Travelling Stories and Medical Record

Home Top Ad

Tampilkan postingan dengan label Travelling. Tampilkan semua postingan

EnryMazniDotCom - Ho Chi Minh City atau dulunya dikenal dengan sebutan Saigon, merupakan salah satu kota bagian dari Vietnam yang menarik ...

EnryMazniDotCom - Ho Chi Minh City atau dulunya dikenal dengan sebutan Saigon, merupakan salah satu kota bagian dari Vietnam yang menarik untuk dimasukkan ke dalam list perjalanan kamu. Meskipun keindahan alam di HCMC ini tidak terlalu menonjol, tetapi kita juga bisa menikmati bagian sisi sejarah kota ini. Selain itu, Saigon atau HCMC juga sering dikenal dengan kota seribu motor. Tak pelik ketika saya berada disini melihat hingar bingar para pengendara motor memenuhi jalanan, apalagi disaat jam sibuk. Sebenarnya tidak jauh berbeda dengan Indonesia dalam hal kendaraan bermotor, tapi di HCMC ada satu yang sedikit berbeda, para pengendara motor masih menggunakan helm yang tidak standar atau saya lebih senang memanggilnya helm ‘Proyek’. Selama berada di kota yang kabel listriknya masih semrautan ini, saya belum melihat para pengemudi motor menggunakan helm full face atau standar, apakah mungkin angka kecelakaan jalan raya mereka rendah?. Ya sudahlah, beda negara memang beda aturan so jangan ambil pusing ya, just enjoyed your vacation on it.


Vietnam merupakan salah satu negara bebas visa bagi warga negara Indonesia, dan kamu bisa tinggal disini selama 30 hari dari tanggal stempel paspor kamu, itu maksimal ya tanpa pakai ribet. Dan untuk mata uang Vietnam adalah VND (Viet nam Dong) dan kurs nya terhadap Indonesia Rupiah (IDR) berbanding lebih kurang 0.5 x lebih rendah.
Airasia Flight To Ho Chi Minh City
Airasia Flight To Ho Chi Minh City
Vietnam, khususnya HCMC saat ini memang menjadi salah satu tujuan wisata dunia, hampir disetiap dataran Vietnam mempunyai tempat menarik untuk dijelajahi, seperti beberapa tempat peninggalan dari zaman perang dulu. Ada Chu Chi Tunnels, Vietnam City Hall, ada War Renmant Museum, Saigon Central Post Office, Cathedral Notre Dame Basilica dan banyak lagi.

Berikut beberapa tempat wisata yang bisa saya kunjungi dalam satu hari :

Setelah selesai dari half day tour Chu Chi Tunnels serta urusan perut siang ini juga sudah ditunaikan. Saya bersama Firman memulai citywalk menuju Saigon Central Post Office, salah satu bangunan bersejarah yang ramai dikunjungi turis. Tapi sebelum kesana, saya bersama Firman teringin sekali mengunjungi dan melihat Mesjid di Ho Chi Minh City, sebagai kaum minoritas, selama beberapa hari disini saya tidak mendengar seruan suara adzan atau semacam kegiatan muslim. 

Indian Jamia Muslim Mosque

Lokasi Mesjidnya masih berada dipusat kota area distrik 1, dengan menggunakan google maps offline direction langkah demi langkah yang mengantarkan kami ke INDIAN JAMIA MUSLIM MOSQUE atau dalam bahasa Vietnamnya JAMIA THANH-DUONG HOI-GIAO AN-DO beralamat di 66 THAI Lap THANH – SAIGON. Supaya lebih gampang nyarinya, Mesjid Indian Jamia ini berada di samping CARAVELLE HOTEL. Lokasinya pun berada dipinggir jalan utama dan ditandai dengan sebuah gerbang.
Indian Jamia Muslim Mosque
Indian Jamia Muslim Mosque

Saigon Central Post Office

Gedung Saigon Post Office ini masih berdiri kokoh sampai dengan saat ini dengan gaya bangunan eropa, yang mana arsiteknya adalah Gustave Eiffel merupakan arsitek menara Eiffel di Paris. Gedung Saigon Post Office sampai saat ini masih berfungsi layaknya kantor pos biasa, masih tetap melayani para pengunjung yang ingin berkirim surat, paket dan lainnya. Pada sisi kiri dan kanan gedung dipintu utama terdapat lorong lorong kecil yang dijadikan tempat berniaga berbagai macam jenis souvenir khas Vietnam. Bagi yang tidak sempat berbelanja ole ole Vietnam di night marketnya, tidak ada salahnya untuk mencoba membelinya disini.
Saigon Post Office
Saigon Post Office
Jadi jangan heran saat ke sini anda akan melihat ramainya para turis yang mondar mandir, Saigon Central Post Office ini berada berdekatan dengan Cathedral Notre Dame. Jadi, setelah cukup melihat lihat Saigon Central Post Offcie dan photo photo saya pun beralih ke Cathedral Notre Dame yang berada diseberang jalan kantor pos Saigon. Cukup nyebrang jalan saja kok sudah sampai di spot wisata berikutnya.

Cathedral Notre Dame Basilica

Another placed i visit is Cathedral Notre Dame Basilica, atau gereja katedral yang menjadi icon kota HCMC juga. Gereja katedral yang pastinya mengaungi gaya arsitek roma ini, memang menjadi tempat kunjungan para turis selanjutnya. Saat kesini terlihat banyak para turis yang ber photo photo di depannya. Bangunan yang berwarna cerah ini dibuka untuk umum, tetapi sayang saat saya kesana sudah sore, jadi para pengunjung tidak diperbolehkan masuk kecuali bagi pengunjung yang ingin berdoa didalam gereja. Terlihat digerbang masuk gereja tertulis hanya melayani bagi yang ingin berdoa yang di izinkan masuk.

Gereja ini dibangun antara 1863 dan 1880, dan memiliki dua menara lonceng dengan ketinggian 58 meter. Gereja yang terletak di pusat kota Saigon (HCMC) ini dibangun oleh kolonial Perancis dengan gaya arsitekstur Roma. Cathedral Notre Dame Basilica ini memang mempunyai kemiripan arsitektur bangunan dengan Notre Dame di kota Paris seperti sama sama memiliki dua menara lonceng disisi kanan dan kiri, dihalaman depannya juga terdapat sebuah patung Mary yang dijadikan spot buat berphoto oleh para turis termasuk juga saya *yeahh turis ni ye*.
Cathedral Notre Dame Basilica
Cathedral Notre Dame Basilica
Jadi, kalau ke HCMC untuk melihat lihat bangunan bangunan bersejarah gaya eropa sebaiknya tidak perlu menggunakan jasa guide, cukup explore sendiri saja dan lumayankan bisa menghemat budgetnya. Toh citywalk di Ho Chi Minh City ini juga tidak jauh jauh amat bisa ditempuh dengan jalan santai sambil menghabiskan waktu sore hari.

Mekong River

Selanjutnya kemana? Menjelang malam, saya menghabiskan waktu sore harinya di pinggiran sungai Mekong, ya nothing you can do when in Mekong River. Saya hanya duduk santai sambil menikmati semilir angin sungai *hah Ada ya namanya angin sungai* memandang ke seberang sungai yang merupakan daratan bagian dari HCMC yang dipisahkan oleh sungai Mekong. 
Mekong River
Mekong River
Di sisi tepat saya berdiri terdapat kursi kursi taman yang sengaja disediakan menghadap ke arah sungai Mekong, ya kita bisa duduk santai dan mengisi aktifitas sore seperti bapak bapak yang tidak beberapa jauh dari lokasi saya duduk sedang memancing. Sementara diseberang sana terlihat beberapa billboard iklan minuman beralkohol yang terpasang menghadap ke arah saya yang dipenuhi dengan semak semak belukar tumbuh dibawahnya.

Garis pinggiran sungai Mekong ini lumayan panjang, walaupun air sungainya butek banget, tetapi banyak juga masyarakat setempat menghabiskan sore hari mereka bersantai di pinggiran sungai Mekong. Saat menoleh ke belakang , sungai Mekong ini juga dihiasi oleh bendera bendera negara ASEAN yang menjulang tinggi dan berkibar dengan gagahnya, dan salah satunya adalah Si Merah Putih .
ASEAN Flag
ASEAN Flag
Senangnya melihat bendera Merah Putih berkibar di langit Vietnam, ada rasa kebanggan yang teramat deh pokoknya. Dan perjalanan hari ini pun berakhir, saya bersama Firman kembali menyusuri gedung gedung selama perjalanan pulang ke Hotel. Kembali ke Hotel saatnya bersih bersih dan night out for dinner and looking some souvenir at Benh Tanh Night Market.

Night Market at Benh Tanh

Nah, kalau traveling pasti gak sah dunk pulangnya gak belanja ini itu *eissss*, siap siap kolap deh. Untung saya tidak termasuk yang suka belanja saat traveling *mmmm kurang yakin*, apalagi belanja mikirin ole ole untuk si A si B si C dan lain lainnya. Karena bakalan nambah beban berat di backpack dan juga nambah beban dikantong saya juga, dan paling malas lagi pas update photo di sosial media isi komentarnya pada minta ole ole *pelit kan saya*. So kalau saya pribadi lebih membeli souvenir alakadarnya dan yang pasti buat nambah koleksi pribadi, jadilah traveller yang bijak ya saat sedang nge trip. Kan judulnya backpacker bukan tourpacker.

