Travelling Stories and Medical Record

Home Top Ad

Tampilkan postingan dengan label Vietnam. Tampilkan semua postingan

EnryMazniDotCom - Ho Chi Minh City atau dulunya dikenal dengan sebutan Saigon, merupakan salah satu kota bagian dari Vietnam yang menarik ...

EnryMazniDotCom - Ho Chi Minh City atau dulunya dikenal dengan sebutan Saigon, merupakan salah satu kota bagian dari Vietnam yang menarik untuk dimasukkan ke dalam list perjalanan kamu. Meskipun keindahan alam di HCMC ini tidak terlalu menonjol, tetapi kita juga bisa menikmati bagian sisi sejarah kota ini. Selain itu, Saigon atau HCMC juga sering dikenal dengan kota seribu motor. Tak pelik ketika saya berada disini melihat hingar bingar para pengendara motor memenuhi jalanan, apalagi disaat jam sibuk. Sebenarnya tidak jauh berbeda dengan Indonesia dalam hal kendaraan bermotor, tapi di HCMC ada satu yang sedikit berbeda, para pengendara motor masih menggunakan helm yang tidak standar atau saya lebih senang memanggilnya helm ‘Proyek’. Selama berada di kota yang kabel listriknya masih semrautan ini, saya belum melihat para pengemudi motor menggunakan helm full face atau standar, apakah mungkin angka kecelakaan jalan raya mereka rendah?. Ya sudahlah, beda negara memang beda aturan so jangan ambil pusing ya, just enjoyed your vacation on it.


Vietnam merupakan salah satu negara bebas visa bagi warga negara Indonesia, dan kamu bisa tinggal disini selama 30 hari dari tanggal stempel paspor kamu, itu maksimal ya tanpa pakai ribet. Dan untuk mata uang Vietnam adalah VND (Viet nam Dong) dan kurs nya terhadap Indonesia Rupiah (IDR) berbanding lebih kurang 0.5 x lebih rendah.
Airasia Flight To Ho Chi Minh City
Airasia Flight To Ho Chi Minh City
Vietnam, khususnya HCMC saat ini memang menjadi salah satu tujuan wisata dunia, hampir disetiap dataran Vietnam mempunyai tempat menarik untuk dijelajahi, seperti beberapa tempat peninggalan dari zaman perang dulu. Ada Chu Chi Tunnels, Vietnam City Hall, ada War Renmant Museum, Saigon Central Post Office, Cathedral Notre Dame Basilica dan banyak lagi.

Berikut beberapa tempat wisata yang bisa saya kunjungi dalam satu hari :

Setelah selesai dari half day tour Chu Chi Tunnels serta urusan perut siang ini juga sudah ditunaikan. Saya bersama Firman memulai citywalk menuju Saigon Central Post Office, salah satu bangunan bersejarah yang ramai dikunjungi turis. Tapi sebelum kesana, saya bersama Firman teringin sekali mengunjungi dan melihat Mesjid di Ho Chi Minh City, sebagai kaum minoritas, selama beberapa hari disini saya tidak mendengar seruan suara adzan atau semacam kegiatan muslim. 

Indian Jamia Muslim Mosque

Lokasi Mesjidnya masih berada dipusat kota area distrik 1, dengan menggunakan google maps offline direction langkah demi langkah yang mengantarkan kami ke INDIAN JAMIA MUSLIM MOSQUE atau dalam bahasa Vietnamnya JAMIA THANH-DUONG HOI-GIAO AN-DO beralamat di 66 THAI Lap THANH – SAIGON. Supaya lebih gampang nyarinya, Mesjid Indian Jamia ini berada di samping CARAVELLE HOTEL. Lokasinya pun berada dipinggir jalan utama dan ditandai dengan sebuah gerbang.
Indian Jamia Muslim Mosque
Indian Jamia Muslim Mosque

Saigon Central Post Office

Gedung Saigon Post Office ini masih berdiri kokoh sampai dengan saat ini dengan gaya bangunan eropa, yang mana arsiteknya adalah Gustave Eiffel merupakan arsitek menara Eiffel di Paris. Gedung Saigon Post Office sampai saat ini masih berfungsi layaknya kantor pos biasa, masih tetap melayani para pengunjung yang ingin berkirim surat, paket dan lainnya. Pada sisi kiri dan kanan gedung dipintu utama terdapat lorong lorong kecil yang dijadikan tempat berniaga berbagai macam jenis souvenir khas Vietnam. Bagi yang tidak sempat berbelanja ole ole Vietnam di night marketnya, tidak ada salahnya untuk mencoba membelinya disini.
Saigon Post Office
Saigon Post Office
Jadi jangan heran saat ke sini anda akan melihat ramainya para turis yang mondar mandir, Saigon Central Post Office ini berada berdekatan dengan Cathedral Notre Dame. Jadi, setelah cukup melihat lihat Saigon Central Post Offcie dan photo photo saya pun beralih ke Cathedral Notre Dame yang berada diseberang jalan kantor pos Saigon. Cukup nyebrang jalan saja kok sudah sampai di spot wisata berikutnya.

Cathedral Notre Dame Basilica

Another placed i visit is Cathedral Notre Dame Basilica, atau gereja katedral yang menjadi icon kota HCMC juga. Gereja katedral yang pastinya mengaungi gaya arsitek roma ini, memang menjadi tempat kunjungan para turis selanjutnya. Saat kesini terlihat banyak para turis yang ber photo photo di depannya. Bangunan yang berwarna cerah ini dibuka untuk umum, tetapi sayang saat saya kesana sudah sore, jadi para pengunjung tidak diperbolehkan masuk kecuali bagi pengunjung yang ingin berdoa didalam gereja. Terlihat digerbang masuk gereja tertulis hanya melayani bagi yang ingin berdoa yang di izinkan masuk.

