamu, lokasi alun alun berada di sebuah lapangan terbuka di pingiran dermaga dan juga terdapat beberapa kantor pemerintahan. Untuk berburu souvenir dan oleh oeh Karimun Jawa, di alun alun ini juga banyak yang berjualan, jadi malam pertama di Karimun Jawa saya hanya pergi makan malam dan melihat lihat souvenir souvenir yang di jajakan oleh para pedagang, untuk jam buka alun alun dari pukul 18.00 sampai dengan selesai, disini selesainya tergantung ramainya pengunjung dan hari, untuk hari libur dan weekend kita bisa lebih lama menikmati malam di alun alun ini.

Karena sudah hampir tengah malam, sayapun kembali ke penginapan untuk istirahat dan semedi guna mengumpulkan tenaga buat hopping island dan berenang berenang ganteng di beningnya air Karimun Jawa, dan cerita keseruan full day tour hopping islandnya akan saya sambungkan ke episode berikutnya. Jadi, tetap dipantau EnryMazniDotCom ya.
'Keep Traveling Keep Writing'

EnryMazniDotCom- Tak terasa sudah 5 hari saya melakukan backpacker an sendirian untuk mengunjungi beberapa kota di pulau jawa ini. Dimana ...

EnryMazniDotCom- Tak terasa sudah 5 hari saya melakukan backpacker an sendirian untuk mengunjungi beberapa kota di pulau jawa ini. Dimana Semarang menjadi kota pertama yang saya kunjungi, walaupun hanya untuk beberapa hari saja dan saya melanjutkan backpacker an ke kota berikutnya. Adapun daerah yang menjadi destinasi saya selanjutnya adalah Karimun Jawa dan pastinya saya akan melewati Jepara dong, walaupun sebenarnya perjalanan menuju Karimun Jawa dan Jepara dari Semarang saya melewati 2 daerah yang cukup terkenal namanya dimata kita, Yaitu Demak dan Kudus. Kudus, Demak dan Jepara merupakan daerah yang saling berdekatan dan mempunyai tempat tempat wisata yang menarik sekali, apalagi bagi pecinta wisata sejarah, Demak bisa menjadi pilihan yang tepat untuk disinggahi sebelum melanjutkan ke Jepara dan Karimun Jawa. Tetapi pada perjalanan kali ini saya tidak singgah di Demak dan Kudus, hanya lewat saja. Mengingat saya sudah harus segera sampai di Jepara sesegera mungkin, karena kapal penyebrangan yang mau saya tumpangi ke Karimun Jawa akan berangkat pada hari Rabu pagi pukul 07.00.
www.enrymazni.com
Kertas Untuk Hitchhiking
Baca Juga : 15 Hari Keliling Jawa (Bag-2) : Klenteng Sam Poo Kong dan Masjid AJT

Semarang - Jepara

Perjalanan menuju Jepara dari semarang saya tempuh dengan berjalan kaki *Hahaha Canda Bro*,  ok, setelah saya di antar sama Fitri menuju terminal Terboyo Semarang, yang awalnya ingin menggunakan bus tiba tiba saya jadi berubah pikiran untuk ber bus ria menuju Jepara. Tiba tiba saya ingin punya pengalaman baru dalam perjalanan ini, pengalaman pertama saya dalam dunia backpacker untuk pertama kalinya adalah mencoba solo traveling ke luar negeri dan alhamdulillah semua berjalan lancar, dan di solo traveling episode dua ini saya ingin menambahkan sesuatu yang baru dan tentunya akan menjadi suatu kenangan yang tidak terlupakan seumur hidup saya nantinya. Akhirnya saya di antar Fitri dengan sepeda motornya menjauh dari terminal bus Terboyo ini, karena saya ingin mencoba ber Hitchhiking menuju Jeparanya. Persiapan kertas dan spidol memang sebelumnya sudah saya sediakan, sebelum mulai Hitchhiking di pinggir jalan saya harus mencari posisi yang tepat dan tentunya harus searah dengan tujuan saya. Alhasil saya berjalan lurus ke arah Jepara lebih kurang 2 KM dan menemukan sebuah pondok kecil di pinggir jalan raya, lumayan bisa untuk istirahat sebentar sambil menulis tulisan "JEPARA" di sebuah kertas yang nantinya akan saya gunakan untuk memberhentikan kendaraan yang lewat dan tentunya searah dengan saya. Waktu sudah menunjukkan pukul 12.00 lewat dan merupakan puncak teriknya panas matahari, tapi syukurlah tidak membuat saya untuk mengurungkan niat yang tetap ingin ber hitchhiking di pinggir jalan sambil mengacungkan jempol ke arah jalan raya plus panas panasan di bawah teriknya matahari siang ini.

Hitchhiking adalah sebuah metode dalam dunia backpacking untuk mencari suatu tumpangan gratis yang bisa mengantarkan ke tujuan kita, adapun cara hitchhiker (pelaku hitchhiking) untuk mendapatkan tumpangan bisa dengan berdiri di pinggir jalan raya dengan mengarahkan tangan ke samping jalan sambil menggenggam dan posisi jempol di acungkan atau bisa juga menggunakan sebuah media kertas/lainnya dengan menuliskan tujuan kita dan mengarahkan media tadi ke arah jalan agar memudahkan pengendara nantinya yang mau berhenti dan menumpangkan kita *Ini menurut pendapat saya*. 
www.enrymazni.com
Ready For Hitchhiking
Sebuah kertas bertuliskan 'JEPARA' sudah siap untuk saya gunakan, setelah merasa istirahat nya cukup dan kembali membereskan beberapa barang yang saya keluarkan, saya melanjutkan dengan berjalan kaki lebih kurang 500 M, guna mencari posisi yang tepat untuk berdiri di pinggir jalan nantinya. Sebelum membentangkan kertas hitchhiking tadi, tidak lupa untuk berdoa dulu semoga saya mendapatkan tumpangan gratis dan jika dapat hendaknya lancar selama perjalanan nantinya amin. Karena ini pengalaman pertama ber hitchhiking memang sedikit masih canggung,malu dan mungkin juga gengsi, karena dalam kepala saya muncul berbagai spekulasi negatif dari orang orang yang melihat aksi seorang diri saya dipinggir jalan ini. Wahhh sungguh dilema, akhirnya saya menguatkan hati untuk tetap mencoba cara ini, kalau tidak di coba kita tidak akan tahu hasilnya benarkan?. Dengan percaya diri dan hati yang sudah mantap saya mulai membentangkan kertas bertuliskan 'JEPARA' ke arah jalan raya, panasnya matahari di siang bolong sudah tidak terasa lagi bagi saya karena semangatnya ber hitchhiking, satu persatu para pengemudi kendaraan mulai melirik tulisan pada kertas tadi, dari mobil pribadi, truk gandeng, kontainer, truk pertamina, sepeda motor, emak emak, bapak bapak, anak gadis, anak bujang serta adik adik yang melewatinya melirik tulisan 'JEPARA', mungkin sebagian dari mereka berpikiran aneh terhadap saya dan mungkin juga ada yang dalam hati memuji cara saya mencari tumpangan gratis ini. 