Perburuan mencari souvenir malam ini saya awali dulu dengan makan malam, lagi lagi saya dan Firman mencari makan malamnya tidak jauh dari area Night Marketnya. As i said before, disini terdapat beberapa restoran halal yang bisa kita coba satu satu. Dan malam ini saya singgah ke resto Hj Baisarah, untuk porsi makanan yang dihidangkan juga lumayan besar hampir sama dengan resto tempat makan siang tadi. Untuk berdua makan malam hanya 227.000 VND dan kenyangnya polllll banget. Dan pelayan di resto Hj Baisarah juga bisa berbahasa melayu sehingga tidak kesulitan dalam berkomunikasi.
Suasana night market malam ini terlihat sangat ramai, meskipun malam ini diguyur hujan yang lumayan lebat tapi untung tidak berlangsung lama. Night market memang sangat rekom banget untuk berburu ole ole dengan harga murah kalau dibandingkan dengan Benh Tanh Market disiang hari, harga yang ditawarkan di ngiht market juga tidak terlalu tinggi dibanding dengan Benh Tanh Market, dan saat belanja disini kita juga harus pintar dalam hal tawar menawar biar bisa belanja banyak *hahaha*.

Satu persatu pun souvenir mulai saya dapatkan dengan harga terjangkau, seperti biasa souvenir utama yang saya cari adalah tempelan kulkas, gantungan kunci dan dompet dompet kecil bertuliskan Vietnam. Karena barang barang seperti itu mudah dibawa dan bisa dapat banyak, jadi bisa lah dibagikan ke teman teman sebagi bukti hasil dari ngebolang di Vitenam. 
Deuter Night Market
Deuter Night Market
Sembari berkeliling night market, saya melihat salah satu toko tas yang ‘layak’ untuk dilihat, hehehe *modus* di toko ini tepatnya dideretan tempat money changer ada toko tas yang menjual produk produk Deuter. Tas yang paling apik sekali menurut saya, karena saya sudah menggunakannya dan sangat nyaman sekali dan sangat worth it dengan harganya. 


Tetapi di toko tas Deuter yang saat ini saya singgahi mereka menjual produk Deuter KW (sepertinya) karena harganya terbilang murah banget dan kualitasnya juga super deh. Alhasil, saya dan Firman tergiur dengan harga dan kualitasnya yang super. Tak dapat dielakkan kami membawa pulang 4 buah tas daypack dengan harga per item nya 110.000 VND, dan 1 buah Deuter Futura seharga 660.000 VND. Hah godaan mu terlalu besar wahai Deuter ditambah lagi saya orangnya yang senang banget mengkoleksi backpack, dan saat ini sudah lumayan banyak koleksi backpack dirumah *PAMERRR, PLAKKKK*.

Baiklah, sepertinya untuk berburu souvenir dan beberapa barang lainnya di cukupkan sampai toko tas Deuter saja. Karena semakin lama berkeliling night market semakin banyak barang barang yang menarik untuk dibawa pulang. Seakan akan ‘mereka’ memanggil manggil untuk ‘dibawa’, maka dari itu saya harus segera kembali ke Hotel buat packing packing karena besok sudah harus terbang kembali ke KL. Dan masih ada waktu setengah hari buat menghabiskan waktu di HCMC sebelum mengakhiri Vietnam trip ini bersama Firman my travelmate.

"Keep Traveling, Keep Writing"

EnryMazniDotCom - Setelah bosan dengan citytrip saatnya mencoba naturetrip *hehe songong banget*, yang namanya traveling alias jalan jalan...

EnryMazniDotCom - Setelah bosan dengan citytrip saatnya mencoba naturetrip *hehe songong banget*, yang namanya traveling alias jalan jalan bagi saya tidak ada bosannya, mau darat, laut, udara pokoknya kemana aja lah yang penting bisa escape. Nah, kali ini tripnya sedikit beda sekali dengan sebelumnya. Kalau sebelumnya saya lebih banyak menghabiskan dengan citytour tapi saat ini tripnya melihat keindahan alam dari atas awan yaitu mendaki gunung. Dan mendaki gunung adalah trip yang sangat jarang saya lakukan, alasannya? Banyak sekali sehingga tidak bisa saya sebutkan satu persatu pokoknya saya mengucapkan terima kasih banyak untuk dukungannya, tanpa kalian saya tidak akan seperti ini *ehhh nerima piala citra buuuuk*. In whole my entire life *eh bener gak seh inggrisnya?* baru 3 kali mendaki gunung dan pertama kali mendaki gunung waktu itu saat masih kuliah di Padang sekitar tahun 2002 an *jaman Yunani kuno* dan gunung pertama yang saya daki adalah Marapi Bukittinggi Sumatera Barat. Dan gunung kedua adalah Ciremai Kuningan Jawa Barat Desember 2015.
Puncak Gunung Prau
Puncak Gunung Prau
Di pertengahan 2017 ini menjelang hari kemerdekaan negara ku yang ku cintai Indonesia, saya mencoba uji kekuatan lagi yaitu mendaki gunung Prau Dieng Wonosobo Jawa Tengah. Trip kali ini tentunya saya tidak sendiri *emang berani?*, tetapi masih bareng dengan my travelmate Firman dengan komunitas Backpacker Jakarta RT 6 yang di ikuti 30 orang peserta. ini merupakan share cost trip alias budget selama ngetrip di share bareng bareng. Biaya per orang untuk share cost ke gunung Prau adalah 292.000 an sudah all in kecuali pengeluaran pribadi, starting point from sekre backpacker jakarta di UKI menggunakan bus sewaan kapasitas 30 an lah.


Pendakian ke Prau kali ini dengan peserta yang begitu banyak tentunya sudah di persiapkan bareng bareng, seperti peralatan pendakian dan peralatan kemping nantinya. Dan yang pasti dari semua peserta tentunya ada beberapa orang yang sudah expert dengan dunia gunung (sebut saja salah satunya Firman), yang nantinya akan berbagi info tentang hal apa saja yang boleh dan tidak selama pendakian. Dan ingat ya, jadilah pendaki yang profesional / bukan pendaki alay yang suka nyampah selama mendaki. Mari kita jaga keindahan dan kebersihan alam sebelum alam menjadi murka terhadap kita, nah dengan saling menjaganya barulah kita bisa disebut sebagai pendaki profesional meskipun belum bisa dibilang sebagai pendaki expert. *ini himbauan bagi kita semua* *tetiba jadi so wise*.

Perjalan dari Jakarta ke Dieng memang memakan waktu yang lumayan lama, lebih kurang 12 jam an sudah termasuk 1 kali berhenti di rest area dan 1 kali sarapan pagi di Banjarnegara. Saya kurang tahu pasti apakah perjalanan normalnya memang selama itu? Hanya bapak sopir tercintahhhhhhhhhhh yang tahu. Perjalanan yang betul-betul melelahkan *betah amat selama itu dalam bus* ya mau gimana lagi tetap harus dijalanikan, selama perjalanan seperti biasa untuk menghilang jenuh perjalanan gagdet adalah sasaran empuk untuk menghibur diri disaat yang lain sudah terlelap tidur *ZzzZ*. So many things i can do with this phone, seperti main games, kepo kepo in sosial media dan kalau lagi kambuhnya ya baca Detik dot com. Paling senang kalau buka Detik itu adalah baca komen komen pembaca daripada baca beritanya, yahhh inilah Indonesia ku kalau soal mengkritik pinterrrr banget *Lah OOT ne*.

Intinya saya dengan rombongan sampai di desa Patak Banteng Dieng jam 12 an siang besoknya, desa patak banteng merupakan salah satu jalur pendakian ke gunung Prau. Sebelum memulai pendakian saya dan yang lainnya melakukan packing ulang barang bawaan alias di bagi bagi ke teman teman yang tas nya masih bisa memuat beberapa logistik tambahan yang tadi kami beli di pasar tradisional di sini. Nah, berdasarkan info dari teman teman yang sudah sudah, bahwa katanya kalau peserta pendakian lebih dari 10 orang diharuskan memakai jasa porter, untuk menghindarinya kepala regu pun membagi kami ke beberapa kelompok dan per kelompok isinya 5 sd 7 orang. Setiap kelompok mempunyai ketua kelompok untuk bertanggung jawab kepada anggotanya dan untuk memudahkan berkomunikasi setiap kelompok dibekali radio HT.
My Team Gn. Prau
My Team Gn. Prau
Setiap orang yang mau naik Prau, diwajibkan melapor ke base camp untuk pendaftaran nama masing masing dan membayar 10.000 rupiah per orang. Kemudian para pendaki pun dibekali selembar kertas yang berisi peta jalur pendakian Prau dan akan melewati beberapa pos pendakian, dan dihalaman belakang kertas tadi juga terdapat informasi tentang ketentuan denda atas pelanggaran yang dilakukan dikawasan gunung Prau. 

Nah setiap para pendaki harus tahu ya apa aja dendanya.
1. Masuk tanpa ijin dendanya harga tiket ditambah 1 bibit
2. Buang sampah sembarangan dendanya 2 bibit
3. Membuat api unggun dendany 2 bibit
4. Tidak membawa turun sampah 2 bibit
5. Menebang pohon 5 bibit
6. Membawa senjata tajam dendanya disita
7. Membawa kembang api dendany disita
8. Menyalakan kembang api dendanya 2 bibit
9. Membawa minuman keras dendanya 4 bibit
10. Pencurian dendanya UU Pidana
11. Membawa alat musik dendanya disita
12. Apabila ditemukan alat musik di puncak dendanya disita ditambah 1 bibit
13. Memetik bunga edelweis dendanya 2 bibit dan mengembalikannya
14. Berzinah dendanya diserahkan yang berwajib + 10 bibit
15. Mencoret pohon / batu dendanya 5 bibit
16. Kencing dalam botol dendanya 3 bibit

Ini keterangan lanjutannya : 1 bibit sama dengan Harga Bibit + Penanaman + Biaya Angkut = Rp 20.000, Senjata tajam yang dibawa lebih dari 15 cm yang aka disita. Keputusan ketentuan ini mencakup seluruh pos pengelolaan gunung Prau (Pos Patak banteng, Pos Dieng, Pos Kalilembu, Pos Dwarawati dan Pos Wates).