Gereja ini dibangun antara 1863 dan 1880, dan memiliki dua menara lonceng dengan ketinggian 58 meter. Gereja yang terletak di pusat kota Saigon (HCMC) ini dibangun oleh kolonial Perancis dengan gaya arsitekstur Roma. Cathedral Notre Dame Basilica ini memang mempunyai kemiripan arsitektur bangunan dengan Notre Dame di kota Paris seperti sama sama memiliki dua menara lonceng disisi kanan dan kiri, dihalaman depannya juga terdapat sebuah patung Mary yang dijadikan spot buat berphoto oleh para turis termasuk juga saya *yeahh turis ni ye*.
Cathedral Notre Dame Basilica
Cathedral Notre Dame Basilica
Jadi, kalau ke HCMC untuk melihat lihat bangunan bangunan bersejarah gaya eropa sebaiknya tidak perlu menggunakan jasa guide, cukup explore sendiri saja dan lumayankan bisa menghemat budgetnya. Toh citywalk di Ho Chi Minh City ini juga tidak jauh jauh amat bisa ditempuh dengan jalan santai sambil menghabiskan waktu sore hari.

Mekong River

Selanjutnya kemana? Menjelang malam, saya menghabiskan waktu sore harinya di pinggiran sungai Mekong, ya nothing you can do when in Mekong River. Saya hanya duduk santai sambil menikmati semilir angin sungai *hah Ada ya namanya angin sungai* memandang ke seberang sungai yang merupakan daratan bagian dari HCMC yang dipisahkan oleh sungai Mekong. 
Mekong River
Mekong River
Di sisi tepat saya berdiri terdapat kursi kursi taman yang sengaja disediakan menghadap ke arah sungai Mekong, ya kita bisa duduk santai dan mengisi aktifitas sore seperti bapak bapak yang tidak beberapa jauh dari lokasi saya duduk sedang memancing. Sementara diseberang sana terlihat beberapa billboard iklan minuman beralkohol yang terpasang menghadap ke arah saya yang dipenuhi dengan semak semak belukar tumbuh dibawahnya.

Garis pinggiran sungai Mekong ini lumayan panjang, walaupun air sungainya butek banget, tetapi banyak juga masyarakat setempat menghabiskan sore hari mereka bersantai di pinggiran sungai Mekong. Saat menoleh ke belakang , sungai Mekong ini juga dihiasi oleh bendera bendera negara ASEAN yang menjulang tinggi dan berkibar dengan gagahnya, dan salah satunya adalah Si Merah Putih .
ASEAN Flag
ASEAN Flag
Senangnya melihat bendera Merah Putih berkibar di langit Vietnam, ada rasa kebanggan yang teramat deh pokoknya. Dan perjalanan hari ini pun berakhir, saya bersama Firman kembali menyusuri gedung gedung selama perjalanan pulang ke Hotel. Kembali ke Hotel saatnya bersih bersih dan night out for dinner and looking some souvenir at Benh Tanh Night Market.

Night Market at Benh Tanh

Nah, kalau traveling pasti gak sah dunk pulangnya gak belanja ini itu *eissss*, siap siap kolap deh. Untung saya tidak termasuk yang suka belanja saat traveling *mmmm kurang yakin*, apalagi belanja mikirin ole ole untuk si A si B si C dan lain lainnya. Karena bakalan nambah beban berat di backpack dan juga nambah beban dikantong saya juga, dan paling malas lagi pas update photo di sosial media isi komentarnya pada minta ole ole *pelit kan saya*. So kalau saya pribadi lebih membeli souvenir alakadarnya dan yang pasti buat nambah koleksi pribadi, jadilah traveller yang bijak ya saat sedang nge trip. Kan judulnya backpacker bukan tourpacker.

Perburuan mencari souvenir malam ini saya awali dulu dengan makan malam, lagi lagi saya dan Firman mencari makan malamnya tidak jauh dari area Night Marketnya. As i said before, disini terdapat beberapa restoran halal yang bisa kita coba satu satu. Dan malam ini saya singgah ke resto Hj Baisarah, untuk porsi makanan yang dihidangkan juga lumayan besar hampir sama dengan resto tempat makan siang tadi. Untuk berdua makan malam hanya 227.000 VND dan kenyangnya polllll banget. Dan pelayan di resto Hj Baisarah juga bisa berbahasa melayu sehingga tidak kesulitan dalam berkomunikasi.
Suasana night market malam ini terlihat sangat ramai, meskipun malam ini diguyur hujan yang lumayan lebat tapi untung tidak berlangsung lama. Night market memang sangat rekom banget untuk berburu ole ole dengan harga murah kalau dibandingkan dengan Benh Tanh Market disiang hari, harga yang ditawarkan di ngiht market juga tidak terlalu tinggi dibanding dengan Benh Tanh Market, dan saat belanja disini kita juga harus pintar dalam hal tawar menawar biar bisa belanja banyak *hahaha*.

Satu persatu pun souvenir mulai saya dapatkan dengan harga terjangkau, seperti biasa souvenir utama yang saya cari adalah tempelan kulkas, gantungan kunci dan dompet dompet kecil bertuliskan Vietnam. Karena barang barang seperti itu mudah dibawa dan bisa dapat banyak, jadi bisa lah dibagikan ke teman teman sebagi bukti hasil dari ngebolang di Vitenam. 
Deuter Night Market
Deuter Night Market
Sembari berkeliling night market, saya melihat salah satu toko tas yang ‘layak’ untuk dilihat, hehehe *modus* di toko ini tepatnya dideretan tempat money changer ada toko tas yang menjual produk produk Deuter. Tas yang paling apik sekali menurut saya, karena saya sudah menggunakannya dan sangat nyaman sekali dan sangat worth it dengan harganya. 


Tetapi di toko tas Deuter yang saat ini saya singgahi mereka menjual produk Deuter KW (sepertinya) karena harganya terbilang murah banget dan kualitasnya juga super deh. Alhasil, saya dan Firman tergiur dengan harga dan kualitasnya yang super. Tak dapat dielakkan kami membawa pulang 4 buah tas daypack dengan harga per item nya 110.000 VND, dan 1 buah Deuter Futura seharga 660.000 VND. Hah godaan mu terlalu besar wahai Deuter ditambah lagi saya orangnya yang senang banget mengkoleksi backpack, dan saat ini sudah lumayan banyak koleksi backpack dirumah *PAMERRR, PLAKKKK*.