15 menit berlalu, seiring dengan berlalunya kendaraan kendaraan yang tak kunjung berhenti memberikan tumpangan *Ngarep Banget Ya*, tapi saya harus sabar, namanya juga mau numpang gratis ya harus penuh perjuangan dulu dong, setidaknya saya harus berjemur panas panasan layaknya ikan asin yang kalau dipasarkan mempunyai nilai jual yang tinggi, tetapi tidak dengan sayanya. Perjuangan mencari tumpangan gratis masih berlanjut hingga 30 menit kemudian, selama ber hitchhiking sesekali saya menurunkan rentangan kertas tadi, ternyata pegal juga ini tangan megang kertas dari tadi. Dan tidak lama kemudian, tanpa saya sadari ternyata dari arah belakang ada sepeda motor berbalik arah menuju saya, seorang bapak yang berhenti dan sebelum menanyakan tujuan saya dia membaca tulisan yang ada di kertas saya pegang, percakapan kecil pun dimulai dan si bapak menanyakan :

Bapak : Mau ke Jepara dek?'
Saya : Ya Pak, lagi nyari tumpangan yang searah.
Bapak : Oh ya, kebetulan ni saya orang Jepara dan mau balik ke Jepara.

Tiba tiba ...... datang motor kedua menghampiri....

Mas : Mau ke Jepara Mas?
Saya : Ya mas, lagi nyari tumpangan yang se arah.
Mas : Ya sudah sama saya saja, saya mau ke Kudus sekalian saya anterin ke Jeparanya.

mmmmmmmm... dalam hati, wah rezeki anak sholeh ini dapat dua tawaran tumpangan.

Saya : Boleh mas, saya ikut sama mas saja (kebetulan mas nya memang membawa helm 2 buah).

Bapak dan Mas : ^%$#*&@!#^%^%$@)*&^%$ (Mereka ngobrol pakai bahasa jawa).

sambil ngucapin terima kasih ke si bapak karena sudah nawarin tumpangan, tapi sayang si bapak cuma punya 1 helm dan saya tidak berani, makanya saya memilih numpang sama Mas ini saja.
www.enrymazni.com
Bersama Mas Budi
Akhirnya dapat tumpangan ke Jepara dengan mengendarai sepeda motornya mas Budi, percakapan selama perjalanan menuju Jepara pun saya mulai dengan beberapa pertanyaan, kebetulan sekali mas Budi habis dari Semarang katanya ada keperluan menjemput carrier ke temannya, dia berencana tanggal 14 Agustus 2016 di ajakkin temannya untuk mendaki gunung Kerinci Jambi. Pas banget dapat tumpangan yang se hobi, sama sama suka jalan dan berpetualang. Mas Budi di ajak temannya ke Kerinci sebagai guide, dan semua akomodasi di tanggung sama temannya. Senang banget ya kalau kita udah expert dalam suatu bidang kemana mana di ajakin plus di tanggung full akomodasinya. Perjalanan Semarang Jepara 1 jam an tidak terasa karena sepanjang perjalanan kami mengisi dengan berbagai macam obrolan, saling berbagi cerita pengalaman masing masing, saya tentunya hanya bisa berbagi tentang backpacker an dan mas Budi berbagi banyak cerita tentang gunung. Di Jepara nantinya saya akan dijemput sama mas Ginanjar, mas Ginanjar asli Jepara dan saya mengenal dia dari teman saya Fitri tadi, dan mas Ginanjar bersedia untuk menampung si 'gembel' backpacker ini untuk stay 1 malam di rumahnya, karena besok pagi pagi saya sudah harus berada di pelabuhan Kartini untuk nyebrang ke Karimun Jawa.