Sudah jelaskan aturan aturan yang berlaku di gunung Prau, dan menurut saya aturan ini pun lebih kurang sama dan berlaku untuk gunung gunung lainnya di Indonesia. Ok, satu persatu dari kamipun mulai melangkahkan kaki menuju puncak Prau, satu persatu pos pos dijalur pendakian saya lewati. Menjelang pos pertama, saya melewati perkebunan sayur penduduk setempat dan jalur pendakian pun sudah mulai menampakkan kegagahannya karena jalur yang saya lewati sampai ke puncak itu terus menanjak dengan tingkat kemiringan yang bikin napas ngos ngosan. Melewati pos satu, sedikit demi sedikit pemandangan pedesaan dibawah sana mulai mengiringi setiap langkah saya. Sesekali sayapun berhenti sejenak hanya sekedar untuk memotret keindahan lukisan yang maha kuasa ini sambil mengatur napas kembali yang sudah mulai terengah.
Sunset View Dari Gn. Prau
Sunset View Dari Gn. Prau
Sayapun melanjutkan pendakian kembali, hawa sejuk pegunungan sudah mulai terasa teramat dingin bila dibandingkan saat masih di bawah tadi, awan awan disore haripun sedikit demi sedikit bergerak mengikuti arah angin dan sesekali menutupi pemandangan rumah rumah penduduk desa dibawahnya. Melewati pos tiga dengan ketinggian yang sudah hampir puncak, matahari sore pun seolah menyapa untuk berhenti sejenak dan lihatlah aku dibalik awan yang sebentar lagi akan menghilang dan tandanya malam hari akan menjelang. 

Sungguh pemandangan sunset yang luar biasa cantiknya, berbeda dengan sunset di pinggir pantai karena melihat sunset dari atas ketinggian memberikan decak kagum yang ahhh susah untuk diungkapkan. Cahaya kemerahannya dibalik awan membuat saya tidak ingin kehilangan momen ini untuk memotretnya, ya saya berhenti kembali sambil mengatur pernapasan lagi dan segarnya menghirup udara pegunungan ini.

Haripun sudah mulai gelap, terdengar kumandang adzan magrib dari ketinggian tepat saya berdiri. Saya bersama beberapa teman lainnya harus segera mencapai puncak sebelum gelap, sebagian dari kami ada yang sudah sampai duluan dan mendirikan tenda. Pukul 18.30 an saya bersama rombongan terakhir pun menanjakkan kaki di puncak Prau, saya menuju ke lokasi tenda yang sudah didirikan teman teman yang duluan tadi di daerah perbukitan teletubies. Udara di puncak Prau pun mulai terasa sangat dingin, sangat sangat dingin luar biasa, sayapun harus segera buru buru mengganti pakaian supaya tidak kedingingan.
Firman With Sunset View Gn. Prau
Firman With Sunset View Gn. Prau
Menurut saya inilah pertama kalinya merasakan suhu yang paling dingin dibandingkan dengan 2 gunung sebelumnya yang pernah saya daki, menurut info saat ini suhu di daerah Dieng bisa mencapai minus 2 derjat. So, tidak heran kalau saya harus menggunakan baju yang berlapis lapis. Untuk mengurangi dinginnya udara malam saya memakai baju kaos, jaket 1, jaket 2, thermal socks, kupluk dan tidak memakai sarung tangan *so sad*. 

Jari jari tangan sudah seperti direndam dengan air es, kebas, kebas dan kebas. Sangat disarankan kalau ke sini untuk menggunakan jaket, kaos kaki, kupluk dan sarung tangan yang benar benar bisa menghangatkan tubuh kita.

Seperti layaknya perhelatan kemping lainnya *jiaah* semuanya berkumpul bersama sama sambil mempersiapkan makan malam, sebagian juga ada yang hanya sekedar ngobrol dan bercanda untuk mengisi waktu malam ini, sebenarnya saya pribadi sudah tidak tahan dengan suhu yang bisa dikatakan ekstrim ini, berbagai carapun saya lakukan hanya sekedar untuk menghangatkan badan tapi kenyataannya saya hanya bisa pasrah dengan kondisi suhu yang super duper dingin malam ini. 

Tak berapa lama jamuan makan bersama pun dimulai, disini kami tidak menggunakan piring masing masing tetapi untuk menambah keabrakan bersama maka makan malamnya pun memakai kertas pembugkus nasi dibentang panjang kemudian nasi dan lauk pun di letakka diatas ketras nasi tadi.

Selepas makan, dilanjutkan dengan ngumpul bersama dan saling memperkenalkan diri. Karena di dalam trip ini masih ada beberapa yang belum kenal semuanya seperti saya deh. Sebenarnya saya sudah tidak tahan dengan kondisi saat ini, meskipun saat acara sharing dan perkenalan saya sudah menggunakan sleeping bag. Yahhhh namanya juga melawan suhu dingin yang katanya mencapai minus dua, jadi wajar banget kalau saya ingin buru buru masuk tenda dan berharap didalam tenda bisa mengurangi suhu dingin ini.

Akhirnya, sesi sharing dan perkenalan pun selesai dan acara bebas, bagi yang mau tidur duluan silahkan dan bagi yang masih mau begadang sambil main kartu sebagai hiburan disepinya malam pegunungan juga tidak masalah. Dalam hal ini saya lebih memilih untuk buru buru masuk ke tenda dan segera tidur, sebelum masuk ke dalam sleeping bag saya menambahkan satu buat jaket lagi untuk dipakai. 

Berharap dengan 4 buah lapisan ini (baju kaos, jaket 1, jaket 2 dan sleeping bag) tidur di atas matras dan didalam tenda bisa membuat suhu tubuh saya setidaknya mendekati suhu normal. Tapi kenyataanya tidak, sepertinya tidak terlalu berpengaruh karena tetap saja saya menggigil kedinginan. Dan malam itu merupakan malam terburuk saya selama tidur di dalam tenda, tengah malam saya terbangun karena kedinginan ingin rasanya berteriak kencang karena sudah tidak tahan dengan dingin yang sudah sampai ke tulang.
Makan Siang Bersama, BPJ6
Makan Siang Bersama, BPJ6
Ya Allah saya gak kuat dengan suhu seperti ini, berharap malam cepat berganti dengan pagi hari. Butuh waktu lama juga untuk saya bisa tidur kembali, walaupun ditengah malam sunyi seperti itu saya ngomel ngomel sendiri seperti orang ngaco saking bingungnya dan kedinginan. Sampai lah diwaktu sunrise, sayapun dibangunkan sama Firman untuk melihat sunrise. 

Tapi saya langsung bilang TIDAK lebih baik saya disini saja daripada harus keluar disaat matahari baru akan menampakkan dirinya. Akhirnya saya dipaksa untuk sekedar menoleh keluar tenda melihat langsung remang remang cahaya matahari pagi ke arah gunung Sumbing dan Sindoro, masyallah sungguh indah sekali pagi ini dengan pemandangan yang disuguhkan oleh Nya.

Ingin rasanya saya menyaksikan lebih lama proses terbitnya matahari pagi ini, tapi apalah daya saya memilih untuk memasukkan kembali kepala saya kedalam tenda dan melanjutkan tidur. Karena saya sudah membayangkan betapa dinginya udara pagi ini jika berada diluar tenda. Dan saya memutuskan nanti saat matahari sudah full menampakkan diri baru keluar tenda untuk menikmati hangatnya matahari, haha kebalik ya orang ke gunung nikmati sunrise / sunset lah saya menikmati hangatnya cahaya matahari. *tepok jidat*.
Puncak Prau Dari Bukit Teletubbies
Puncak Prau Dari Bukit Teletubbies
Ok, tidak masalah yang penting tadi malam saya tidak sampai hipotermia dan pastinya akan menyusahkan teman teman lainya *fuhh kibas poni*. Saat keluar tenda, terlihat beberapa orang teman yang sedang sibuk mempersiapkan makan pagi, dan beberapa lainnya pergi hunting photo ciamik dengan latar belakang puncak gunung Sumbing dan gunung Sindoro. Saya pastinya tidak mau ketinggalan moment seperti ini, sambil mengajak Firman sebagai juru photo saya berjalan menuju ke spot yang ketjeh badai dengan pemandangan bentangan awan dan puncak gunung Sumbing dan Sindoro sebagai latar belakang photo.

Target pagi ini, kami sudah harus turun pukul 08.00 pagi tapi yang namanya harapan kadang tidak sesuai kenyataan ya hihi, alhasil pukul 10 pagi saya bersama rombongan lainnya baru mulai bergerak meninggalkan puncak Prau. Tapi perjalanan turun gunung tidaklah memakan waktu lama seperti saat mau muncak, lebih kurang 1,5 sd 2 jam an semuanya sudah berada di basecamp, pagi itu bukan hanya kami saja yang turun gunung tetapi hampir semua orang orang yang nge camp di puncak Prau berangsur meninggalkan keindahan puncak Prau.


Saat di basecamp, beberapa dari kami bersih bersih mandi. Disini ada beberapa fasilitas yang disediakan warga tempatan berupa kamar mandi, ada air hangatnya juga. Untuk mandi air hangat tarifnya 5000 rupiah dan kalau mandi air biasa 3000 rupiah saja. Di sekitar basecamp juga banyak warga warga buka usaha jualan makanan, souvenir dan lain lain, sebagai bukti kalau Dieng sudah menjadi salah satu lokasi tujuan wisata. Apalagi kalau lagi ada acara Dieng Culture Festival, itu orangnya gak ketulung deh ramainya dan sesak.

Setelah semuanya beres bersih bersih, saya dan yang lainnya pun kembali ke bus dan siap berangkat kembali ke Jakarta. Meskipun dalam perjalanan kembali sedikit ada kendala, yaitu ban belakang kanan bus yang membawa kami terjadi pecah ban di dalam Tol, untunglah saat pecah ban busnya tetap stabil dan bisa dikendalikan sama om sopirnya, sehingga bus bisa berhenti di bahu jalan untuk selanjutnya proses penggantian ban. Alhasil sampai Jakarta nya telat, lebih kurang pukul 04.30 an baru sampai di sekretariat Backpacker Jakarta daerah Cawang, dan disitulah satu per satu rombongan memisahkan diri untuk pulang ke rumah masing masing. WOW its amazing trip with amazing peoples.