Baiklah, sepertinya untuk berburu souvenir dan beberapa barang lainnya di cukupkan sampai toko tas Deuter saja. Karena semakin lama berkeliling night market semakin banyak barang barang yang menarik untuk dibawa pulang. Seakan akan ‘mereka’ memanggil manggil untuk ‘dibawa’, maka dari itu saya harus segera kembali ke Hotel buat packing packing karena besok sudah harus terbang kembali ke KL. Dan masih ada waktu setengah hari buat menghabiskan waktu di HCMC sebelum mengakhiri Vietnam trip ini bersama Firman my travelmate.

"Keep Traveling, Keep Writing"

EnryMazniDotCom - Malam pertama di HCMC saya hanya menghabiskan waktu untuk berkeliling ke Ben Tanh Marekt , kalau malam namanya lebih dik...

EnryMazniDotCom - Malam pertama di HCMC saya hanya menghabiskan waktu untuk berkeliling ke Ben Tanh Marekt , kalau malam namanya lebih dikenal dengan night market. Sambil berkeliling ke night market saya sekalian mau membeli tour pack buat besok ke Chu Chi Tunnels, iseng iseng sebelum keluar hotel saya menanyakan paket tour Chu Chi Tunnels yang berada ditempat saya menginap. Meskipun saya sudah mempunyai tempat travel yang murah, apasalahnya mencoba bertanya yang satu ini, untuk half day tour Chu Chi Tunnels mereka jual seharga 189.000 VND sudah termasuk fasilitas antar jemput ke hotel tetapi harga tersebut masih diluar tiket masuk Chu Chi Tunnelsnya. mmmm benerankan perkiraan saya ternyata mahal, dan ternyata hanya satu tempat agen travel di HCMC yang benar benar murah dalam menjual semua paket tour mereka.
The Sinhtourist
The Sinhtourist
The Sinhtourist, yaa ini agen travel yang ketjeh badai lah dalam memberi harga paket tour dibanding agen lain, dan saya sudah pernah melakukan survei ke beberapa tempat lainnya dan hanya The Sinhtourist yang paling cetar membahana murahnya. Jadi tidak heran pas datang ke sini kondisinya sangat ramai, untuk half day Chu Chi Tunnels tour pack mereka tawarkan hanya 109.000 VND dan biaya tersebut belum termasuk dengan biaya masuk Chu Chi Tunnels nya seharga 110.000 VND. Sangat direkomendasi banget kalau mau beli paket tour dan lain lain ke The Sinhtourist.
Waktu pertama kali ke HCMC tahun lalu saya membeli untuk paket tour ke Mui Ne Sand Dunes di The Sinhtourist sudah termasuk tiket sleeper bus untuk pulang pergi hanya 19 USD, sangat murahkan kalau dibandingkan sama agen lain yang pernah saya tanya di beberapa tempat, rata rata mereka menjualnya 25 – 26 USD. Untuk alamat dan lokasi The Sinhtourist bisa cari di google maps ya.

Nah, akhirnya untuk half day tour pack Chu Chi Tunnels buat besok saya membeli di The Sinhtourist untuk 2 orang yaitu 218.000 VND, dan para tamu diwajibkan sudah harus berada di The Sinhtourist jam 07.30 untuk yang mengambil tour pagi.

Setelah tiket buat besok sudah ditangan, saya bersama Firman lanjut mencari makan malam di resto halal. Nah bagi yang mencari makanan halal ada beberapa pilihan resto di seputaran Benh Tanh Market, seperti resto yang akan saya kunjungi saat ini. Tapi malam ini kami mau mencoba terlebih dahulu di The Daun Restaurant, sepertinya resto ini sangat direkomendasikan ya ini terlihat dari pintu masuknya tertempel stiker Tripadvisor.yang menandakan bahwa banyak parar traveller yang sudah mencoba dan mereviewnya di Tripadvisor.
Mie Goreng - The Daun Restoran
Mie Goreng - The Daun Restoran
Untuk pelayananya sangatlah ramah, setelah diberikan daftar menu akhirnya kami memesan Nasi Goreng, Mie Goreng dan Nasi Putih total harganya 223.000 VND untuk berdua. Mmmmm masih tergolong mahal juga seh menurut saya dan masakannya pun standar dari segi rasanya dan porsinya sedikit seh, yahhh namanya juga baru malam pertama di HCMC jadi harus pinter membanding bandingkan resto dulu mana yang murah dan maknyus masakannya.

Nothing too much we can do this night *uhuk uhuk in english dank*, setelah makan saya berkeliling lagi di seputaran Benh Tanh market sambil celingak celinguk dikeramaian pasar malam, tetiba datang seorang pengendara sepeda menawarkan jasa ‘Ladies’ W.O.W, dan itu bukan hanya satu orang tapi ada beberapa orang laki laki yang mengendarai sepeda berkeliling night market menawarkan jasa ‘ladies’ tadi. Nah wisata malam di HCMC ada plus plus nya loh dan tergantung kita masing masing aja *la la la sing*.

Ok lanjut, di night market ini selain menjual souvenir, kaos dan ‘ladies’ juga ada kulinerannya juga. Salah satu contohnya ini ne saya menghampiri ibuk ibuk penjual makanan warna warni, saya tidak tahu pasti nama makananya apa, terbuat dari ketan yang berwarna warni, ada kacang juga yang dihaluskan, ada singkong rebus parut juga, kemudian di siram kuah dan rasanya yummy banget. Untuk harganya 1 porsi 50.000 VND dan bisa untuk makan 2 orang loh, porsinya banyak banget.
Ketan Pelangi - Night Market HCMC
Ketan Pelangi - Night Market HCMC
Masih berkeliling keliling disini sambil nomnom ketan pelangi tadi, disisi lain ada mba mba pake motor jualan kopi vietnam dan halal loh. Ne salah satu kesukaan saya kopi es susu vietnam, soalnya waktu trip pertama dulu pernah nyobain makanya pas datang ke HCMC lagi wajib minum kopi ini lagi. Satu gelasnya hanya 15.000 VND dan mba yang jualnya pun bisa berbahasa melayu, so tidak perlu susah payah ber english english ria seperti saya yang kesusahan setiap komunikasi dalam bahasa inggris.