Senangnya bisa melakukan perjalanan backpacker seperti ini, selain bisa menekan budget kita juga bisa bertemu dengan orang orang baru pastinya dan menambah daftar teman baru se Indonesia. Lokasi pick up point pun sudah di tentukan oleh mas Ginanjar, saya ngabarin ke mas Budi bisakah dia mengantarkan ke simpang tersebut (saya lupa nama simpang bundaran di Jepara), Selang beberapa lama saya menunggu di persimpangan tadi sambil ditemani sama mas Budinya, mas Ginanjar pun datang menghampiri saya pun memperkenalkan mas Budinya yang memberi tumpangan gratis hingga sampailah saya ke tanah Jepara ini untuk pertama kalinya. Kemudian mas Budi pun melanjutkan perjalanannya menuju Kudus, sebelum pergi tentunya saya mintak kontaknya dan berfoto dulu sebagai bukti kalau saya berhasil hitchhiking *eaaaaa apaanseh pakai bukti segala*. Kebetulan traveling kali ini saya membawa beberapa souvenir seperti gantungan kunci, magnet kulkas dari beberapa daerah dan negara yang sudah saya kunjungi untuk dibagikan ke teman teman baru yang saya temui selama solo trip ini, dan tentunya sebagai ucapan terima kasih juga. Walaupun hanya sebuah souvenir kecil, tapi semoga apa yang saya berikan menjadi sebuah kenangan yang akan selalu diingat dan sebagai tanda pertemanan baru telah dibuat untuk tetap saling bersilahturahmi suatu saat nanti. Sebenarnya ide ini tidak pernah terpikirkan oleh saya sebelumnya, semua ini terinspirasi dari teman traveling saya Firman Efendi saat dia melakukan perjalanan ke Kalimantan *Good Idea*.
Baca Juga : Waduk Jatiluhur : Waduk Sejuta Fungsi
Sebenarnya mas Ginanjar sore itu masih dalam jam kantor, tapi dia bela belain sempatin untuk jemput saya. Mas Ginanjar bekerja di sebuah gedung arsip di salah satu bank di Jepara, sore itu saya dibawa ke kantornya sambil menunggu jam pulang kerja, tidak masalah bagi saya namanya juga kita numpang sama orang jadi harus nurut yaaa, sebelum pulang ke rumahnya, saya di ajakin mas Ginanjar ke pantai teluk aur lihat sunset, lumayan untuk wisata pertama di Jeparanya walaupun masih ada beberapa tempat wisata lainnya yang bakalan di ajakkin sama mas Ginanjar, tapi mengingat waktu yang mepet dan sudah sore mungkin sepulang dari Karimun Jawa saya bisa meng explore beberapa tempat wisata lainnya di Jepara. Selesai Maghrib saya pun dibawa kerumah nya untuk istirahat karena besok pagi pagi jam 5 an saya sudah harus menuju pelabuhan kartini untuk membeli tiket kapal KMP Siginjai ke Karimun Jawanya. Malam di rumah mas Ginanjar kami habiskan saling ngobrol sana sini, tak terasa udah mau jam 01.00 an tampaknya waktunya untuk segera tidur, semoga besoknya tidak ketiduran, kalau ketiduran alamat bakal ketinggalan kapal ke Karimun Jawa dan harus menunggu ke esokan harinya lagi untuk nyebrang, karena saya milih KMP Siginjai ongkosnya murah bila dibandingkan naik kapal ferry expres yang lebih cepat 2 jam an bila dibandingkan dengan kapal Siginjai ini, karena waktu tempuh Jepara Karimun Jawa lebih kurang 4 sd 5 jam.
www.enrymazni.com
Menuju Pelabuhan Kapal KMP Siginjai
Pagi pagi setelah shalat subuh dan sarapan, saya pun di antar sama mas Ginanjar ke pelabuhan kartini, mengapa harus pagi pagi ke sini?, karena tiket kapal baru di jual pada pukul 05.30, dan tidak bisa beli tiket hari ini untuk keberangkatan besoknya, sistem yang diterapkan mereka adalah harus beli tiket go show atau on the spot. Mungkin untuk menghindari tiket kurang yang sudah dibeli penumpang hari ini untuk keberangkatan esoknya dan tiba tiba penumpangnya batal, kan kesian sama penumpang lainnya yang datang langsung tapi tidak kebagian tiket, sementara itu antusias para turis yang berkunjung datang silih berganti alias tidak pernah sepi ini. Jumlahnya sangat banyak bukan hanya turis lokal saja, tetapi juga turis mancanegara hampir setiap hari bisa kita jumpai di Karimun Jawa ini. Syukurlah saya bisa datang lebih awal dan saat tiba di loket penjualan tiket kapalnya tidak terlalu banyak para penumpang yang antri dan saya pun berhasil mendapatkan satu tiket ke Karimun Jawanya *So Excited*, akhirnya bisa menginjakkan kaki di pulau yang penuh dengan wisata baharinya. Setelah pamit dengan mas Ginanjar saya pun langsung menuju kapal dan pesan mas Ginanjar 'ntar pulang kabar kabari ya, nanti saya jemput ke sini', senang sekali bisa menjumpai teman baru dan orang orang baik seperti mas Ginanjar.

Seperti apakah keseruan saya selama di Karimun Jawa?, dimanakah tempat menginap?, sementara saya solo traveling dan tidak mengikuti open trip atau menggunakan agent tour selama di Karimun Jawanya!!! baca cerita lanjutannya di postingan saya berikutnya.
Baca Juga : 15 Hari Keliling Jawa (Bag-4) : Menuju Karimun Jawa 'Pulau Liburan'

'Keep Traveling Keep Writing'

EnryMazniDotCom- Proyek 15 hari keliling jawa masih akan berlanjut, hari ini saya masih mau berbagi cerita perjalanan di Semarang, kota ya...

EnryMazniDotCom- Proyek 15 hari keliling jawa masih akan berlanjut, hari ini saya masih mau berbagi cerita perjalanan di Semarang, kota yang di kenal sebagai penghasil lumpia ini memang mempunyai banyak lokasi wisata yang membuat saya untuk berlama lama disini, sebut saja seperti Lawang Sewu dan kota lama yang telah sukses saya kunjungi semalam *Sukses? hahaha*.  Untuk tempat tujuan hari ini saya rencana hanya mengunjungi 2 spot area wisata, yaitu Klenteng Sam Poo Kong dan Masjid Agung Jawa Tengah, sebenarnya itu lokasi yang sangat berjauhan diantara keduanya, tapi hari ini saya akan pergi sama teman orang Semarang. Kebetulan dia bekerja di Rumah Sakit dr Karyadi Semarang dan kami bergelut di bidang yang sama, Perekam Medis dan Informasi Kesehatan. Setelah malam sebelumnya sudah membuat janji sama teman untuk ketemuan hari ini di Rumah Sakit dr Karyadi.

Pagi ini, saya diantar sama Bambang, adeknya Mba Bhenny couch surfing Semarang, tempat saya menginap selama berada di kota ini. Dengan menggunakan sepeda motor, Bambang pun melaju menuju tempat meeting point di Rumah Sakit dr Karyadi tadi. Setelah di drop depan Rumah Sakit saya harus menunggu sebentar, dikarenakan teman saya tadi belum datang. Syukurlah perjalanan untuk mengexplore Semarang hari ini menggunakan sepeda motornya, hahaha setelah kemaren satu harian saya berkeliling seharian dengan berjalan kaki. Tak lama kemudian si Fitri pun datang dan ngobrol ngobrol sebentar kami langsung menuju ke tempat tujuan pertama kami yaitu Klenteng Sam Poo Kong, dan ternyata lokasinya tidak terlalu jauh dari tempat kami saat ini.
Baca Juga : 15 Hari Keliling Jawa (Bag-1) Ber Wisata Ke Semarang Kota Lumpia