‘Keep Travelling, Keep Writting’

EnryMazniDotCom – Sudah lama banget rasanya tidak update blog, mmm padahal bahan postingan banyak banget yang mau ditulis, tapi apakah day...

EnryMazniDotCom – Sudah lama banget rasanya tidak update blog, mmm padahal bahan postingan banyak banget yang mau ditulis, tapi apakah daya saya ini termasuk blogger yang moodian dalam hal tulis menulis. Tapi kalau tidak nulis rasanya sayang banget kalau blognya gak terupdate, jadi harus dipaksain gitu buat nulis biar ada tulisan tulisan jelek tentang hoby traveling saya. Walaupun gaya tulisan saya masih amburadul alias acak kadul yang penting saya tetap bisa berbagi sedikit pengalaman beberapa trip yang sudah saya eksekusi. Nah, kali ini saya akan sedikit bercerita tentang trip terakhir saya ke Vietnam, tepatnya di Ho Chi Minh City. Saya mengunjungi HCMC beberapa hari setelah lebaran idul fitri 2017 kemaren, yahh seperti biasa kalau tidak dikarenakan tiket promo gak mungkin saya bisa nge trip ke Vietnam.
SSQ II Pekanbaru
SSQ II Pekanbaru
Ho Chi Minh City Vietnam untuk kedua kalinya saya berkunjung kesini, walaupun di trip saya 2016 pernah menginjakkan kaki di HCMC, tetapi pada trip 2016 saya tidak mempunyai waktu yang cukup untuk menikmati HCMC khususnya mengunjungi Chu Chi Tunnels / Bunker bekas tentara Vietnam di zaman perang dulu. Karena 2016 kemaren merupakan overland trip dari Cambodia Siem Reap dilanjutkan ke Vietnam menuju Mui Ne Sand Dunes.
Total waktu trip saya kali ini lebih kurang 5 hari untuk pulang pergi, karena saya harus transit di KLIA2 dulu untuk 1 malam keberangkatan dan 1 malam kepulangan. Selama transit di KLIA2 saya hanya memanfaatkan bandara KLIA2 untuk bermalamnya, dan ini selalu saya lakukan setiap memilih transit di bandara KLIA2 Malaysia. Dan disini saya tidak sendirian kok, banyak para traveller lainnya yang lebih memilih untuk ngemper semalam menjelang keberangkatan selanjutnya besok harinya.
Lokasi Ngemper di KLIA2
Lokasi Ngemper di KLIA2
Dalam cerita ini saya juga akan memberikan info biaya biaya yang keluar selama trip ini dari biaya makan minum, tiket pesawat, penginapan dan lain lainnya, semoga saja bisa membantu teman teman dalam menyusun itinerary kalau mau ke Vietnam nantinya. Untuk tiket pesawat saya menggunakan Airasia dari Pekanbaru ke Kuala Lumpur dengan harga promo 356.000 IDR one way, untuk tiket Airasia Kuala Lumpur ke Ho Chi Minh City 337.000 IDR one way per orang.

Kemudian, untuk tiket pulangnya menggunakan Malaysia Airline 861.000 IDR one way per orang. Kebetulan waktu pas cek ricek untuk tiket pulang Malaysia Airline lebih murah dibandingkan dengan Airasia, yahhh gpplah sekali sekali mencoba naik maskapai full service dari anggota Sky Team, kan selama ini kalau saya travelling maskapainya selalu low cost hehehe. Kemudian untuk tiket dari Kuala Lumpur ke Pekanbaru naik Airasia lagi hehehe dan ongkosnya 333.000 one way per orang. Jadi total ongkos pesawat untuk trip saya kali ini adalah 1.886.000 IDR untuk pulang pergi / 4 kali penerbangan.

Setelah persiapan tiket rampung, waktunya untuk mempersiapkan penginapan. Ada banyak tersedia jenis penginapan di HCMC dari Hostel, Hotel, Dorm, Apartemen dll semua tergantung dengan budget kita masing masing. Untuk pemesan penginapan menurut saya lebih baik dari awal sebelum berangkat / tiba dilokasi, karena biasanya saat tiba di negara tersebut pastinya kita akan kesulitan akses internet dan juga untuk mengantisipasi sesuatu hal yang tidak diinginkan juga nantinya.

Dalam mencari penginapan, ada baiknya kita melakukan sedikit riset terebih dahulu misalnya kondisi hotelnya, lokasinya dan tarif kamar per malamnya. Ini tiga hal yang harus diperhatikan sebelum booking hotel, gak maukan pas sudah booking dan payment saat mau check in lokasi hotelnya jauh dari pusat keramaian dan akhirnya nambah biaya lagi buat kendaraan / taxi dari hotel ke pusat keramaiannya. Saat di HCMC saya memilih Saigon Terrace Hotel di area District 1 tepatnya di jalan 31 Le Anh Xuan. Untuk 3 hari 2 malam adalah 466.000, biaya hotelnya share cost dengan teman trip jadi bisa lebih murah atau sebanding dengan hostel / dormitory yang per malamnya rata rata 100.000 an.

Day 1
Berangkat menuju KLIA2 by Airasia dari Pekanbaru, landing malam di KLIA2 tidak kemana mana, keluar imigrasi langsung deh balik ke lantai atas area keberangkatan untuk nyari lokasi tempat ngemper malam ini, karena flight saya berikutnya ke HCMC besok harinya pukul 14.00 an, jadi masih ada waktulah untuk esok harinya melepir sejenak ke KL Sentral. Sebelum pergi ke KL Sentral, saya bersama teman trip yang cetar membahana kalemnya yaitu si Firman Abdul mengisi perut dulu dengan menu pagi ini adalah mie goreng dan nasi goreng di area food court KLIA2 yaitu Quizin, untuk 2 porsi makanannya sebesar 13,80 MYR.

Saya menuju lantai dasar yaitu area tempat pembelian tiket Bus menuju KL Sentral dengan harga tiket per orang 12 MYR, selama didalam Bus menuju KL Sentral saya manfaatkan untuk bisa beristirahat tidur lagi, lumayan dengan waktu tempuh lebih kurang 50 menit bisa memejamkan mata walaupun hanya sebentar. Dan rencana kami selanjutnya ketika sampai di KL Sentral adalah lanjut menggunakan Monorail menuju stasiun Imbi (Berjaya Times Square) ongkosnya 3.10 MYR per orang. Nah lohhhhh ngapain pagi pagi banget ke BTS? Rencananya seh sepulang trip dari HCMC nanti, kami mau lanjut ke Colmar Tropicale Bukittinggi atau lebih dikenal dengan French Village / kampung perancis. Tapi sayang banget pas cek schedule keberangkatan mereka dari BTS ke Colmar Tropicale tidak ada cocok dengan jadwal kami.
Colmar Tropical di BTS
Colmar Tropical di BTS
Alhasil, rencana menikmati segarnya udara perbukitan dan melihat bangunan bangunan ala ala di perkampungan perancis pun harus ditunda untuk trip selanjutnya, harus dijadwalkan dan buat trip khusus ke kampung perancis ini. Nah sebagai info berikut jadwal keberangkatan travel dari BTS menuju Colmar Tropicale.

1. Jam 09.30 am
2. 12.00 pm
3. 05.15 pm
4. 08.30 pm

Dan ini jadwal keberangkatan dari Colmar Tropicale menuju BTS

1. 08.00 am
2. 10.45 am
3. 04.00 pm
4. 07.30 pm

Nah ini harga tiketnya, untuk one way 38 MYR dewasa/anak-anak dari BTS ke Colmar Tropicale (tiket sudah termasuk harga fee entrance), 28 MYR dewasa/anak-anak dari Colmar Tropicale menuju BTS, dan lebih murah kalau belinya PP alias 2 way dari BTS – Colmar Tropicale – BTS hanya 60 MYR dewasa dan 55 MYR anak-anak.

Akhir kata, saya dan my travelmate pun keluar dari Berjaya Times Square untuk mencari sarapan kedua (lapar lagi). Tidak jauh dari BTS ada sebuah restoran melayu dan disitulah akhirnya kami terdampar untuk mengisi sedikit kekosongan perut, kalau sudah direstoran kayak gini menu kesukaan saya adalah roti canai dan teh tarik. Sayapun memesan 2 buah roti canai dan 2 gelas teh tarik untuk 5 MYR saja. Sambil makan tiba tiba munculah ide untuk ke dataran merdeka, ya disini hanya buat celingak celinguk doank.
Nyam Nyam by Firman
Nyam Nyam by Firman
Untuk akses ke dataran merdeka bisa menggunakan LRT dari stasiun Imbi ke stasiun Mesjid Jamek cukup dengan 1.20 MYR saja. Like i said before, sesampai di stasiun Mesjid Jamek kami berjalan menuju dataran merdeka dan hanya untuk mengitarinya saja, there is nothing we can do it. Setelah itu kami lanjut kembali ke stasiun Mesjid Jamek menuju KL sentral masih menggunaka LRT dengan ongkos 1.65 MYR per orang dan belum termasuk denda saat kami salah melewati jalur LRT nya sebesar 1.70 MYR per orang dan dikenakan saat kami mau keluar gate stasiun KL Sentral.
Dataran Merdeka Malaysia
Dataran Merdeka Malaysia
Di KL Sentral kemudian lanjut ke bagian basementnya / area Bus menuju KLIA2 dengan ongkos yang sama sebesar 12 MYR, dan saatnya tidur kembali didalam Bus sebelum berangkat menuju Saigon / HCMC nantinya. Saat cek in kali ini sedikit berbeda dan agak mudah, setelah web cek in saya hanya perlu melakukan print boarding pass nya melalui mesin self check in yang banyak tersedia di area keberangkatan.