Area Benh Tanh market / night market tidaklah terlalu besar, namanya juga lokasi tempat penjual souvenir atau oleh oleh Vietnam jadi untuk keliling keliling malam ini cukup sekian dulu, dan waktunya kembali ke hotel buat istirahat agar besok pagi pagi bisa bangun dengan kondisi fit dan memulai Chu Chi Tunnels tour.

Beruntung lokasi tempat saya menginap tidak terlalu jauh dari kantor The Sinhtourist, jadi besok pagi saat menuju ke meeting point di The Sinhtourist cukup berjalan kaki saja sambil olahraga mantajhhhh biar sehat lahir dan bathin.

Day 2

Chu Chi Tunnels Half Day Tour

Pagi pagi sekali saya dan Firman sudah bersiap siap menuju The Sintourist, tapi sebelum melangkah saya memastikan dahulu barang barang yang mau dibawa untuk tour hari ini apakah sudah lengkap, dan yang tidak selalu ketinggalan adalah botol minum buat sediaan kalau tiba tiba 'terserang' kehausan hebat *kedipkedip mata*. Sambil berjalan menuju lokasi meetpo, saya bersama Firman singgah ke Family Mart nyari cemilan buat nantinya, karena tour ini tidak menyediakan makan bagi para tamunya.

Ada baiknya membawa bekal sendiri, lumayankan buat ganjal perut menjelang makan siang setelah tour selesai nantinya. Beli beberapa makanan ringan di Family Mart lumayan juga harganya hehehe, belanja cemilannya kena 79.000 VND beberapa bungkus biskuit dan air mineral.

Akhirnya sampai juga di lokasi, terlihat pagi ini kantor The Sinhtourist sudah ramai banget sama para tamu yang mau tour. Semua para tamu berbaur disini, ada yang duduk, berdiri bahkan ada juga berdiri di trotoar jalan depan pintu masuk. Semuanya menunggu untuk dipanggil sama kepala rombongan tour, disini juga terdapat beberapa bus yang sudah standby untuk mengangkut para tamu ke berbagai tujuan.

Termasuk saya dan rombongan yang sudah siap untuk di angkut *bukan museum angkut ya*. Sambil menunggu dipanggil untuk menuju bus, saya membeli kacang rebus sebagai penganjal sementara. Ternyata didepan The Sinhtourist banyak para pedagang dadakan yang berjualan disini, mulai dari kacang rebus, roti roti, kacamata dan topi khas penduduk Vietnam juga mereka tawarkan. Kalau saya lebih memilih untuk mencoba kacang rebus tadi karena kacangnya besar besar banget dan sepertinya yummy banget dan harga nya 20.000 VND untuk 1 porsi.
Penikmat Kacang Rebus
Penikmat Kacang Rebus
Tak lama berselang, rombongan kami dipanggil menuju bus dan harus berjalan sedikit ke arah taman yang tidak jauh dari kantornya. Perjalanan menuju Chu Chi Tunnels pun dimulai dan tour ini dipandu oleh seorang tour guide cewek. Diapun mulai memperkenalkan diri dan mulai bercerita tentang HCMC, Chu Chi Tunnels dan kebiasaan masyarakat HCMC.

Bus menuju Chu Chi Tunnels lebih kurang 2 jam perjalanan one way, dan saat masih dipertengahan perjalanan, si tour guide tadi menyarankan untuk mengumpulkan uang masuk ke Chu Chi Tunnels ke dia, supaya nanti tidak perlu repot report harus mengantri sendiri sendiri, lebih baik dia saja yang antri diloket pembelian tiket untuk semuanya. Mmmm good idea seh, dan semua tamu pun mulai memberikan uang sebesar 110.000 VND per orang untuk tiket masuknya.
Bus To Chu Chi Tunnels
Bus To Chu Chi Tunnels
Sebelum tour Chu Chi Tunnels dimulai, kita akah diarahkan ke tempat audio visual untuk melihat dan mengenal lebih dalam tentang sejarahnya. Setelah melihat video dan diperkenalkan beberapa bagian dari Chu Chi Tunnels saya yakin para tamu tamu akan terkagumkagum dengan kepintaran orang Vietnam pada zaman itu, selanjutnya para tamu akan dipanggil oleh masing masing kepala rombongan untuk memulai tournya.

Oh ya ini sedikit cerita tentang Chu Chi Tunnels / dikenal terowongan Chu Chi.
Chu Chi Tunnels merupakan satu bukti tanda peperangan Vietnam melawan tentara Amerika, terutama bagi Vietnam Selatan. Karena dari sinilah mereka melakukan pertahanan melawan penjajahan bangsa barat kala itu. Lokasi Chu Chi Tunnels terletak di district Chu Chi lebih kurang 40 KM dari Saigon. Awal mula pembanguna terowongan ini sejak 1940 an selanjutnya dikembangkan semenjak tahun 1960 an ke arah Chu Chi sebagai pertahanan melawan Amerika.