Klenteng Sam Poo Kong

Klenteng Sam Poo Kong merupakan sebuah petilasan, yaitu bekas persinggahan pertama laksamana Tiongkok beragama islam yang di kenal dengan Zheng He, menurut cerita Laksamana Zheng He berlayar melewati laut jawa, saat berlayar banyak anak buah nya yang jatuh sakit, sehingga laksamana Zheng He memutuskan untuk berlabuh di pantai utara Semarang, kemudian mereka berlindung di dalam sebuah goa dan mendirikan sebuah masjid di pinggiran laut dan sekarang berubah fungsi menjadi sebuah klenteng. Setelah Laksamana Zheng He pergi meninggalkan tempat tersebut untuk melanjutkan pelayarannya, banyak anak buah kapalnya yang tinggal di desa dan menikahi penduduk setempat, Laksamana Zheng He mengajarkan cara bercocok tanam dan menyebarkan ajaran ajaran agama islam, berladang dan bertani merupakan menjadi keseharian penduduk setempat, konon katanaya, di klenteng ini terdapat sebuah makam juru mudi kapal Laksamana Zheng He.
www.enrymazni.com
Klenteng Sam Poo KongKlenteng Sam Poo Kong yang berdominan warna merah ini menjadi tempat wisata di kota Semarang, dengan harga tiket masuk Rp 10.000/orang, pengunjung sudah bisa menikmati bangunan sejarah peninggalan Laksamana Zheng He asal Tiongkok ini, dengan halaman yang sangat luas tepat berada di tengah tengah klenteng, membuat pengunjung harus menggunakan payung untuk menuju ke beberapa tempat di dalam area klenteng ini. Di dalam area klenteng Sam Poo Kong beridiri gagah sebuah patung yang besar Laksaman Zheng He, dan bagi pengunjung yang ingin mengabadikan moment dengan menggunakan pakaian tradisional China yang berlatar belakang bangunan bangunan lama, juga tersedia disini dengan tarif yang menurut saya cukup lumayan mahal ya. Pertama masuk ke area klenteng ini kita akan disuguhkan sebuah pelataran besar dengan tiang tiang yang berdiri kokoh. lokasi ini sangat cocok untuk sejenak beristirahat setelah berkeliling klenteng ini.
www.enrymazni.com
Patung Zheng He
Sebelum melanjutkan perjalanan untuk mengunjungi masjid Agung Jawa Tengah, saya pun diajak Fitri ke rumah Mba nya di daerah *Saya tidak tahu namanya* pokoknya yang saya ingat jalan menuju ke rumah Mba nya itu mendaki perbukitan dengan viewnya kota Semarang. Dikarenakan Fitri sudah janji mau membantu Mba nya di warung kebetulan sekali sore hari itu di seputaran rumahnya lagi diadakan perlombaan agustusan. Mba nya Fitri mempunyai warung kecil kecilan di halaman rumahnya, karena yang dijualnya adalah Mie Ayam, jadi saya berkesempatan untuk mencicipi semangkok mie ayam yang enak tenan, apalagi porsi yang dihidangkan pun lumayan banyak dan bisa dijadikan sebagai pengganti makan siang hari ini. Menjelang sore hari menuju Masjid Agung Jawa Tengah, saya hanya menghabiskan waktu mengobrol ngobrol sama Mba dan Mas nya teman saya tadi, berbagai macam topik pun kami bicarakan sambil mengisi waktu petang itu. Di seputaran rumah teman saya kita bisa melihat bentangan bangunan bangunan kota Semarang yang berbatasan dengan laut Jawa, sore yang menyenangkan bisa melihat pemandangan kota yang terbentang luas di hiasi dengan gedung gedung yang menjulang tinggi seperti sebuah jejeran tiang penopang langit di sore itu *Lebayyyy*.

Dengan mengendarai sepeda motor saya bersama Fitri mulai mengarahkan laju kendaraan menuju Masjid Agung Jawa Tengah, saya penasaran sekali ingin melihat langsung kemegahannya. Masjid Agung Jawa Tengah yang terletak di kota Semarang ini membutuhkan waktu 5 tahun untuk menyelesaikannya, pembangunan yang di mulai dari tahun 2001 sampai dengan 2006 menjadi salah satu icon Provinsi Jawa Tengah khususnya kota Semarang, tak heran saat berkunjung ke sini kita akan menjumpai beberapa bus pariwisata yang membawa para wisatawan untuk melihat lebih dekat Masjid megah ini. Selesai pembangunannya, masjid ini langsung di resmikan oleh presiden Susiolo Bambang Yudhoyono pada tanggal 14 November 2006, dan pembangunan Masjid Agung Jawa Tengah ini tidak terlepas dari Masjid Besar Kauman Semarang. Masjid yang dibangun bergaya arsitektur campuran Jawa, Islam dan Romawi ini selain tempat ibadah juga dijadikan sebagai objek wisata religius, disini terlihat dengan tersedianya penginapan yang terdiri dari 23 kamar dengan berbagai kelas, dan ini juga memudahkan untuk para peziarah menginap disini.
www.enrymazni.com
Masjid Agung Jawa Tengah
Masjid Agung Jawa Tengah ini memiliki menara setinggi 99 meter, yang terdiri dari beberapa lantai dan untuk lantai pertama adalah Studio Radio DAIS Masjid Agung Jawa Tengah, sedangkan lantai dua di jadikan museum perkembangan islam di Jawa Tengah, sedikit lebih tinggi yaitu lantai 18 terdapat cafe muslim yang bisa berputar 360 derajat, dan untuk lantai 19 terdapat 5 teropong untuk melihat kota Semarang dan untuk pertama kalinya di gunakan untuk melihat Rukyatul Hilal pada Ramadhan 1427 H oleh tim Rukyah untuk Jawa Tengah.
www.enrymazni.com
Pelataran Msjid Agung Jawa Tengah
Wisata religi saya hari ini, lumayan berkesan sekali dan bangga banget bisa mengunjungi Masjid Agung Jawa Tengah yang megah ini, kesempatan menunaikan shalat maghrib pun tidak saya sia siakan dan alhamdulillah bisa menunaikannya di Masjid Agung ini. Selesai magrib saya beristirahat sejenak di pelataran halaman yang luas banget, dibawah cerahnya langit sambil menikmati keindahan bangunan dan aktifitas pengunjung lainnya yang disetiap sudut tempat di mereka jadikan sebagai moment untuk mengabadikan setiap sudut Masjid. Tiupan angin sepoi sepoi dimalam hari membuat saya dan mungkin para pengunjung lainnya betah berlama lama duduk di pelataran Masjid ini, tapi apalah daya panggilan alam membuat saya harus segera menyudahi kunjungan ini, dikarenakan perut sudah lapar dan segera harus diisi. Saya pun menuju parkiran sepeda motor dan membayar biaya parkir Rp 2000/parkir, untuk makan malam ini saya di traktir sama Fitri, ya mungkin begitulah hukum alam ya *hahaha* kalau tamu memang harus di jamu yang penting jangan sampai jamuran aja jadi tamu *sadar diri*.