Biasanya setelah kita print boarding pass kita diharuskan untuk tetap melapor di konter dokumen cek sebelum masuk ke proses imigrasi, tetapi kali ini diboarding pass sudah tertera tulisan ‘document verified’ yang artinya kita tidak perlu lagi untuk melapor ke konter dokumen cek dan saya pun langsung melenggang menuju ke imigrasi. Ingat proses ini hanya berlaku bagi yang tidak mempunyai bagasi cek in ya.

Oh ya, untuk menambah keceriaan suasana (perut) dan tidak dikomplen di dalam penerbangan menuju HCMC, saat web cek in saya menambahkan adds on meal Bukhara Chicken Biryani di tiket penerbangan Airasia, lumayananlah buat nambah nambah kerja lambung daripada bengong dianya. Walaupun tidak banyak pilihan makanan yang disediakan tapi saat kita pesan makanannya secara online menurut saya jatuhnya lebih murah hanya 10 MYR plus bonus minuman (coffee, mineral,soft drink pilih salah satu).
In Flight Meal by Airasia
In Flight Meal by Airasia
Satu lagi neh yang mau saya infoin, kalau nge trip ke Vietnam khususnya bagi kita orang Indonesia. Ada baiknya menggunakan mata uang USD untuk nanti ditukarkan ke VND (Vietnam Dong) karena lebih tinggi nilainya jika dibandingkan kita menukarkan dengan IDR ke VND, selain itu untuk jaga jaga juga kalau nantinya saat nukar IDR ke VND mereka tidak bingung sama angka nol kita yang kebanyakan dan saya sudah pernah mengalami saat trip ke Thailand, ternyata mereka hanya mau nerima uang IDR dalam pecahan 100.000 an saja. 

Saya selalu menukar IDR ke USD terlebih dahulu saat di Indonesia, seperti yang kita ketahui mata uang USD lebih tinggi harganya kalau ditukar ke mata uang asing lainnya. Dan menurut saya tidak hanya saat ke Vietnam saja, kalau ke negara negara asia lainnya juga better bawa nya USD lah. Hehehe ini hanya saran saja, kalau tidak mau juga gak apa apa kok.
Akhirnya Bisa Photo Bareng
Akhirnya Bisa Photo Bareng
Akhirnya saya landing di HCMC, Tan Son Nhat Airport adalah nama bandara di HCMC. Setelah proses imigrasi selesai sayapun keluar bandara untuk mencari informasi Bus menuju ke penginapan. Nah ada tips lagi ini, jangan lupa untuk meng capture semua bookingan kamu baik itu tiket pesawat, hotel dan lain lain supaya bisa digunakan saat offline seperti saya saat ini.

Dengan bermodalkan hasil capture bookingan hotel lengkap dengan alamat penginapan saya bertanya kepada orang orang sekitar bandara, Bus nomor berapa yang mendekati jalurnya lewat di Saigon Teracce Hotel?, saatnya menggunakan bahasa inggris, walaupun kemampuan bahasa inggris saya dibawah rata rata, so far selama nge trip alhamdulillah tidak ada kendala.
Bus 109 Airport To District 1
Bus 109 Airport To District 1
Berdasarkan informasi warga setempat *yaelahhh udah kayak nyari informasi warga hilang*, Bus untuk menuju ke penginapan saya tadi bisa menggunakan Bus nomor 109, posisi bus tepat berada di depan saya dan ongkosnya 20.000 VND per orang. Saat membeli tiket bus ke kernek bus saya sekai lagi menunjukan alamat hotel penginapan tadi ke dia untuk memastikan benar gak seh dia lewat sana dan si kernek bus tadi bilang ya dan barulah saya bayar tiket busnya.

Sesampai didalam Bus saya pun langsung menuju ke depan tepatnya ke tempat pak sopir, dan sekali lagi saya menyinyir ke pak sopir dengan menunjukkan capture an alamat hotel saya tadi, dan bilang tolong nanti saya berhentikan di area terdekat dengan hotel dan jawabannya yes sir. Hah lega banget deh dan saya tidak perlu khawatir takut kelewatan nantinya.

Untuk lebih memastikan lagi saya tidak kelewatan berhentinya, saya menggunakan google maps direction karena didalam Bus ini tersedia wifi gratis untuk dimanfaatkan, bak kata pepatah ‘Pucuk dicinta ulam tiba’.

Suasana HCMC sore itu terlihat sangat ramai kendaraan, baik motor dan mobil terlihat memadati setiap sudut jalan raya, yaa memang sangat padat dikarenakan bertepatan dengan jam orang orang pulang kerja. Pemandangan jalan raya di HCMC seperti tidak ada bedanya dengan kota Jakarta yang penuh sesak dengan lalu lalang kendaraan, dan sekali sekali pun saya melihat kendaraan bermotor melewati trotoar pejalan kaki. Kebiasaan yang sama dengan para pengendara di Indonesia.

Jarak tempuh dari bandara ke penginapan memang memakan waktu sedikit lama dikarenakan padatnya jalan raya, walaupun jalanan penuh tetapi bus yang saya tumpangi tetap bisa jalan walaupun pelan pelan. Dan itu hanya terjadi dibeberapa ruas jalan saja kok tidak disemua jalan raya yang dilaluinya.

Dan akhirnya bus berhenti dan si kernek bus memberitahukan kalau kami harus turun disini. Dari tempat saya turun asih harus berjalan beberapa menit lagi untuk sampai di hotel, karena google maps direction dari awal sudah saya setting menuju lokasi jadi saya masih tetap bisa memanfaatkannya walaupun berjalan kaki.

Kali ini dalam mencari lokasi hotel tidak ada drama drama an harus tersesat berjam jam dahulu baru ketemu hotelnya, semua itu berkat google maps direction tadi. Oh ya ni ada sedikit tips lagi, saya sarankan untuk mendownload offline maps aplikasi atau offline maps google, supaya bisa digunakan pada saat kita tidak punya konkesi internet. Saya sendiri menginstall beberapa aplikasi andorid offline maps dan download google offline maps juga.
Hotel Room by Saigon Terrace Hotel
Hotel Room by Saigon Terrace Hotel
Cek in hotel proses cek in bisa dikatakan sangat cepat, cukup menunjukkan capture bookingan hotel, tinggalin passport sebagai jaminan dan tidak ada uang deposit. Reseptionisnya ramah dan pintar bahasa inggris beda banget sama saya yang masih kaku dan terbata bata dalam setiap ucapan *curhat buuk*. 

Saigon Teracce Hotel berada tepat di persimpangan keramaian, dan di sini juga tersedia travel agen yang menjual paket paket tour dan tiket bus bagi para turis dan para tamu hotel.

Untuk kamar privatenya lumayan bagus, sesuailah dengan harganya. Walaupun tidak terlalu luas, tetapi fasilitas seperti air panas dan dingin, perlengkapan mandi, TV, AC, pembuat kopi, minibar sudah cukup bagi saya pribadi. Yang penting kamarnya nyaman buat beristirahat selama trip berlangsung, dan suasana kamarnya juga kedap suara dan jauh dari kebisingan jalan raya meskipun posisi hotelnya berada di persimpangan jalan raya yang ramai dengan lalu lalang kendaraan.
Menjelang malam, saya manfaatkan waktu yang hanya beberapa jam ini buat selonjoran kaki yang dari kemaren tidak ada istirahatnya. Mengumpulkan kembali tenaga buat nanti malam dan besok karena selama di sini kedua kaki ini akan menjadi kendaraan untuk keliling keliling HCMC district 1.

Malam ini mau berburu halal food, beli tour pack Chu Chi Tunnels buat besok pagi dan pastinya bakalan mengitari night market nya di Benh Tanh Area. Baca selanjutnya pada postingan kedua.

'Keep Travelling, Keep Writing'

EnryMazniDotCom - Dalam setiap perjalanan atau traveling, hal utama yang perlu di persiapkan adalah tiket *yaa dunk* pastinya. Selanjutnya...

EnryMazniDotCom - Dalam setiap perjalanan atau traveling, hal utama yang perlu di persiapkan adalah tiket *yaa dunk* pastinya. Selanjutnya kita juga harus mempersiapkan penginapan, kalau tidak pastinya kita tidak punya tempat menginap, ya kan? *basi ah*. Bagi saya seh setelah selesai berburu tiket murah meriah, persiapan berikutnya adalah mencari penginapan, baik hotel, hostel, guesthouse atau kadang kadang ngegembel aja untuk satu malam, lokasi tempat biasa saya ngemper tidak sembarangan loh, saya prefer yang ada AC nya, ada toiletnya buat bersih bersih dan yang pasti penginapan tersebut harus ramai.

Tempat terpilih yang biasa saya pakai adalah bandara, ya bandara menjadi sasaran empuk bagi saya untuk dijadikan tempat menginap dihari pertama. Kenapa saya memilih bandara, biasanya dihari pertama landing di negara tersebut waktunya pasti malam, jadi kayaknya nanggung banget kalau harus bayar penginapan untuk satu malam, lebih baik inap di bandara saja sampai besok mentari menjelang bersinar kembali.
Stasiun Kereta Api Bandung enrymazni.com
Stasiun Kereta Api Bandung
Beberapa bandara yang pernah saya jadikan tempat istirahat untuk semalam yaitu Hongkong international airport, Changi airport Singapore waktu ngetrip 2 hari 1 malam Singapore Johor Bahru. Nah kalau yang satu ini menjadi bandara langganan saya buat ngemper, mandi, leyeh leyeh dan lain lain. KLIA2 Kuala Lumpur International Airport 2 Malaysia, kok bisa langganan seh? Ya bandara KLIA2 sering saya jadikan sebagai bandara transit untuk terbang lanjutan ke negara negara lain, mungkin bisa dikatakan saya termasuk salah satu Airasia lover, yaaaa Airasia selalu menemani disetiap traveling over the world saya *cieee jauh amat travelingnya*.