Terowongan Chu Chi ini berguna sebagai perlindungan selama peperangan, selain itu bunker digunakan untuk menjalani kehidupan sehari hari para tentara Vietnam, karena di terowongan ini juga terdapat dapur, kamar tidur, ruang senjata dan lain lain layaknya sebuah rumah untuk kehidupan sehari hari kita. Nah, selama saya mengikuti tour Chu Chi ini, guide nya mengatakan kalau makanan utama tentara Vietnam selama perang berlangsung adalah singkong. Jadi, sebelum tour berakhir para tamu disuguhkan untuk mencoba makanan singkong rebus langsung dari dapur umum bekas peninggalan tentara Vietnam.
Audio Visual -  Chu Chi Tunnels
Audio Visual -  Chu Chi Tunnels
Tidak hanya sebagai tempat berlindung saja, dimasa peperangan banyak para tentara Vietnam mebuat jebakan jebakan yang mematikan dibuat untuk menangkap para musuh. Nah, bagi para tamu yang ingin mencoba peralatan perang peninggalan tentara Vietnam, Di Chu Chi Tunnels ini juga disediakan area menembak bagi para turis yang ingin mencobanya dan semua peralatan perang zaman dahulu seperti senapan masih berfungsi. Kita hanya membeli peluru yang sudah disediakan oleh mereka.
Firman In Action - Chu Chi Tunnels
Firman In Action - Chu Chi Tunnels
Di area ini rata rata tempat tempat persenjataan dan dapur mereka tidak berada diatas permukaan tanah, tetapi berbentuk seperti sebuah kolam yang ditutup dengan atap menyatu dengan permukaan tanah, selain itu para tentara Vietnam sering memanfaatkan kembali bekas bekas persenjataan lawan seperti bom/rudal yang sudah meledak untuk di gunakan kembali dan mereka rakit lagi sebagai senjata untuk melawan balik musuh.
Spot Photo Wajib Di Chu Chi Tunnels
Spot Photo Wajib Di Chu Chi Tunnels
Sebelum berakhir, para tamu diajak untuk menelusuri terowongan merasakan sensasi melewati jalanan kecil, sempit, lembab dan didalam terowongan kita diharuskan berjalan merangkak layaknya seorang bayi merangkak. Tapi saat ini kondisi terowongan sudah mengalami beberapa modifikasi, seperti pintu masuk terowongan yang sudah diperbesar, pipa udara yang dimasukkan dari luar ke dalam terowongan sebagai suplai oksigen, dibeberapa sudut persimpangan terowongan di beri penerawangan lampu dan juga ada seorang petugas yang standby didalam terowongan sebagai pengarah jalan. Ishhh tu petugas bisa ya bertahan dan betah lama lama didalamnya, saya sendiri aja saat melewati terowongan merasa takut apalagi suasana didalamnya seperti mencekam dan kondisi udara yang lembab.
Pintu Masuk Terowongan - Chu Chi Tunnels
Pintu Masuk Terowongan - Chu Chi Tunnels
Dan akhirnya rangkaian tour Chu Chi Tunnels pun selesai, dan para rombongan diajak untuk kembali ke bus untuk kembali ke HCMC. Decak kagum pun muncul dalam pikiran saya tentang terowongan Chu Chi ini, ternyata pada zaman dahulu mereka sudah bisa membangun sebuah terowongan didalam tanah lengkap dengan bilik bilik yang diperuntukkan sesuai dengan fungsinya masing masing, dan mereka bisa bertahan didalamnya. Chu Chi Tunnels ini mirip dengan Lobang Jepang yang terdapat di Kota Bukittinggi Sumatera Barat tepatnya di Ngarai Sianok, Lobang Jepang bekas peninggalan di zaman penjajahan jepang dan Lobang Jepang ini di gunakan sebagai tempat perlindungan tentara jepang dan dibangun oleh masyarakat Indonesia secara kerja paksa oleh mereka.
Singkong Rebus - Dapur Umum Chu Chi Tunnels
Singkong Rebus - Dapur Umum Chu Chi Tunnels
Selama perjalanan kembali ke HCMC saya manfaatkan untuk beristirahat tidur, karena saat saat seperti inilah waktu yang tepat untuk tidur karena sesampainya nanti di HCMC saya bersama Firman harus kembali lagi memulai sightseeing, seperti mengunjungi Vietnam post office, Gereja Notre Dame, Mekong River dan lain lain dan tentunya menggunakan kaki kaki yang manjahhhh ini *sok manjah*.

Saatnya makan siang, turun dari bus Tte Sinhtourist saya melanjutkan jalan kaki ke Benh Tanh area lagi, kali ini saya mau mencoba menu makanan halal di restorant Kampung Melayu. Di deretan ruko ruko yang berseberangan dengan Benh Tanh Market ini terdapat beberapa restoran halal, salah satunya adalah restoran Kampung Melayu ini.

Pada setiap restoran halal yang ada disekitaran sini, rata rata mereka menyediakan free wifi, so bagi pecinta sosial media fasilitas free wifi sangat membantu sekali, terutama yang suka update status atau sekedar posting posting makanan and it including me *tutup muka*.

Untuk makan siang saya kali ini dengan beberapa menu dan porsi yang luarrr biasa banyak hanya 247.000 VND untuk makan 2 orang. Saking banyak porsinya itu makanan, hampir saja tidak habis. Disini termasuk murah soal harga makanan dan porsinya juga banyak bila dibandingkan The Daun restoran tempat saya makan malam kemaren. Dan rata rata restorannya nyaman karena br AC, satu lagi kita juga tidak kesulitan dengan bahasa, karena hampir disetiap restoran halal di Vietnam pelayannya bisa berbahasa melayu.
Salah Satu Menu Lunch Kami di Resto Kampong Melayu
Salah Satu Menu Lunch Kami di Resto Kampong Melayu
Saya dan Firman pun tidak mau buru buru meninggalkan resto ini setelah makan, karena selain bisa istirahat sambil ngadem saya pun tidak harus buru buru untuk citywalk tour. So berisitirahatlah secukupnya sebelum melanjutkan sightseeing disekitaran district 1 HCMC ini. Oh ya, suasana siang di area ini sangat berbeda bila dibandingkan pada malam harinya, karena rata rata para turis lebih banyak menghabiskan waktu untuk berkeliling di area ini (night market) pada malam hari sambil mencari souvenir souvenir sebagai oleh oleh nantinya.