Karena makan malam nya di traktir, saya maunya makan enak dunk, setelah beberapa hari di Semarang makannya keseringan angkringan jadi kali ini mari makan ke SS atau dikenal dengan warung Spesial Sambal. Mmmm Yummyyyy, kenyang dan gratis lagi. Makasih banyak buat Fitri yang sudah bersedia di repotin hari ini dan besok juga ya, sebelum saya cabut ke kota selanjutnya. Selesai makan malam, Fitri nganterin saya ke arah Gunung Pati, yaa malam ini saya masih mintak tolong sama Mba Bhenny untuk menjemput di tempat semalam, lagi lagi saya merepotkan mereka. Terima Kasih banyak Mba Bhenny ya yang beberapa  hari sudah disusahkan sama tamu gembel ini untuk antar jemputnya. Seperti biasa malam di rumah Mba Bhenny, sebelum beristirahat kami ngobrol ngobrol ringan dan topik nya masih seputaran jalan jalan dan couch surfing *topik anak traveler tidak jauh dari hobi*. Ini menjadi malam terakhir saya untuk stay di rumah Mba Bhenny, karena besok saya pindah tempat ke rumah Mba nya si Fitri dan hari berikutnya saya akan melanjutkan backpacker an lagi ke Jepara dan Karimun Jawa. Walaupun sebenarnya masih setengah setengah untuk ke Karimun Jawa mengingat saya melakukan perjalan seorang diri dan menurut beberapa informasi kalau di Karimun Jawanya sedikit susah dan membutuhkan biaya besar untuk hoping island ke beberapa spot snorkeling, tapi semua itu harus di coba baru tahu kan? Untuk cerita Jepara dan Karimun Jawa akan saya share di postingan selanjutnya.

Hari ke 5 di kota Lumpia, ya hari terakhir saya dan harus lanjut ke kota berikutnya, pagi ini selesai sarapan pagi di warung pinggiran, lagi lagi makan pagi kali ini di sponsori oleh Fitri *Gratis itu memang indah*. Pengisi perut pagi ini kami semangkok soto daging plus nasi putih membuat saya bisa bertahan sampai sore hari nya di Jepara. Dengan mengendarai sepeda motor menuju terminal Terboyo dan cuaca yang cukup menyengat sedikit membuat Fitri terlihat bete *hehehe nces kemaren habis perawatan booo*. Rencana awal saya mau menumpang bus dari terminal menuju Jepara, tapi tiba tiba pikiran saya berubah untuk mencoba cara lain menuju Jeparanya. Ya, bermodal kan spidol dan kertas yang sudah saya persiapkan sebelumnya saya mencoba untuk ber Hitchhiking menuju Jepara, lokasi saya untuk ber Hitchhiking harus menjauh dari area terminal karena masih banyak bus yang keluar masuk dan dikiranya saya mau menumpang layaknya penumpang pada umumnya *bayar ongkos*, saya haru berjalan lebih kurang 2 KM dari terminal dan berjalan lurus arah Jepara/Kudus.

Pertanyaanya, apakah saya berhasil mendapatkan tumpangan gratis menuju Jepara? hehehe ceritanya akan saya tulis di postingan berikutnya tentang serunya ber Hitchhiking sambil ngacungkan jempol di pinggiran jalan raya. Di tunggu ya ceritanya dan jangan lupa juga untuk berlangganan artikel dari EnryMazniDotCom melalui banner di bawah postingan plus subscribe juga youtube channel saya di 'BCC Traveling', selain tulisan saya juga membuat beberapa video perjalanan saya ke beberapa tempat yang yang sudah saya kunjungi.
Baca Juga : 15 Hari Keliling Jawa (Bag-3) : Hitchhiking Yuuk Dari Semarang Ke Jepara

'Keep Traveling Keep Writing'

EnryMazniDotCom- Backpacker? kenapa tidak, sebenarnya impian untuk bisa berkeliling pulau jawa memang sudah lama sekali hadir dalam benak ...

EnryMazniDotCom- Backpacker? kenapa tidak, sebenarnya impian untuk bisa berkeliling pulau jawa memang sudah lama sekali hadir dalam benak saya. Hanya kesempatan saja yang belum berpihak, walaupun selama beberapa tahun belakangan ini sering traveling ke luar, upssss bukan karena banyak uang ya, tetapi bagi saya yang menetap tinggal di kota Pekanbaru ini, traveling ke luar memang lebih murah bila harus berkeliling pulau jawa. Apalagi dengan adanya maskapai merah milik negara tetangga yang berbudget rendah sangat memungkinkan untuk para penjelajah terbang langsung dari Pekanbaru ke Kuala Lumpur, dan dengan seringnya si merah ini mengadakan promo low fare atau promo big point nya. Ok, kembali ke rencana saya untuk berkeliling Jawa, sedikit cerita kenapa saya bisa libur lama dan bisa jalan jalan. Saat ini saya lagi menempuh perkuliahan lanjutan dari tempat kerja saya, biasa di kenal dengan tugas belajar, jadi selama tugas belajar ini saya non aktif untuk sementara dari dunia kerja. Saya melanjutkan kuliah di Jakarta untuk kurun waktu lebih kurang 2 tahun, jadi inilah peluang saya untuk bisa mencapai cita cita melihat indahnya Indonesia ku. Bulan Agustus waktu yang tepat untuk saya memulai perjalanan ini, Solo trip, alias menjelajah setiap kota yang akan saya singgahi nantinya seorang diri, dari sini pastinya akan banyak pengalaman baru yang bisa saya dapatkan pastinya, mulai dari bertemu orang orang baru dan akan menjadi teman baru, melihat setiap daerah yang saya singgahi dari budaya, alam, kulineran dan lain lainnya.
Baca juga : Wisata Yogyakarta
Untuk perjalanan kali ini, segala kebutuhan pun sudah saya persiapkan. Ya, namanya juga backpacker an, dari sleeping bag, selimut kecil, botol minum, kamera, beberapa buah power bank, pisau dan gunting kecil, peralatan snorkling, sepatu dan sandal, beberapa multivitamin dan lain lainnya. Untuk berapa lama waktu perjalanan saya tidak menargetkannya, karena saya akan berjalan semampu dan sekuat tenaga saja, jadi tidak ada target untuk kota kota tertentu yang harus saya datangi, just let it flow dan tentunya menelusuri kota kota yang searah dan berdekatan. Kota pertama yang saya datangi adalah Semarang, perjalanan dengan menggunakan kereta api ekonomi seharga Rp 91.000 dari stasiun pasar senen menuju stasiun tawang Semarang, berangkat pukul 16.00 sore dan tiba di Semarang pukul 23.00. Kereta api adalah salah satu transportasi yang murah dan pastinya menjadi pilihan saya, karena bisa menikmati perjalanan, dan kereta api saat ini sudah cukup nyaman untuk kelas ekonominya dengan beberapa fasilitas yang tersedia, dan setiap gerbong juga sudah difasilitasi AC, sehingga kita tidak perlu merasa kepanasan selama perjalanan. Dengan tarif terjangkau sekali kita sudah bisa menempuh pulau jawa sampai ke bagian timur jawa. Dimana setiap kota di pulau Jawa mempunyai potensi wisata yang layak dikunjungi, dan saatnya mengenal Indonesiaku yang kaya akan keanekaragaman budaya dan makanannya.