Ok, balik ke penginapan, jadi setiap traveling saya sebenarnya tidak terlalu pilah pilih penginapan, yang penting bisa untuk mandi buat bersih bersih badan, kamarnya bersih, tidak peduli walaupun kamar mandinya bersama alias share bathroom. Bahkan sesekali juga saya memilih penginapan dengan tipe kamar dormitory / asrama, yang satu kamar isinya bisa 4 sd 8 orang campur dengan para traveler lainnya. Namun sesekali saya juga memilih private room yang semua fasilitasnya didalam, maksud fasilitas disini adalah seperti kamar mandi ya. Apalagi saat ini banyak banget website website penyedia booking hotel yang berani ngasi diskon besar besaran untuk kamar private, kalau sudah seperti ini saya lebih memilih untuk mengambil private room dari pada dormitory.
Pulas Inn Cipaganti enrymazni.com
Pulas Inn Cipaganti
Jadi, tidak hanya maskapai saja ya yang saat ini keblingeran ngasi promo terbang murah, hotel / penginapan pun tidak mau ketinggalan untuk merebut hati para traveler agar tertarik dengan promo tawarannya. Actually, *jiahhhh bahasa inggris* yang promo promo murah meriah sekali bukan pihak hotelnya, tetapi adalah website online penyedia jasa booking penginapan, seperti traveloka yang menyediakan untuk tiket pesawat dan hotel dan saat ini malah memudahkan kita kalau mau mencari tiket pesawat sekaligus hotel, karena traveloka sudah meluncurkan fitur baru yaitu booking pesawat plus hotel dalam satu pencariannya, sama dengan fitur AirasiaGo nya Airasia. Masih ada lagi jasa website online lainnya, pegipegi, agoda, booking, reservasi, via, tiket tokopedia dan masih banyak lagi dan terakhir yang saya gunakan adalah tinggal[.]com.
Berbagai jenis penginapan yang pernah saya booking dan menginap baik di luar maupun dalam negeri, tetapi guesthouse yang satu ini bagi saya sangat berbeda sekali. Suasana kekeluargaan sangat saya rasakan saat nginap disini, keramahan staf nya, kebersihan guesthousenya dan yang paling menarik adalah murahnya yang tidak ketolongan *hahaha*. Berawal dari informasi teman teman grup yang saya ikuti bahwa ada website jasa booking hotel baru yang lagi mengumbar ngumbar promo murahnya untuk penginapan di beberapa kota di Indonesia, tak tunggu lama lama saya pun saat malam itu langsung menuju website tinggal[.]com karena penasaran sekali dengan promonya.

Setelah cek ricek di beberapa kota akhirnya saya memilih Bandung untuk menikmati promo murah dan saya mendapatkan promo Rp 23.000 an per malam di Pulas Inn Bandung, sebelum payment, saya pastikan dulu jenis kamar yang ditawarkannya apakah private room atau dormitory room dan ternyata untuk harga segitu adalah untuk tipe kamar private dan harga normal sebenarnya adalah Rp 190.000 / malam.
Pulas Inn Private Room enrymazni.com
Pulas Inn Private Room
Setelah selesai proses payment dan mendapatkan evoucher via email, beberapa hari kemudian saya menghubungi pihak Pulas Inn nya just for make sure kalau bookingan saya confirmed dan itu benar benar tipe kamar private room. Kemudian pihak Pulas Inn nya membenarkan tentang bookingan saya, sampai disini saya lega karena promo tersebut benar adanya, kenapa saya menghubungi pihak hotelnya?

Karena dari beberapa kasus kasus promo murah meriah seperti itu baik hotel maupun pesawat ada beberapa bookingan teman teman yang sudah payment di cancel sama pihak hotel / pesawat dengan berbagai alasan tapi yang sering seh mereka berkilah kalau terjadi eror fare di website mereka bagi pesawat, kalau hotel biasanya pihak yang menyelenggarakan promo murah itu yang bermasalah dan mungkin dia membayar ke pihak hotelnya dengan harga promo fare tadi, makanya terkadang bookingan kita sering di cancel.

Ok, kembali ke penginapan Pulas Inn tadi, akhirnya saya memilih tinggal disini selama 4 hari 3 malam dengan total pembayaran lebih kurang Rp 69.000 an. Bahkan saat saya disana ngobrol ngobrol sama pihak resepsionisnya mereka kaget dan tidak percaya kalau saya dapat harga promo semurah itu, *namanya juga pemburu* yang namanya murah murah pasti diburu sampai dapat. Sempat ragu awalnya mau ke Bandung, karena sebenarnya saya tidak ada tujuan apa apa di Bandung, jadi datang ke Bandung hanya untuk menunaikan hajatan promo murah meriah guesthouse saja.

Jadilah beberapa hari di Bandung saya hanya meng leyeh leyeh kan diri di Pulas Inn tanpa tujuan yang jelas, setiap hari bangunnya telat agak siangan terus lanjut ngobrol ngobrol sama resepsionisnya dan paling berkesan adalah sama ibuk Aan, begitu panggilan beliau sehari harinya.
Pulas Inn Resepsionis enrymazni.com
Pulas Inn Resepsionis
Sehari hari saya di Pulas Inn hanya di isi dengan ngobrol ngobrol sama Bu Aan, karena sudah merasa cocok dan klop di setiap obrolan, Bu Aan pun tidak sungkan menceritakan pengalam hidupnya dari lajang sampai sekarang ini sudah punya 2 anak, Bu Aan sebenarnya asli Tasikmalaya dan beliau sudah semenjak gadis bekerja di Bandung dan sedikit membuat saya senyum senyum sendiri saat mendengar beliau mengatakan bahwa dia mau punya suami orang kota, heheh akhirnya kesampaian juga ya Bu Aan dan Alhamdulillah saat ini kehidupan Bu Aan bisa dikatakan dengan ekonomi mapan. 


Selain bercerita tentang kehidupan masa lalunya, Bu Aan juga menceritakan usaha musimannya setiap bulan ramadhan, yaitu jual kolak, bubur dan lainnya. Katanya Alhamdulillah 2 tahun terakhir ini usahanya maju dan ramai peminatnya dibanding awal awal buka usaha tersebut, sedikit sedih mendengar ceritanya tapi berkat ketidakputusasaan beliau dan saat ini beliau menerima manisnya hasil perjuangan dan kegigihannya.

Saat ini Bu Aan bekerja sebagai resepsionis di guesthouse Pulas Inn, guesthouse ini beralamat di Jl Hegar Asih No.4 Cipaganti Bandung. Suasana saat saya menginap disinipun sangat adem, tenang, bersih dan lebih senang lagi dengan keramahan staf staf Pulas Inn terutama Bu Aan, yang benar benar cepat akrab sama pelanggan yang nginap di sini.

Nilai plus lainnya kalau nginap di sini selain bersih, nyaman, tenang adalah lokasinya, ya Pulas Inn berada di tengah tengah antara 2 jalan utama yaitu Jl Cipaganti dan Jl Cihampelas. Hanya butuh beberapa menit saja menuju ke Ciwalk, lokasi paling ramai digemari para wisatawan, apalagi sekarang sudah ada Sky Terrace Cihampelas yang bikin nyaman pengunjung.

Untuk memudahkan menuju lokasi Pulas Inn, cukup ingat saja Ardan Radio, nah Jl Hegar Asih tepat berada diseberang jalan Ardan Radio Cipaganti. Kalau kamu ingin merasakan penginapan yang homy banget pas ke Bandung, coba aja deh ke Pulas Inn dan tidak akan menyesal dan lokasinya juga berada di tempat yang tepat. Karena guesthouse ini memang menerapkan konsep penginapan yang homely, saat kita menginap disinipun tersedia dapur lengkap dengan peralatan memasak dan diperbolehkan kok untuk para tamu yang mau memasak makanan sekadarnya.

Untuk urusan sarapan, disediain nasi uduk setiap paginya, nah kalau mau mintak dibuatin teh juga bisa atau buat teh sendiri aja langsung ke dapurnya dan anggap seperti rumah sendiri saja.

'Keep Traveling Keep Writing'

EnryMazniDotCom  - Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, TNBTS yang terletak di beberapa Kabupaten di Jawa Timur ini memang menjadi salah sa...

EnryMazniDotCom - Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, TNBTS yang terletak di beberapa Kabupaten di Jawa Timur ini memang menjadi salah satu magnet wisata luar biasa bagi Indonesia, khususnya bagi propinsi Jawa Timur sendiri. Gunung Bromo salah satunya, yang memikat para wisatawan untuk datang dan datang lagi ke sini. Nah, di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru ini mempunyai beberapa tempat wisata juga selain Gunung Bromo tadi, karena saat kita mengunjungi Taman Nasional ini kita akan disuguhi beberapa tempat wisata yang masih dalam satu kawasan TNBTS. Tidaklah heran kalau Taman Nasional Bromo Tengger Semeru tidak pernah sepi dari pengunjung, baik lokal maupun mancanegara yang sengaja datang untuk menikmati keindahan alam Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

Berikut beberapa lokasi wisata yang akan kami kunjungi masih dalam rangkaian 'Malang Trip' adalah Kawah Bromo, Pasir Berbisik, Bukit Teletubbies dan Coban Pelangi. Setelah sebelumnya melihat sunrise di Penanjakan Bromo, melihat Kawah Bromo dengan hamparan Lautan Pasir dari Bukit Cinta (Love Hill). Semua tempat yang kami kunjungi sudah termasuk dalam paket tour #enjoybromo yang terbilang murah dengan pelayanan yang luar biasa.
Gunung Bromo enrymazni.com
Gunung Bromo
Jarak dari lokasi Lautan Pasir ke Kawah Bromo tidaklah jauh, jeep kamipun bergerak perlahan dengan para penumpangnya yang beridiri di atas atap jeep. Menjelang sampai di lokasi, terlihat banyaknya jeep jeep touring lainnya yang sudah parkir, tak lama kemudian kamipun di iringi oleh para 'pekuda' yang menawarkan jasanya untuk menunggang kuda menuju tangga utama menaiki Kawah Bromo. Jeep tidak diperbolehkan untuk langsung menghantar kami langsung ke tangga Kawah Bromo, karena disitu ada rezeki para pekuda untuk menjual jasa trasnportasi kudanya menghantarkan ke tangga Kawah Bromo. Bagi kamu yang ingin merasakan serunya berkuda di lautan pasir sambil berkuda tidak ada salahnya untuk mencoba.