Setelah merasa cukup ngadem di restoran Kampung Melayu ini, saya bersama Firman mulai melanjutkan langkah kaki untuk explore area sekitar. Baca cerita selanjutnya disini ya.

'Keep Travelling, Keep Writing'

EnryMazniDotCom – Sudah lama banget rasanya tidak update blog, mmm padahal bahan postingan banyak banget yang mau ditulis, tapi apakah day...

EnryMazniDotCom – Sudah lama banget rasanya tidak update blog, mmm padahal bahan postingan banyak banget yang mau ditulis, tapi apakah daya saya ini termasuk blogger yang moodian dalam hal tulis menulis. Tapi kalau tidak nulis rasanya sayang banget kalau blognya gak terupdate, jadi harus dipaksain gitu buat nulis biar ada tulisan tulisan jelek tentang hoby traveling saya. Walaupun gaya tulisan saya masih amburadul alias acak kadul yang penting saya tetap bisa berbagi sedikit pengalaman beberapa trip yang sudah saya eksekusi. Nah, kali ini saya akan sedikit bercerita tentang trip terakhir saya ke Vietnam, tepatnya di Ho Chi Minh City. Saya mengunjungi HCMC beberapa hari setelah lebaran idul fitri 2017 kemaren, yahh seperti biasa kalau tidak dikarenakan tiket promo gak mungkin saya bisa nge trip ke Vietnam.
SSQ II Pekanbaru
SSQ II Pekanbaru
Ho Chi Minh City Vietnam untuk kedua kalinya saya berkunjung kesini, walaupun di trip saya 2016 pernah menginjakkan kaki di HCMC, tetapi pada trip 2016 saya tidak mempunyai waktu yang cukup untuk menikmati HCMC khususnya mengunjungi Chu Chi Tunnels / Bunker bekas tentara Vietnam di zaman perang dulu. Karena 2016 kemaren merupakan overland trip dari Cambodia Siem Reap dilanjutkan ke Vietnam menuju Mui Ne Sand Dunes.
Total waktu trip saya kali ini lebih kurang 5 hari untuk pulang pergi, karena saya harus transit di KLIA2 dulu untuk 1 malam keberangkatan dan 1 malam kepulangan. Selama transit di KLIA2 saya hanya memanfaatkan bandara KLIA2 untuk bermalamnya, dan ini selalu saya lakukan setiap memilih transit di bandara KLIA2 Malaysia. Dan disini saya tidak sendirian kok, banyak para traveller lainnya yang lebih memilih untuk ngemper semalam menjelang keberangkatan selanjutnya besok harinya.
Lokasi Ngemper di KLIA2
Lokasi Ngemper di KLIA2
Dalam cerita ini saya juga akan memberikan info biaya biaya yang keluar selama trip ini dari biaya makan minum, tiket pesawat, penginapan dan lain lainnya, semoga saja bisa membantu teman teman dalam menyusun itinerary kalau mau ke Vietnam nantinya. Untuk tiket pesawat saya menggunakan Airasia dari Pekanbaru ke Kuala Lumpur dengan harga promo 356.000 IDR one way, untuk tiket Airasia Kuala Lumpur ke Ho Chi Minh City 337.000 IDR one way per orang.

Kemudian, untuk tiket pulangnya menggunakan Malaysia Airline 861.000 IDR one way per orang. Kebetulan waktu pas cek ricek untuk tiket pulang Malaysia Airline lebih murah dibandingkan dengan Airasia, yahhh gpplah sekali sekali mencoba naik maskapai full service dari anggota Sky Team, kan selama ini kalau saya travelling maskapainya selalu low cost hehehe. Kemudian untuk tiket dari Kuala Lumpur ke Pekanbaru naik Airasia lagi hehehe dan ongkosnya 333.000 one way per orang. Jadi total ongkos pesawat untuk trip saya kali ini adalah 1.886.000 IDR untuk pulang pergi / 4 kali penerbangan.

Setelah persiapan tiket rampung, waktunya untuk mempersiapkan penginapan. Ada banyak tersedia jenis penginapan di HCMC dari Hostel, Hotel, Dorm, Apartemen dll semua tergantung dengan budget kita masing masing. Untuk pemesan penginapan menurut saya lebih baik dari awal sebelum berangkat / tiba dilokasi, karena biasanya saat tiba di negara tersebut pastinya kita akan kesulitan akses internet dan juga untuk mengantisipasi sesuatu hal yang tidak diinginkan juga nantinya.

Dalam mencari penginapan, ada baiknya kita melakukan sedikit riset terebih dahulu misalnya kondisi hotelnya, lokasinya dan tarif kamar per malamnya. Ini tiga hal yang harus diperhatikan sebelum booking hotel, gak maukan pas sudah booking dan payment saat mau check in lokasi hotelnya jauh dari pusat keramaian dan akhirnya nambah biaya lagi buat kendaraan / taxi dari hotel ke pusat keramaiannya. Saat di HCMC saya memilih Saigon Terrace Hotel di area District 1 tepatnya di jalan 31 Le Anh Xuan. Untuk 3 hari 2 malam adalah 466.000, biaya hotelnya share cost dengan teman trip jadi bisa lebih murah atau sebanding dengan hostel / dormitory yang per malamnya rata rata 100.000 an.

Day 1
Berangkat menuju KLIA2 by Airasia dari Pekanbaru, landing malam di KLIA2 tidak kemana mana, keluar imigrasi langsung deh balik ke lantai atas area keberangkatan untuk nyari lokasi tempat ngemper malam ini, karena flight saya berikutnya ke HCMC besok harinya pukul 14.00 an, jadi masih ada waktulah untuk esok harinya melepir sejenak ke KL Sentral. Sebelum pergi ke KL Sentral, saya bersama teman trip yang cetar membahana kalemnya yaitu si Firman Abdul mengisi perut dulu dengan menu pagi ini adalah mie goreng dan nasi goreng di area food court KLIA2 yaitu Quizin, untuk 2 porsi makanannya sebesar 13,80 MYR.