Semarang - Jawa Tengah

Semarang, Ibu kota Propinsi Jawa Tengah ini adalah salah satu kota metropolitan terbesar di Indonesia yang menempati posisi ke 5, Semarang yang berbatasan langsung dengan laut jawa dan kabupaten Demak di bagian timur ini menjadi salah salah satu tujuan pariwisata Indonesia, kunjungan para pelancong baik domestik maupun internasional ini menambah padatnya keramaian kota Semarang. Banyak ragam pariwisata yang ditawarkan oleh kota lumpia ini, lihat saja dari wisata alamnya seperti Pulau Tirangcawang, Pulau Tirang, Pantai Marina, Pantai Maron, Goa Kreo. Untuk wisata sejarah juga kita bisa mengunjungi beberapa spot areanya seperti Museum MURI, Museum Perkembangan Islam Di Jawa Tengah, Museum Jamu Nyonya Meneer, Museum Jawa Tengah, Museum Mandala Bhakti, Lawang Sewu, Tugu Muda, Candi Tugu dan Kota Lama (Little Netherland), sedangkan untuk wisata religi nya ada Mesjid Agung Jawa Tengah, Mesjid Baiturrahman Semarang, Mesjid Kauman Semarang, Sam Poo Kong Temple, Kelenteng Tay Kak Sie Tri Dharma, Gereja Blenduk, Gereja Katedral Semarang, Vihara Mahavira Graha dan Pagoda Budhagaya.
www.enrymazni.com
Semarang Tawang Stasiun
Untuk tempat tinggal selama di Semarang saya tidak menyewa hotel maupun hostel, kenapa? nah, menurut saya disini serunya berpetualangan ala backapacker, kita bisa bertemu dengan teman teman baru di setiap kota yang di singgahi. Di Semarang selama 4 hari saya tinggal di rumah teman Cs atau Couch Surfing, jadi sebelum memulai perjalanan saya sudah memposting tanggal datang dan pergi ke Couch Surfing untuk Semarang, dan alhamdulillah mendapat respon dari salah seorang Cs Semarang. Dia bersedia untuk berbagi tempat tinggalnya selama saya stay di Semarang, walaupun saya belum pernah bertemu dan kenal dengan nya sebelumnya, tetapi Mba Bhenny ini orangnya baik banget dan banyak membantu saya selama di Semarang. Ok, perjalanan saya dari pasar senen Jakarta menuju stasiun Semarang Tawang lebih kurang 7 jam, dan alhasil kereta api berhenti di stasiun tawang pukul 23.00. Mba Bhenny sudah menunggu di stasiun tawang untuk menjemput saya dengan sepeda motornya, karena sebelum berangkat saya sudah mengabari sama Mba Bhenny nya dan dia bersedia untuk menjemput saya di stasiun. Setelah ketemuan sama dia, kami pun melanjutkan perjalanan ke rumah nya di daerah Gunung Pati. Lokasinya lumayan jaug dari stasiun dan berada di area perbukitan tepatnya dekat dengan kampus UNES, selama perjalanan kami pun mengobrol saling berbagi cerita tentang pengamalan traveling, dan dia pun bercerita pengalamannya selama nge host teman teman Couch Surfing. Dan saya adalah bukan tamu pertamanya, hehehe. Sesampai di rumah kami pun masih lanjut bercerita hingga jam 01.00 an, ternyata bahan omongan sesama traveler memang tidak ada habis habisnya. Dikarenakan besok saya sudah memulai untuk berkeliling Semarang, akhirnya kami pun istirahat biar besoknya fresh dalam beraktifitas.