Kawah Bromo

Salah satu dari kami menggunakan kuda untuk menuju ke tangga Kawah Bromo, sebenarnya lumayan jauh juga seh jarak pembatas tugu (parkiran jeep) menuju tangga Kawah Bromo, tetapi kami lebih memilih untuk berjalan kaki saja sambil menikmati luasnya hamparan lautan pasir. Sesampai di bawah anak tangga Kawah Bromo, sedikit membuat kami harus berhenti sebentar untuk mengatur nafas sebelum memulai menaiki satu per satu anak tangga menuju puncak Kawah Bromo. Menjelang sampai di tangga gerbang Kawah Bromo ini ada sedikit tanjakan yang lumayan membuat nafas kita terengah-engah.

Ada sekitar 200 anak tangga yang harus kami pijak untuk sampai di puncak Kawah Bromo, tapi karena rasa penasaran ingin melihat langsung sumber asap yang mengepul dari Kawah Bromo, maka sampailah saya di puncak tanpa berhenti sedikitpun dari mulai anak tangga pertama sampai ke anak tangga terakhir. Berbeda dengan beberapa teman saya yang beberapa kali berhenti saat menanjak anak tangga *Mereka lemah wkwkw*.
Kawah Gunung Bromo enrymazni.com
Kawah Gunung Bromo
Saat itu pengunjung lumayan ramai, turun naik tangga silih berganti seperti antrian sembako murah, tidak ada putusnya saat dilihat dari atas Kawah Bromo. Saat berada di puncak, harus ekstra berhati hati saat berdiri dipinggirin Kawah Bromo, karena tidak ada pagar pengaman yang menurut saya kurang maksimal, apalagi disisi kiri Kawah Bromo tidak ada pagar pengaman sama sekali. Lebar jalan dipuncak Kawah Bromo pun kecil, hanya bisa untuk berselisih 2 orang saja. Jadi tetap waspada ya selama kamu berada di puncak Kawah Bromo.

Pasir Berbisik

Sebenarnya masih mau berlama lama di puncak Kawah Bromo, apalagi saya belum kesampaian mencapai puncak tertinggi dari Kawah Bromo. Kami sudah harus mengakhiri kunjungan di Kawah Bromo dan beranjak ke tempat berikutnya yaitu Pasir Berbisik. Lokasi ini juga masih berada dalam kawan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dan tidak terlalu jauh dari Kawah Bromo. Saat tiba dilokasi, suasana pagi itu diselimuti kabut pergunungan yang membuat pandangan menjadi tidak leluasa karena berkabut. Padahal kawasan Pasir Berbisik sangat luas.
Pasir Berbisik enrymazni.com
Pasir Berbisik
Asal nama Pasir Berbisik diambil dari judul sinetron dan kalau kita perhatikan secara seksama saat berada dilokasi memang ada tiupan angin menerpa dipermukaan lautan pasir yang menghasilkan bunyi isik isik. Pasir Berbisik mulai dikenal menjadi tempat wisata pada tahun 2002 dan dijadikan lokasi syuting film dengan judul yang sama 'Pasir Berbisik'.

Tidak banyak yang bisa kami lakukan disini, paling hanya menjadikan spot spot untuk berpoto karena Pasir Berbisik merupakan kawasan hamparan lautan pasir, sama persisnya dengan Kaldera / Lautan Pasir yang kami datangi sebelumnya. Karena lokasi Kawah Bromo, Lautan Pasir dan Pasir Berbisik berdekatan makanya mereka mempunyai kesamaan.

Padang Rumput Savana / Bukit Teletubbies

Lokasi ini sedikit menjauh yaiutu bagian selatan dari Kawah Bromo, sekarang waktunya kami menikmati kehijaun perbukitan dari Bukit Teletubbies. Lokasi yang masih berada dalam satu kawasan Taman Nasional Bromo ini menyajikan hamparan hijaunya rerumputan dari perbukitan yang mengelilingi kami, ingin rasanya berlarian menanjaki perbukitan ditemani segarnya udara membuat rasa kantuk dan lelah begadang tadi malam langsung hilang, tetapi sayang saat itu cuaca belum bersahabat dengan kami karena hujan. Kami hanya bisa menikmatinya diseputaran lokasi berhenti jeep saja, dengan menggunakan payung kami langsung berpoto dengan latar belakang bukit teletubbies tadi, tetapi tidak bisa langsung menginjakkan kaki di atas bukitnya.
Bukit Teletubbies dan Teletubinya enrymazni.com
Bukit Teletubbies dan Teletubinya

Hamparan padang rumput dari perbukitan yang mirip dengan perbukitan dalam serial anak anak yaitu Teletubbies, membuat suasana lebih tenang sejuk dengan pemandangan hijau mengelilingi kami. Di Bagian Timur kita akan disuguhi tebing yang menjulang tinggi diatas bukit yang dipenuhi pepohonan hijau, saat berada disini kita akan merasakan perbedaan yang sangat kontras disaat berada dilautan pasir Bromo sebelumnya.

Destinasi berikutnya, yaitu ke air terjun Pelangi yang masih masuk dalam paketan Bromo tour kami. seperti biasa perjalanan menuju lokasi dengan menggunakan jeep masih melewati jalan jalan yang penuh dengan berbatuan gunung, meskipun selama perjalanan menuju lokasi diguyur hujan sedikit membuat kami hopless untuk nge track ke air terjun. Selain bakalan basah basahan karena hujan, jalur tracking pun ke lokasi pun pastinya bakalan licin dan sedikit berisiko sebenarnya. Sesampai di gerbang masuk lokasi, kami masih ragu untuk melanjutkan menuju lokasi karena hujan masih turun walaupun tidak begitu lebat. Sambil menunggu hujan berharap bisa reda kamipun memilih duduk di warung sambil melepas penat. Dan sampai akhirnya kami memutuskan untuk tidak ke air terjun Pelang ini.


Kondisi cuaca memang tidak bisa di prediksi, walaupun saat berada di gunung Bromo tadi cerah dan ketika siang cuaca berubah hujan. Sebelum mengakhiri Bromo tour kami hari ini, kami meminta ke driver nya untuk mengunjungi danau yang berada di gerbang pendakian Semeru yaitu di Ranu Pane, dengan sedikit tambahan fee kamipun menuju ke Ranu Pane dan lagi lagi kami harus extra hati hati saat menempuh jalan yang berbatuan dan licin akibat guyuran hujan. Sesampai di Ranu Pane hujan pun semakin deras, dan singkat cerita di Ranu Pane kami hanya bisa berteduh sambil menunggu hujan sedikit reda dan rencana awal melihat danau pun tidak bisa berlangsung lama.
Kampung Warna Warni/Jodipan - Malang enrymazni.com
Kampung Warna Warni/Jodipan - Malang
Akhir perjalanan satu hari Bromo pun diakhiri dengan mengunjungi kampung warna warni di Malang, atau dikenal dengan kampung Jodipan. Warna yang mencolok dari setiap rumah warga membuat rasa penasaran bagi siapapun yang melewati area ini. Sebuah perkampungan yang disulap menjadi lokasi tujuan wisata saat ke Malang, Tiket masuk ke perkampungan Jodipan tidaklah terlalu mahal, cukup 2.000 rupiah/orang kita sudah bisa berkeliling keliling perkampungan dan pastinya lokasi ini instagrammable banget. Lagi lagi kami tidak bisa berlama lama dikarenakan masih turun hujan sejak kami dari Ranu Pane sampai kembali di Malang. Perkampungan Jodipan juga bisa terlihat saat kita menggunakan kereta api memasuki stasiun Malang Kota dari arah Jakarta.

Walaupun sore itu Malang diguyur hujan, setidaknya kami bisa menginjakkan kaki di perkampungan Jodipan yang hits banget sebagai lokasi wisata di Malang. Dan sore ini berakhir lah semua rangkaian Bromo tour yang di mulai dari jam 12.00 malam.

'Keep Travelling Keep Writing'

EnryMazniDotCom - Selamat tahun baru 2017 buat semua, memang agak telat seh tapi gak apa apa lah karena masih di bulan februari kok jadi b...

EnryMazniDotCom - Selamat tahun baru 2017 buat semua, memang agak telat seh tapi gak apa apa lah karena masih di bulan februari kok jadi belum basi basi banget ya. Di awal tahun ini saya memulai trip lagi masih bersama #Travelmate saya Firman, Trip awal tahun 2017 ini saya bersama Firman mencoba untuk menjajal negara tetangga yang masih seputaran negara ASEAN. Ini negara ASEAN ke 8 yang berhasil saya kunjungi setelah Singapore, Malaysia, Thailand, Philipina, Vietnam, Cambodia, dan pastinya negara saya tercinta Indonesia.

Dan masih ada 2 negara ASEAN lagi yang harus saya finishkan yaitu Myanmar dan Laos, nah bisa ditebak kan negara ASEAN yang saya kunjungi saat ini? Yap, Brunei Darussalam, salah satu negara yang dikenal dengan ketentraman dan kesejahterannya masyarakat Brunei. Dan negara yang menurut saya jarang akan konflik baik politik, ekonomi, sara dan lain lainnya, ini negara dengan 1001 kedamaian, #kayak bener aja kata kata gue. 