Saya menuju lantai dasar yaitu area tempat pembelian tiket Bus menuju KL Sentral dengan harga tiket per orang 12 MYR, selama didalam Bus menuju KL Sentral saya manfaatkan untuk bisa beristirahat tidur lagi, lumayan dengan waktu tempuh lebih kurang 50 menit bisa memejamkan mata walaupun hanya sebentar. Dan rencana kami selanjutnya ketika sampai di KL Sentral adalah lanjut menggunakan Monorail menuju stasiun Imbi (Berjaya Times Square) ongkosnya 3.10 MYR per orang. Nah lohhhhh ngapain pagi pagi banget ke BTS? Rencananya seh sepulang trip dari HCMC nanti, kami mau lanjut ke Colmar Tropicale Bukittinggi atau lebih dikenal dengan French Village / kampung perancis. Tapi sayang banget pas cek schedule keberangkatan mereka dari BTS ke Colmar Tropicale tidak ada cocok dengan jadwal kami.
Colmar Tropical di BTS
Colmar Tropical di BTS
Alhasil, rencana menikmati segarnya udara perbukitan dan melihat bangunan bangunan ala ala di perkampungan perancis pun harus ditunda untuk trip selanjutnya, harus dijadwalkan dan buat trip khusus ke kampung perancis ini. Nah sebagai info berikut jadwal keberangkatan travel dari BTS menuju Colmar Tropicale.

1. Jam 09.30 am
2. 12.00 pm
3. 05.15 pm
4. 08.30 pm

Dan ini jadwal keberangkatan dari Colmar Tropicale menuju BTS

1. 08.00 am
2. 10.45 am
3. 04.00 pm
4. 07.30 pm

Nah ini harga tiketnya, untuk one way 38 MYR dewasa/anak-anak dari BTS ke Colmar Tropicale (tiket sudah termasuk harga fee entrance), 28 MYR dewasa/anak-anak dari Colmar Tropicale menuju BTS, dan lebih murah kalau belinya PP alias 2 way dari BTS – Colmar Tropicale – BTS hanya 60 MYR dewasa dan 55 MYR anak-anak.

Akhir kata, saya dan my travelmate pun keluar dari Berjaya Times Square untuk mencari sarapan kedua (lapar lagi). Tidak jauh dari BTS ada sebuah restoran melayu dan disitulah akhirnya kami terdampar untuk mengisi sedikit kekosongan perut, kalau sudah direstoran kayak gini menu kesukaan saya adalah roti canai dan teh tarik. Sayapun memesan 2 buah roti canai dan 2 gelas teh tarik untuk 5 MYR saja. Sambil makan tiba tiba munculah ide untuk ke dataran merdeka, ya disini hanya buat celingak celinguk doank.
Nyam Nyam by Firman
Nyam Nyam by Firman
Untuk akses ke dataran merdeka bisa menggunakan LRT dari stasiun Imbi ke stasiun Mesjid Jamek cukup dengan 1.20 MYR saja. Like i said before, sesampai di stasiun Mesjid Jamek kami berjalan menuju dataran merdeka dan hanya untuk mengitarinya saja, there is nothing we can do it. Setelah itu kami lanjut kembali ke stasiun Mesjid Jamek menuju KL sentral masih menggunaka LRT dengan ongkos 1.65 MYR per orang dan belum termasuk denda saat kami salah melewati jalur LRT nya sebesar 1.70 MYR per orang dan dikenakan saat kami mau keluar gate stasiun KL Sentral.
Dataran Merdeka Malaysia
Dataran Merdeka Malaysia
Di KL Sentral kemudian lanjut ke bagian basementnya / area Bus menuju KLIA2 dengan ongkos yang sama sebesar 12 MYR, dan saatnya tidur kembali didalam Bus sebelum berangkat menuju Saigon / HCMC nantinya. Saat cek in kali ini sedikit berbeda dan agak mudah, setelah web cek in saya hanya perlu melakukan print boarding pass nya melalui mesin self check in yang banyak tersedia di area keberangkatan.

Biasanya setelah kita print boarding pass kita diharuskan untuk tetap melapor di konter dokumen cek sebelum masuk ke proses imigrasi, tetapi kali ini diboarding pass sudah tertera tulisan ‘document verified’ yang artinya kita tidak perlu lagi untuk melapor ke konter dokumen cek dan saya pun langsung melenggang menuju ke imigrasi. Ingat proses ini hanya berlaku bagi yang tidak mempunyai bagasi cek in ya.

Oh ya, untuk menambah keceriaan suasana (perut) dan tidak dikomplen di dalam penerbangan menuju HCMC, saat web cek in saya menambahkan adds on meal Bukhara Chicken Biryani di tiket penerbangan Airasia, lumayananlah buat nambah nambah kerja lambung daripada bengong dianya. Walaupun tidak banyak pilihan makanan yang disediakan tapi saat kita pesan makanannya secara online menurut saya jatuhnya lebih murah hanya 10 MYR plus bonus minuman (coffee, mineral,soft drink pilih salah satu).
In Flight Meal by Airasia
In Flight Meal by Airasia
Satu lagi neh yang mau saya infoin, kalau nge trip ke Vietnam khususnya bagi kita orang Indonesia. Ada baiknya menggunakan mata uang USD untuk nanti ditukarkan ke VND (Vietnam Dong) karena lebih tinggi nilainya jika dibandingkan kita menukarkan dengan IDR ke VND, selain itu untuk jaga jaga juga kalau nantinya saat nukar IDR ke VND mereka tidak bingung sama angka nol kita yang kebanyakan dan saya sudah pernah mengalami saat trip ke Thailand, ternyata mereka hanya mau nerima uang IDR dalam pecahan 100.000 an saja. 