Selamat pagi Semarang, pagi yang dingin dan udara yang fresh dari atas perbukitan Gunung Pati. Ternyata saya kalah bangun pagi, karena Mba Bhenny sudah duluan beraktifitas di luar sana, katanya hari ini dia ada jadwal les private ke beberapa rumah. Untuk hari ini, saya akan mengunjungi beberapa lokasi wisata di kota Semarang, dan saya di antar sama adiknya Mba Bhenny turun bukit menuju angkot terdekat mengarah ke simpang lima. Terima kasih ya Bambang sudah di repotin pakai acara nganterin segala hahaha. Sesampai di pangkalan angkot, sebelumnya saya singgah sebentar ke Indomaret beli air mineral se ukuran 1,5 L buat persediaan minum nantinya, seharga Rp 4.200. Karena saya sudah menyiapkan botol minum jadi airnya segera saya pindahin ke botol yang sudah saya bawa tadi, ya tujuannya karena botol minumnya lebih gampang di bawa bawa daripada botol mineral, sekalian ngilangin kesan sponsor untuk trip saya ini. *Ngarep Dapat Sponsor Trip*. Angkot menuju simpang lima Rp 5.000, dari simpang lima saya akan memulai melangkahkan kaki untuk ke beberapa objek wisata. Tapi sebelum jalan panjang, saya harus mengisi kampung tengah terlebih dahulu, lokasi makan siang hari ini adalah angkringan sekitaran simpang lima, makan siang kali ini hanya Rp 9.500 untuk 2 bungkus nasi kucing, 2 buah bakwan, 1 gelas es teh manis *Murahhhhh Sekaliii dan Perut Kenyang*.
www.enrymazni.com
Mba Bhenny - My Host
Beres urusan perut, saya mulai melangkahkan kaki ke arah Lawang Sewu, Tugu Muda dan Gereja Perawan Maria Ratu Rosario Suci Randusari. Karena lokasinya berdekatan jadi saya bisa dalam sekali kunjungan. Untuk tiket masuk ke Lawang Sewu Rp 10.000 dan Gereja Katedral serta Tugu Muda gratis. Gereja Katedral Randusari ini terletak di jalan Panandaran no.9, komplek katedral ini termasuk katedral init yang juga mempunyai ruang pertemuan dan sekolahan, di tahun 2012 di bangun kediaman dan kantor untuk uskup, kantor yang berisi sebuah kapel, arsip dan sekeretariat, taman dan ruang pertemuan umum serta 6 kamar ruang perumahan. Disini saya tidak berlama lama, karena masih harus lanjut ke beberapa tempat lainnya. Selanjutnya Tugu Muda, sebuah tugu yang di bangun untuk mengenang jasa para pahlawan dalam peperangan 5 hari di Semarang, tugu yang menggambarkan tentang semangat juang para pemuda untuk mempertahankan kemerdekan Republik Indonesia. Di area Tugu Muda di buatkan taman untuk menambah mempercantik berdirinya tugu ini, taman ini sekalian berfungsi sebagai taman kota, juga terdapat air mancur dan beberapa lampu warna warni untuk menambah keindahannya pada saat malam hari. Di depan Tugu Muda terdapat sebuah banguna bersejarah yaitu Lawang Sewu, dimana objek wisata ini menjadi suatu keharusan untuk di kunjungi. Lawang Sewu memang kental dengan suasan mistik, bagaimana tidak di sini berdiri kokoh sebuah bangunan peninggalan sejarah dengan gaya arsitek peninggalan Belanda. Lawang Sewu atau biasa di sebut oleh masyarakat setempat dengan 'Seribu Pintu', karena bangunan ini memiliki pintu yang sangat banyak, meskipun sebenarnya jumlah pintunya tidak sampai seribu. Bangunan ini memiliki jendela yang tinggi dan lebar sehingga membuat masyarkat beranggapan itu sebagai pintu, dahulunya bangunan ini adalah kantor Netherlands Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), tetapi setelah kemerdekaan RI bangunan ini beralih fungsi menjadi kantor DKARI (Djawatan Kereta Api Republik Indonesia) sekarang dikenal dengan nama PT KAI. Sampai saat ini banguna tersebut sudah mengalami tahap konservasi dan revitalisasi oleh unit pelestarian benda dan bangunan bersejarah PT KAI.
www.enrymazni.com
Lawang Sewu - 1000 Pintu
Berkunjunglah ke Lawang Sewu pada siang hari, karena selain ramai, kita bisa berkeliling keliling ke semua bangunan dan terasa lebih afdhol bila dibandingkan malam hari *Dasar Penakut*, dan saat saya berkunjung ke sini, ada live performance musik di tengah tengah halaman Lawang Sewu, tetapi bagi yang sekalian mau beruji nyali, silahkan berkunjung di malam hari dan rasakan sensasinya sendiri hahaha. Di Lawang Sewu, selain celingak celinguk berkeliling mengitari bangunan, didalamnya juga terdapat beberapa museum seperti museum sejarah perkembangan kereta api Indonesia dari zaman dahulu hingga saat ini, Lawang Sewu juga mempunyai terowongan bawah tanah, tapi sayang saat saya berkunjung lokasi terowongannya lagi dalam tahap pemugaran bangunan. Untuk jam kunjungan ke Lawang Sewu buka dari jam 09.00 - 21.00, jadi silahkan pilih sendiri jam kunjungan kamu, tapi saran saya berkunjunglah di pagi hari dan siangnya bisa melanjutkan ke beberapa tempat lainnya. Bagi pecinta wisata sejarah, Lawang Sewu adalah salah satu tempat yang tepat buat kamu betah untuk berlama lama sebelum ke tempat sejarah lainnya.

Selanjutnya saya akan berkunjung ke daerah yang di sebut dengan 'Kota Lama', tapi sebelum sampai di sana saya singgah sebentar ke Pasar Johar dengan bermodalkan Maps saya mulai melangkahkan kaki dari Lawang Sewu ke tujuan berikutnya, Pasar Johar adalah sebuah pasar tradisional layaknya pasar pasar di kota lain, berbagai macam produk yang di gelar di sini, seperti baju, tas, pernak pernik serta beberapa jajanan pasar juga tersedia di sini. Pasar yang cukup besar dan luas ini sangat ramai dan padat bila berkunjung di hari weekend, sebenarnya tujuansaya ke sini adalah mau mencari daybpack kain untuk sehari hari selama nge trip berlangsung, tapi apalah daya tidak ada yang menjual nya malah banyak yang menjual daypack daypack biasa dan saya tidak membutuhkan itu.
Baca Juga : Wisata Alam Garut
Setelah berkeliling di area pasar johar, saya melanjutkan langkah kaki menuju daerah kota lama, di sini kita bisa melihat wajah Semarang pada zaman dahulu, karena masih banyak dan kokohnya bangunan bangunan lama di sepanjang jalanan ini. Di kota lama juga terdapat beberapa spot lokasi wisata yang berdekatan, seperti Gereja Blenduk, Marba Building, 3D Trick Art Museum, Pasar Seni, Taman Srigunting. Kota lama ini menurut sejarah merupakan pusat perdagangan pada abad 19-20, disini juga terdapat benteng pertahanan dengan tujuan untuk pengamanan warga dan wilayah, benteng ini dikenal dengan nama Vijhoek. Di kota lama ini terdapat sekitar 50 bangunan kuno yang masih berdiri dengan gagah dan masih berkaitan dengan sejarah kolonialisme di Semarang, gaya bangunan arsitek Eropa ini masih bisa kita temui di beberapa bangunan lama peninggalan Belanda, dan dulunya di sebut dengan 'Little Netherland'. Masih di kawasan yang sama, juga bisa kita temui Gereja Blenduk, Gereja yang berusia lebih dari 200 tahun ini merupakan salah satu landmark/icon kota Semarang. Gereja yang mempunyai 2 buah kubah besar diatasnya atau di kenal dalam bahasa Jawa adalah Blenduk di gunakan untuk menamai Gereja ini, dan sampai saat ini dikenal dengan nama Gereja Blenduk. Masih di seputaran kota lama, disini juga terdapat Marba Building, salah satu bangunan peningglanan Belanda ini dengan arsitektur bergaya eropa dan mempunyai ciri khas warna merah yang sangat mencolok, dan terletak di seberang Taman Srigunting. Taman Srigunting berada tepat di tengah tengah beberapa bangunan lainnya seperti Gereja Blenduk, Marba Building dan di sampingnya juga terdapat Pasar Seni, pasar yang menjual khusus barang barang antik.
www.enrymazni.com
Gereja Blenduk - Kota Lama Semarang
Taman Srigunting sangat cocok untuk beristirahat sejenak setelah berkeliling dari beberapa tempat wisata, dan saya pun duduk sejenak di dalam area taman hanya sekedar melepaskan penat kaki yang tadi sudah berjalan lumayanan jauh. Sesekali kita bisa menyaksikan beberapa pengunjung lainnya duduk santai sambil mengabadikan beberapa moment bersama teman teman lainnya. Pasar Seni yang berada disebelahnya, tidak luput dari kunjungan saya, ya, walaupun hanya sekedar melihat lihat koleksi koleksi benda antik untuk di perjual belikan. Spot selanjutnya yang saya datangi adalah 3D Trick Art Museum, ya sebuah museum dengan gambar gambar tiga dimensi yang membuatnya menjadi seperti asli, tapi sayang untuk tiket masuknya masih tergolong mahal, yaitu Rp 50.000/orang/entry, tetapi bagi yang suka untuk mengabadikan dan bergaya di beberapa booth photo 3D Trick Museum harga tidak bakalan menjadi masalah, dan ini merupakan masalah bagi saya untuk harga segitu dan keputusannya saya tidak masuk *hahaha*, hanya cukup melihat dari luar saja.