Mesjid Brunei Darussalam
Mesjid Brunei Darussalam
Tapi, Brunei juga bisa dikatakan negara yang sepi akan para wisatawan bila dibandingkan beberapa negara ASEAN lainnya. Tetapi piliahan travelling saya kali ini tidak lah salah, meskipun Brunei bukan salah satu negara tujuan wisata populer bagi para ‘koper’ maupun ‘backpacker’. Karena rasa penasaran yang sangat tinggi akan negara yang ‘adem ayem’ ini maka saya pun memutuskan untuk menginjak kaki pertama kalinya bersama maskapai si merah yang selalu ‘menyediakan’ tiket murah meriah tetapi tidak murahan.

Perjalanan saya mulai dari Jakarta, dengan menumpang Airasia yang menerbangkan saya dari terminal 2 Soekarno-Hatta pukul 19.50 menuju KLIA2 Kuala Lumpur. Seperti biasa, saya selalu mengandalkan KLIA2 sebagai tempat transit disetiap travelling, salah satunya ya karena promo murah meriahnya Airasia adalah masuk dan keluar dari Kuala Lumpur. Penerbangan memakan waktu lebih kurang 2 jam terasa amat sangat lama bagi saya pribadi, tetapi alhamdulillah perjalanan Jakarta Kuala Lumpur selamat dan landing dengan sempurna, tepat pukul 22.20 pesawat pun sudah menginjakkan kakinya di landasan pacu KLIA2 dan saatnya untuk bersiap siap segera turun. 

Langkah kaki saya dan para penumpang lainnya mulai melangkah keluar pesawat, dari pintu pesawat menuju imigrasi bandara lumayan jauh tapi tidak terasa karena saya pun mengisinya dengan mengobrol sama travelmate saya. Urusan imigrasi pun berjalan lancar tanpa banyak basa basi petugas imigrasinya langsung menstempel pasport saya sebagai tanda saya diperbolehkan masuk ke negara mereka.

Sambil menunggu penerbangan lanjutan ke Brunei besok paginya pukul 06.40 kami ingin bersantai malam di KLIA2 saja sesuai dengan rencana awal. Tapi memang dasarnya aja tidak pernah bisa duduk diam, akhirnya malam itu kami putuskan untuk pergi ke Bukit Bintang, dengan menumpangi Bus dari bandara menuju KL Sentral. Padahal waktu sudah menunjukkan pukul 23.00 an dan yakin sekali saat tiba di KL Sentral tidak ada lagi monorail yang beroperasi menuju Bukit Bintang dan you know what? saat tiba di KL Sentral suasananya sudah sepi dari aktifitas hilir mudik manusia yang biasanya sangat padat untuk ukuran sebuah terminal seperti KL Sentral.


Akhirnya kami menggunakan prinsip seperti kata pepatah ‘banyak jalan menuju roma’ meskipun sudah tidak ada lagi monorail yang beroperasi kamipun menggunakan ‘monolegs’ kami masing masing berjalan menuju Bukit Bintang di tengah malam disaat orang lain sudah menikmati indahnya tidur dan beristirahat. Dari KL Sentral menuju Bukit Bintang dengan jalan kaki bisa kami tempuh lebih kurang 1 jam sambil membawa carrier masing masing dipunggung (usaha yang luar biasa).

Sebenarnya tidak ada yang mau dilihat seh ke Bukit Bintang sampai segitu ngototnya ke sana tengah malam dengan jalan kaki hahaha, sesampai di lokasi kamipun lanjut ke jalan Alor, tempat favorit sekitaran Bukit Bintang untuk sekedar duduk santai sambil mengisi perut kami yang tidak lapar lapar amat, karena saat landing di KLIA2 tadi kami sempat makan nasi padang yang dibawa dari Jakarta. Dengan perut yang setengah lapar dan keinginan yang sangat teramat kuat (huaaa lebay) untuk mencicipi makanan favorit saya yaitu Tom Yum akhirnya tercapai dengan perjuangan yang bisa dikatakan lumayan ya. Selesai makan kami pun lanjut kembali ke KL Sentral masih menggunakan ‘monolegs’, sesampai di KL Sentral kami langsung menaiki bus pertama yang beroperasional saat itu untuk kembali ke KLIA2. Bus pertama beroperasional dari KL Sentral menuju KLIA2 pukul 03.00.
Waiting For Boarding at KLIA2
Waiting For Boarding at KLIA2
Malam pertama kami di Kuala Lumpur sudah menghabiskan sejumlah uang, ongkos Bus KLIA2 menuju KL Sentral 12 MYR/orang x 2 orang 24 MYR, begitu juga ongkos baliknya. Dari KL Sentral menuju Bukit Bintang dengan menggunakan ‘monolegs’ ongkosnya gratis cukup beli ‘bensin’ saja air mineral ukuran 1,5 liter seharga 2.85 MYR dan makan malam di jalan Alor seporsi Tom Yum untuk berdua dan nasi putih seharga 18.5 MYR. Jadi total pengeluaran berdua malam ini 69.35 MYR (rate 3.050 IDR), ehhhh penting gak seh infoin biaya? Hahaha. Sesampai kembali di KLIA2 kami menuju ke area keberangkatan untuk print boarding pass di mesin ‘self check in’ dan masih tetap ke konter untuk cek dokumen (passport) setelah itu baru bisa masuk ke ruang tunggu. Dan kamipun sudah bersiap untuk berangkat menuju Brunei dalam beberapa jam lagi.

BRUNEI


Pagi ini semangat sekali rasanya untuk menempuh perjalanan selama 2 jam 25 menit menuju negara ASEAN ke 8 yang saya kunjungi, sebuah negara yang dalam pikiran saya akan sangat berbeda dengan negara negara lainnya yang sudah pernah saya kunjungi, kunjungan yang penuh dengan ekspektasi yang wah wah. Sebuah negara yang sangat jarang dijadikan sebagai tujuan wisata, dan mungkin bahkan beberapa para tavellers tidak memasukkan Brunei dalam list kunjungan wisatanya. Well, setiap orang pasti berbeda beda apa yang dia sukai dan apa yang ingin dilihat didalam setiap kunjungan/perjalanannya. 

Seperti yang saya lakukan, selain mempunyai misi untuk melengkapi list negara ASEAN yang harus saya kunjungi, pastinya ingin melihat kemegahan mesjid-mesjid yang dibangun oleh sultan Brunei. Brunei sebuah negara yang berada dalam satu pulau dengan negara Indonesia yaitu di pulau Kalimantan dan bertetangga dengan negara Malaysia juga. Brunei, Sabah, Pontianak bisa ditempuh melalui jalur darat dan menurut saya mempunyai kesamaan baik dari segi aksen bahasa dan budaya karena masih dalam satu rumpun/pulau Kalimantan.

Ok sebelum saya menceritakan kemana saja selama 3 hari di Brunei, saya sedikit mau berbagi hal hal yang menarik untuk di ketahui saat berada di Brunei dalam 9 Hal Tentang Brunei Darussalam Yang Menarik Saat Travelling.

1. Meskipun Brunei mata uang resminya adalah Brunei Dollar (BND), tetapi masyarakat setempat menyebutnya dengan Ringgit disetiap transaksi yang dilakukan, dan bukan Ringgit Malaysia ya. Alasannya karena dollar itu adalah negara komunis ‘begitu kata bapak asrama tempat saya menginap bilang’.

2. Coba perhatikan uang kertas Brunei, mempunyai dua sisi yang berbeda contoh dalam uang kertas 10 BND dimana satu sisinya tertulis dengan tulisan ‘Ten Dollar’ sementara disisi sebelahnya tertulis ‘Sepuluh Ringgit’.
Touch Down Brunei Intl Airport
Touch Down Brunei Intl Airport
3. Saat pertama cek in di Hostel ‘Youth Centre’ kami sempat mengobrol dengan kepala asramanya, saat itu saya memanggilnya dengan sebutan Bapak/Pak tetapi si Bapaknya tidak mau dipanggil dengan sebutan ‘Bapak/Pak’ karena dia bilang saya bukan bapak kamu, lebih baik manggilnya dengan sebutan ‘Om’ saja.

4. Jangan bayangkan Brunei seperti Kuala Lumpur/Singapore yang ramai akan aktifitas, apalagi disamakan dengan Indonesia. Brunei itu lebih sepi, baik di jalan raya maupun di tempat tempat tertentu, kendaraan yang hilir mudik di jalan raya pun bisa dihitung dengan jari.


5. Transportasi yang harganya terjangkau di Brunei adalah dengan menggunakan Bus dan ongkosnya 1 BND untuk sekali jalan kemanapun dalam Brunei.

6. Bus yang digunakan sebagai transportasi pun jangan bayangkan seperti busway, bus bus seperti di Singapore, karena bus di Brunei itu adalah bus bus jadul yang masih difungsikan dan tentunya kenyamanan penumpang tidak diabaikan meskipun bus jadul, karena setiap bus menggunakan AC.

7. Ini yang menarik, setiap kami menggunakan bus selama di Brunei, hampir 90 % orang Indonesia sebagai driver dan kernetnya.

8. Selain Dollar Brunei (BND) sebagai mata uang resmi untuk bertransaksi oleh masyarakat setempat, kita juga bisa menggunakan Dollar Singapore (SGD) sebagai mata uang yang sah untuk bertransaksi, karena rate mata uang BND dan SGD itu sama, alias 1:1.

9. Dan pastinya masyarakatnya sejahtera.

Ok, semoga beberapa hal diatas bisa membantu dari sedikit hal yang saya ketahui saat di Brunei. Dan saya akan berbagi cerita Brunei di postingan selanjutnya.

'Keep Traveling Keep Writing'