Saya selalu menukar IDR ke USD terlebih dahulu saat di Indonesia, seperti yang kita ketahui mata uang USD lebih tinggi harganya kalau ditukar ke mata uang asing lainnya. Dan menurut saya tidak hanya saat ke Vietnam saja, kalau ke negara negara asia lainnya juga better bawa nya USD lah. Hehehe ini hanya saran saja, kalau tidak mau juga gak apa apa kok.
Akhirnya Bisa Photo Bareng
Akhirnya Bisa Photo Bareng
Akhirnya saya landing di HCMC, Tan Son Nhat Airport adalah nama bandara di HCMC. Setelah proses imigrasi selesai sayapun keluar bandara untuk mencari informasi Bus menuju ke penginapan. Nah ada tips lagi ini, jangan lupa untuk meng capture semua bookingan kamu baik itu tiket pesawat, hotel dan lain lain supaya bisa digunakan saat offline seperti saya saat ini.

Dengan bermodalkan hasil capture bookingan hotel lengkap dengan alamat penginapan saya bertanya kepada orang orang sekitar bandara, Bus nomor berapa yang mendekati jalurnya lewat di Saigon Teracce Hotel?, saatnya menggunakan bahasa inggris, walaupun kemampuan bahasa inggris saya dibawah rata rata, so far selama nge trip alhamdulillah tidak ada kendala.
Bus 109 Airport To District 1
Bus 109 Airport To District 1
Berdasarkan informasi warga setempat *yaelahhh udah kayak nyari informasi warga hilang*, Bus untuk menuju ke penginapan saya tadi bisa menggunakan Bus nomor 109, posisi bus tepat berada di depan saya dan ongkosnya 20.000 VND per orang. Saat membeli tiket bus ke kernek bus saya sekai lagi menunjukan alamat hotel penginapan tadi ke dia untuk memastikan benar gak seh dia lewat sana dan si kernek bus tadi bilang ya dan barulah saya bayar tiket busnya.

Sesampai didalam Bus saya pun langsung menuju ke depan tepatnya ke tempat pak sopir, dan sekali lagi saya menyinyir ke pak sopir dengan menunjukkan capture an alamat hotel saya tadi, dan bilang tolong nanti saya berhentikan di area terdekat dengan hotel dan jawabannya yes sir. Hah lega banget deh dan saya tidak perlu khawatir takut kelewatan nantinya.

Untuk lebih memastikan lagi saya tidak kelewatan berhentinya, saya menggunakan google maps direction karena didalam Bus ini tersedia wifi gratis untuk dimanfaatkan, bak kata pepatah ‘Pucuk dicinta ulam tiba’.

Suasana HCMC sore itu terlihat sangat ramai kendaraan, baik motor dan mobil terlihat memadati setiap sudut jalan raya, yaa memang sangat padat dikarenakan bertepatan dengan jam orang orang pulang kerja. Pemandangan jalan raya di HCMC seperti tidak ada bedanya dengan kota Jakarta yang penuh sesak dengan lalu lalang kendaraan, dan sekali sekali pun saya melihat kendaraan bermotor melewati trotoar pejalan kaki. Kebiasaan yang sama dengan para pengendara di Indonesia.

Jarak tempuh dari bandara ke penginapan memang memakan waktu sedikit lama dikarenakan padatnya jalan raya, walaupun jalanan penuh tetapi bus yang saya tumpangi tetap bisa jalan walaupun pelan pelan. Dan itu hanya terjadi dibeberapa ruas jalan saja kok tidak disemua jalan raya yang dilaluinya.

Dan akhirnya bus berhenti dan si kernek bus memberitahukan kalau kami harus turun disini. Dari tempat saya turun asih harus berjalan beberapa menit lagi untuk sampai di hotel, karena google maps direction dari awal sudah saya setting menuju lokasi jadi saya masih tetap bisa memanfaatkannya walaupun berjalan kaki.

Kali ini dalam mencari lokasi hotel tidak ada drama drama an harus tersesat berjam jam dahulu baru ketemu hotelnya, semua itu berkat google maps direction tadi. Oh ya ni ada sedikit tips lagi, saya sarankan untuk mendownload offline maps aplikasi atau offline maps google, supaya bisa digunakan pada saat kita tidak punya konkesi internet. Saya sendiri menginstall beberapa aplikasi andorid offline maps dan download google offline maps juga.
Hotel Room by Saigon Terrace Hotel
Hotel Room by Saigon Terrace Hotel
Cek in hotel proses cek in bisa dikatakan sangat cepat, cukup menunjukkan capture bookingan hotel, tinggalin passport sebagai jaminan dan tidak ada uang deposit. Reseptionisnya ramah dan pintar bahasa inggris beda banget sama saya yang masih kaku dan terbata bata dalam setiap ucapan *curhat buuk*. 

Saigon Teracce Hotel berada tepat di persimpangan keramaian, dan di sini juga tersedia travel agen yang menjual paket paket tour dan tiket bus bagi para turis dan para tamu hotel.

Untuk kamar privatenya lumayan bagus, sesuailah dengan harganya. Walaupun tidak terlalu luas, tetapi fasilitas seperti air panas dan dingin, perlengkapan mandi, TV, AC, pembuat kopi, minibar sudah cukup bagi saya pribadi. Yang penting kamarnya nyaman buat beristirahat selama trip berlangsung, dan suasana kamarnya juga kedap suara dan jauh dari kebisingan jalan raya meskipun posisi hotelnya berada di persimpangan jalan raya yang ramai dengan lalu lalang kendaraan.
Menjelang malam, saya manfaatkan waktu yang hanya beberapa jam ini buat selonjoran kaki yang dari kemaren tidak ada istirahatnya. Mengumpulkan kembali tenaga buat nanti malam dan besok karena selama di sini kedua kaki ini akan menjadi kendaraan untuk keliling keliling HCMC district 1.

Malam ini mau berburu halal food, beli tour pack Chu Chi Tunnels buat besok pagi dan pastinya bakalan mengitari night market nya di Benh Tanh Area. Baca selanjutnya pada postingan kedua.

'Keep Travelling, Keep Writing'