Hari pun sudah hampir sore, saya melanjutkan langkah kaki untuk tempat berikutnya menuju kantor pos, kantor yang menempati sebuah bangunan lama ini juga sangat menarik untuk dikunjungi. Tetapi sebelumnya, saya melihat ada penjual nenas madu Pemalang dan sepertinya menarik untuk di coba, alhasil langkah kaki saya pun beralih ke penjual nenas madu di pinggir jalan, tepatnya di depan sebuah gedung bangunan lama yang saat ini di tempati oleh Bank Mandiri. Nenas yang sudah di Packing ke dalam sebuah wadah plastik ini di hargai Rp 10.000 saja, sebenarnya kalau saya lihat nenas madu nya kecil kecil semua bentuknya, apakah memang segitu ukuran untuk sebuah nenas madu? aaaaaa, ntahlah tidak pakai pikir lama saya pun memintanya sama si ibu penjual tadi, karena rasa penasaran apakah benar itu nenas manis? hehehe ternyata nenasnya memang maknyus banget, nama madu yang di gunakan di akhir kata nenas memang benar benar terbukti manisnya, tanpa perlu berlama lama lagi, saya pun berhasil menghabiskan sebuah sebuah nenas madu dalam sekali duduk. Barulah melanjutkan ke kantor pos, berhubung sudah sore dan sepertinya sudah tutup, saya hanya bisa memandangnya dari kejauhan dan terus melangkah tanpa arah. Namanya juga get lost trip, jadi saya sengaja tidak punya itin yang fixed, sambil jalan sambil buka sebuah aplikasi yang selalu saya gunakan dalam trip saya, baik itu dalam maupun luar negeri. Sebuah aplikasi komersil yang gratis dan bisa di gunakan sebagai referensi untuk tempat tempat yang akan dikunjungi di setiap kota.
www.enrymazni.com
Nenas Madu Pemalang
Hari pun sudah semakin gelap, dan saya memutuskan untuk ke Pasar Semawis. Sebuah pusat kulineran malam yang wajib di kunjungi di Semarang, Pasar Semawis atau Semawis Market buka setelah magrib, tapi saat saya disana sekitar jam 19.00 kurang masih terlihat para pedagang lagi sibuk berkemas untuk menggelar dagangan mereka. Pasar Semawis yang berada di daerah Pecinan kota Semarang ini awalnya adalah gagasan dari perkumpulan Kopi Semawis ( Komunitas Pecinan Semarang untuk Pariwisata), adapun jadwal buka nya setiap hari Jumat, Sabtu dan Minggu sepanjang malam yang beralamatkan di Jalan Gang Warung daerah Pecinan Semarang. Sedangkan untuk menu menu yang ada disini sangat beragam, seperti nasi ayam, kue serabi, pisang plenet khas Semarang, es puter, sate hingga berbagai macam seafood pun tersedia disini, dan sangat cocok untuk menghabiskan waktu malam bersama keluarga atau teman sambil menikmati makan malam beratapkan langit. Dan untuk makan malam saya kali ini tertuju ke sebuah warung yang lumayan ramai pengunjungnya, seperti kata pepatah 'Ada Gula Ada Semut' nah warung bapak ini ramai banget semut yang mengitarinya, mungkin saja ini warung menyajikan menu nasi ayam yang maknyus *ehhh abaikan pepatahnya, sepertinya jaka sembung deh*. Untuk seporsi nasi ayam, tempe 2 potong plus es teh manis seharga Rp 15.000 *Murahhhhhhhh*.

Makan malam yang sempurna, memang ini nasi ayam nya enak banget *enak dari segi lapar*, selesai makan tidak langsung cabut, istirahat sebentar untuk melegakan penat kaki yang seharian sudah berkeliling keliling kota Semarang dan ini masih sebagian saja, dan besok saya harus melanjutkan lagi untuk ke tempat tempat
lainnya. Karena sudah malam sayapun memutuskan untuk kembali dan beristirahat, tapi jalan menuju pulang harus sedikit berjuang lagi, dikarenakan angkot sepertinya di sini sudah tidak ada lagi. Berjalan malam sambil menikmati kesejukan malam dan lampu lampu kendaraan jalanan menuju simpang lima dari daerah Pecinan *Jauhhhhh*. Saya harus kembali ke rumah teman Couch Surfing yang nge host saya untuk beberapa hari di Semarang nantinya, Mba Bhenny, rumahnya berada di daerah perbukitan tepatnya berdekatan dengan kampus UNES, sebenarnya Mba Bhenny sudah menawarkan untuk di jemput pas mau pulang, karena menurut saya kesian Mba Bhenny jemput jauh jauh ke daerah Simpang Lima jadi saya memutuskan untuk jalan kaki beberapa KM menuju ke lokasi pick up point nantinya, jadi Mba Bhenny nya tidak kejauhan karena menurut saya terlalu riskan kalau dia harus turun 'Bukit' untuk menjemput si 'gembel' traveler ini *hahahaha*

Dan perjalanan saya hari ini di kota Semarang pun berakhir dengan obrolan malam bersama Mba Bhenny di rumahnya, menjelang istirahat tidur kami pun masih ngobrol panjang dari mulai nge share pengalaman trip hari ini di Semarang sampai obrolin tentang kerjaan mba Bhennynya, dia memang sosok yang humble dan baik hati banget, senang sekali bisa bertemu dengan teman baru di kota Semarang ini. Baiklah waktunya saya beristirahat memulihkan kembali tenaga untuk keesokan harinya. Dan jangan lupa untuk baca cerita bagian ke duanya ya di postingan berikutnya.
Baca Juga : 15 Hari Keliling Jawa (Bag-2) : Sam Poo Kong,Masjid Agung JaTeng

'Keep Traveling Keep Writing'